Mongabay.co.id

Foto: Mengikuti Perjalanan Ikan Tangkapan Nelayan di Teluk Saleh

Teluk Saleh di Pulau Sumbawa secara administratif terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Dompu. Secara geografis wilayah yang luasnya sekitar 2.000 km persegi ini adalah perairan teluk semi tertutup yang terhubung dengan Laut Flores.

Dikarenakan letak geografisnya, kekayaan hayati perairan Teluk Saleh amat luar biasa, maka tak heran kawasan Teluk Saleh, Moyo dan Tambora (Samota) pun ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO sejak 19 Juni 2019 di Paris.

Selain kekayaan hayati laut, maka ikan konsumsi menjadi pendapatan utama masyarakat pesisir di sini.  Dr Soraya Gigentika, peneliti perikanan dari Universitas Mataram dalam acara Bincang Alam Mongabay menyebutkan ikan yang ditangkap di Teluk Saleh berasal dari sekitar 71 spesies.

Ikan terbanyak ditangkap yaitu dari jenis tongkol, tuna, kerapu, kakap, kue dan baronang. Adapun komoditas utama ikan yang memiliki nilai ekonomis penting adalah tongkol dan tuna. Ikan-ikan ini umumnya ditangkap dengan menggunakan

“Produksi perikanan tangkap yang didaratkan nelayan sebesar 170 ton/hari. Sementara rata-rata produksi kerapu sekitar 22 kg/hari dan ikan kakap 78 kg/hari,” tutur Soraya.

Sebagai contoh, harga ikan kerapu panjang sekitar 57 cm, harga jual di tingkat nelayan adalah Rp 35-80 ribu/kg. Adapun kakap nilai jualnya sekitar 30-75 ribu per kg.

Saat ini, melalui Pergub Nomor 32 tahun 2018 tentang Rencana Aksi Pengelolaan Perikanan Kerapu dan Kakap Berkelanjutan di Teluk Saleh, Teluk Cempi, Teluk Waworada, dan Perairan Sape tahun 2018-2023, Pemda setempat mengatur agar perikanan tangkap di wilayah ini tidak overfishing dan terus berkelanjutan.

Baca juga: Berkah Teluk Saleh: Hiu Paus, dan Harta Karun Kerapu Kakap untuk Warga

 

Kapal bagang ikan di Teluk Saleh. Armada penangkap ikan seperti ini biasa dijumpai di perairan Sumbawa dan sekitarnya. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Lampu sejenis ini dipasang di bagang, fungsinya untuk memancing ikan agar naik ke permukaan di saat bulan gelap. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Awak kapal bagang membersihkan jaring. Biasanya mereka berasal dari nelayan setempat, dengan waktu kerja di bagang selama sekitar seminggu, sebelum shift ke darat. Foto; Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Nelayan beristirahat setelah menarik jaring dan menaikkan ikan. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Saat pagi merekah di kapal bagang nelayan. Salah satu hiburan para nelayan di saat pagi adalah melihat hiu paus yang mendatangi kapal mereka. Foto: Ridzki RI Sigit/Mongabay Indonesia

 

Hiu paus (Rhincodon typus) salah satu ikan yang sering mendatangi bagang nelayan. Spesies ini biasanya “mendapat jatah” makanan ikan-ikan kecil by catch nelayan. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Pembeli biasanya mendatangi bagang, sesaat setelah ikan ditangkap. Ikan-ikan ini di bawa ke kota-kota terdekat di sekitar Teluk Saleh. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Hasil tangkapan lain selain ikan oleh para nelayan, seperti kepiting ini. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Beragam jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan. Foto: RIdzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Ikan yang ditangkap berasal dari beragam jenis, temasuk kerapu. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Ikan adalah sumber pemenuhan protein bagi anak-anak di sekitar Teluk saleh. Di foto tampak anak-anak Desa Labuhan Haji mendapatkan ikan. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Ikan-ikan tangkapan yang dijemur di pinggir jalan. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Menjemur ikan adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh masyarakat. Di foto tampak seorang ibu di Tarano, Sumbawa sedang menjemur ikan. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

***

Foto utama: Aktivitas nelayan bagang saat menarik jaring ikan di pagi hari. Foto: Akita Verselita/Mongabay Indonesia

 

 

Exit mobile version