Mongabay.co.id

Panen Raya Ikan Tambak, Pasar Ikan di Lamongan Penuh Sesak

 

Kendaraan roda empat bermuatan ikan saling bergantian memasuki area Pasar Ikan di Lamongan. Pagi itu, suasana nampak ramai. Para buruh angkut lalu lalang memikul ikan dari kendaraan pick up menuju ke tempat penimbangan, sebelum pada akhirnya disetorkan ke pengepul.

Sebagian lagi ada yang menyiapkan es batu untuk dicampur dengan ikan di keranjang. Proses pendinginan itu dilakukan agar ikan terlihat segar dan awet. Selain itu, agar kandungan asam lemak dan protein bisa tetap terjaga.

Sementara, para pedagang nampak riuh menjajakan ikan, ada yang berukuran besar, ada pula yang berukuran kecil. “Sekarang ini lagi musim panen raya, tambak ikan banyak yang mau ditanami padi. Sehingga ikan berukuran kecil pun juga dipanen,” ucap Fatonah disela kesibukannya mencatat ikan bandeng dalam keranjang yang terbuat dari bambu itu, Selasa (15/06/2021).

Sambil menunggu tenaga kerjanya menimbang ikan, perempuan kelahiran 1975 ini terus melayani calon pembeli yang datang silih berganti. Suasana menjadi hidup tatkala calon pembeli mulai menawar harga. Begitu ada yang cocok, ia lalu menuliskan angka di kertas kecil, yang kemudian kertas itu ditempelkan di atas ikan yang ada di keranjang menandakan jika ikan tersebut sudah laku.

baca : Waspadai Kapal Ikan Asing karena Musim Terbaik Laut Natuna Utara Masih Terus Berlangsung

 

Seorang pedagang melintas diantara tumpukan ikan bandeng (Chanos chanos) di Pasar Ikan, Lamongan, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Harus Habis Dalam Sehari

Pedagang lain, Tri Hanik (42) mengatakan untuk ikan yang dijual tersebut dalam sehari sistemnya harus habis. Jika tidak habis resiko kerugian yang dihadapi justru semakin besar. Sebab, semakin siang kondisi ikan akan semakin basi, dan itu akan sangat berpengaruh ke harga jual.

Turunya harga ikan ini bisa juga karena dipicu dengan kualitas rendah dan banyak rusak. Adanya es batu di pasar ikan menurutnya masih belum mencukupi kebutuhan para pedagang ikan, apalagi saat panen raya seperti sekarang ini.

“Tidak pernah sampai nimbun. Rugi bati (untung) ya harus habis hari ini,” jelas perempuan tiga anak ini, yang mengaku saat berjualan kadangkala juga mengalami rugi. Namun, bagi dia untung rugi itu sudah hal yang biasa. Pada prinsipnya dia selalu percaya bahwa dalam usaha itu tidak selalu mengalami rugi, adakalanya keuntungan yang didapat juga banyak.

Atas dasar itulah Hanik, panggilan akrabnya mengaku bertahan selama 25 tahun menekuni profesi ini. Bahkan, beberapa keluarganya juga banyak yang terinspirasi, akhirnya juga ikut berjualan di Pasar Ikan Lamongan.

baca juga : Nelayan Ikan Asin Tuai Berkah Saat Musim Kemarau

 

Pasokan ikan di Pasar Ikan yang berada di jantung kota Lamongan sedang melimpah karena para pembudidaya ikan tambak banyak yang panen. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Di pasar ini berbagai jenis ikan ditawarkan, para pedagang menjual dengan kondisi yang masih sangat segar. Ikan yang dijual tersebut yang paling mendominasi yaitu jenis ikan bandeng (Chanos chanos). Selebihnya ada juga ikan nila (Oreochromis niloticus), tombro (Tor putitora), ikan tawes (Barbonymus gonionotus), lele (Clarias) dan udang vaname (Litopenaeus vannamei).

 Di pasar yang berada di jantung kota ini seolah tidak pernah sepi pembeli, kebanyakan para pembeli datang dari berbagai daerah seperti Malang, Gresik, Tuban, Blitar, Mojokerto, untuk mencari ikan segar yang kemudian untuk di jual lagi, bahkan ada juga yang masuk ke pabrik.

Secara umum usaha penjualan ikan mempunyai kontribusi yang cukup penting dalam ketersediaannya hasil perikanan untuk kebutuhan masyarakat dalam sehari-hari.

Pengusaha ikan lainnya Faida (37) mengaku semenjak berjualan di Pasar Ikan Lamongan perekonomiannya bisa terbantu dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, beban suami untuk menafkahi keluarga juga jadi berkurang. Bahkan, berkat berjualan ikan dirinya juga bisa membiayai anaknya untuk sekolah.

baca juga : Dialog Dengan Jokowi, Nelayan Curhat Ketidakstabilan Harga Ikan dan Isu Cantrang

 

Selain ikan bandeng, di Pasar Ikan Lamongan juga dijual ikan nila, tombro, ikan tawes, dan udang. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Lahan Perlu Dilebarkan

Sektor Perikanan dan Kelautan adalah salah satu sektor ekonomi yang mempunyai peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, terkhusus dalam penyediaan protein. Selain itu juga perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja. Kacung Rawi, Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pasar Ikan Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan menjelaskan, untuk jumlah pengepul ikan yang sudah terdaftar di Pasar Ikan Lamongan ini kurang lebih ada 39 orang.

Dia bilang, untuk bulan ini pasokan ikan memang sedang melimpah sebab para pembudidaya banyak yang panen. Normalnya, sebelum panen raya ikan yang terjual itu sekitar 60-70 ton perharinya. Untuk sekarang ini perharinya hampir 100 ton terjual.

“Bulan Juni ini yang paling menonjol (banyaknya ikan), perkiraan bulan Agustus sudah mulai normal lagi,” ucap Rawi, panggilan akrabnya. Meski begitu, lanjut dia, tidak berpengaruh ke harga ikan, naik turunya tidak terlalu anjlok.

 

Sebelum ikan didistribusikan ke pengepul, ikan terlebih dahulu ditimbang. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Berdasarkan data yang dihimpun, ikan bandeng ditingkat pengepul itu kisaran Rp15-24 ribu perkilo, tergantung besar kecilnya. Harga ini sewaktu-waktu juga bisa berubah tetapi tidak signifikan. Jika toh ada yang turun signifikan itu harga ikan dalam kondisi basi, atau juga ikan berukuran kecil, biasanya ikan kecil ini dibeli untuk campuran pakan ikan lele atau kerapu (Epinephelus).

Hanya disaat panen raya seperti sekarang ini untuk kendala yang dihadapi yaitu kondisi lahan yang sempit. Sehingga kendaraan yang membawa ikan yang akan didistribusikan harus mengantri terlebih dahulu. Bahkan dalam kondisi pasar penuh, pihaknya tidak memperbolehkan kendaraan untuk masuk.

“Kalau sudah penuh ya kita suruh keluar saja,” ujarnya. Selain itu, untuk menampung ikan supaya tidak basi diperlukan juga adanya cold storage untuk tempat penyimpanan ikan.

“Bu Gubernur Jatim sudah pernah kesini, dan menjanjikan itu. Tapi sampai sekarang masih belum ada realisasi. Mudah-mudahan tahun ini bisa dilaksanakan,” harapnya.

 

Buruh angkut memindahkan ikan dari kendaraan pick up untuk kemudian dibawa ke tempat penimbangan. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version