Mongabay.co.id

Pesona Geopark Ciletuh dan Dilema Kunjungan Wisata Era PPKM

 

Daerah Teluk Ciletuh termasuk dalam wilayah wisata internasional yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Global Geopark. Predikat ‘Global Geopark’ yang diberikan pada wilayah ini sesuai dengan keindahan alam yang ditawarkan.

Wilayah wisata tersebut saat ini dikelola oleh Badan Pengelola Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp) di bawah Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Terdapat sebanyak 64 potensi wisata unggulan yang tersebar di delapan kecamatan di wilayah CPUGGp. Potensi-potensi tersebut cukup beragam dari panorama geologi, air terjun dan wisata pantai.

Para wisatawan yang datang ke teluk ini bakal disuguhkan dengan lanskap pemandangan dari amphiteater raksasa dan beberapa air terjun hasil dari proses geologi di masa lampau.

Proses tektonik yang terjadi sekitar 5-8 juta tahun lalu mengakibatkan runtuhnya sebagian Formasi Jampang sehingga bisa membentuk morfologi alami dan dinikmati sebagai wisata saat ini. Sebagian obyek wisata dapat dilihat dan dinikmati saat berkendara dari jalan utama.

Keanekaragaman geologi (geodiversity) Teluk Ciletuh yang unik dan membentuk sebuah panorama alam menjadi salah satu daya tarik utama dari taman bumi di pesisir selatan Jawa Barat ini.

Baca juga: Terdampak Pandemi, Hutan Wisata Mata Kucing Batam Kesulitan Beri Pakan Satwa

 

Perahu di Muara Sungai Ciletuh/ Foto: Iqbal Ishlahiddin,2021

 

Selain menawarkan keindahan panorama geologi, wisata bahari di Teluk Ciletuh juga tidak kalah menarik untuk dinikmati, salah satunya adalah Pantai Palangpang.

Obyek Pantai Palangpang memang jadi favorit turis. Aksesnya mudah dicapai dari jalan utama dari arah Palabuhanratu – Sukabumi.

Jika berkunjung ke pantai ini, para wisatawan bisa melihat panorama geologi dan beberapa air terjun di kejauhan. Letaknya yang berada di tengah-tengah teluk dan panjang pantai yang membentang hingga 2 km menjadikan obyek wisata ini sangat sesuai sebagai pusat aktivitas wisata.

Di dekat Pulau Palangpang pun ada beberapa pulau kecil yang terletak ke arah barat, seperti Pulau Mandra dan Pulau Kunti. Keduanya masuk dalam keanekaragaman geologi CPUGGp. Di Pulau Kunti pengunjung bisa menikmati pantai pasir putih, snorkeling dan melihat terumbu karang.

Untuk mencapainya, wisatawan bisa menggunakan perahu yang disediakan para pemandu lokal di sekitar muara Sungai Ciletuh.  Jika berangkat dari Sungai Ciletuh, ketiga obyek wisata ini dapat ditempuh tidak terlalu lama, hanya sekitar 30 – 40 menit dengan berperahu.

Berbeda dengan Pantai Palangpang, ketiga obyek wisata bahari tersebut memiliki air laut yang cerah dan dasar perairan berupa pasir. Beberapa pengunjung terlihat terkejut karena merasa menemukan ‘hidden gem’ wisata bahari di pesisir selatan Jawa Barat.

Dengan akses yang terbatas melalui perahu dan tidak adanya akses kendaraan darat, membuat area ini lebih terjaga dibandingkan obyek wisata lain. Di sisi lain, para operator perahu amat menggantungkan nafkah dari jasa mengantarkan turis ke lokasi wisata ini.

Baca juga: Tiyaitiki, Kearifan Suku Tepra Menjaga Perairan Teluk Tanah Merah

 

Pulau Mandra Kanan: Gua Purba di Pulau Kunti/ Foto: Iqbal Ishlahiddin,2021

 

Dilema Pengelola Wisata di Masa Pandemi

Di tengah keindahan alam yang ada, tersembunyi kekhawatiran para pengelola wisata. Adanya pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali beberapa waktu belakangan ini dirasakan berdampak negatif bagi masyarakat di sekitar Teluk Ciletuh.

“Waktu belum ada corona mah saya bisa dapet uang [sampai] Rp6 juta dari tiap minggu, kalau sekarang ga nentu malah kadang ga pernah ” tutur Saman salah seorang operator perahu.

Kegiatan pariwisata yang ditutup total membuat pendapatan masyarakat lokal menurun drastis. Salah satunya adalah Saman yang berprofesi sebagai pemandu lokal dan operator perahu wisata.

Namun, pelonggaran peraturan terbaru PPKM, sempat membuat masyarakat di beberapa daerah mulai berkunjung ke tempat wisata. Umumnya dari warga lokal setempat.

Sabtu 31 Juli 2021 misalnya. Perahu-perahu yang semasa musim sepi turis dijadikan perahu tangkap, difungsikan kembali menjadi alat transportasi wisatawan kembali.

Kesempatan ini langsung dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk mencari pendapatan. Saman dan para pemandu lokal di Pantai Palapangpang terlihat sangat bersemangat untuk mencari penumpang yang ingin berwisata menggunakan perahu mereka.

Kunjungan wisatawan tentu saja membawa dampak positif bagi masyarakat setempat. “Ini pertama kali setelah PPKM saya dapat pelanggan, sebelumnya kosong,” terangnya.

Keramaian pengunjung berlangsung hingga keesokan harinya Minggu 1 Agustus 2021 di wilayah Teluk Ciletuh. Namun demikian ada kejadian yang tak urung membuat Saman agak merasa kecut.

Baca juga: Gunung Guha: Habitat Udang Purba, Wisata Alam dan Ancaman Eksploitasi Karst

 

Pengunjung dalam perjalanan dari Sungai Ciletuh, Foto: Iqbal Ishlahiddin,2021

 

Pasalnya kegiatan ini sempat heboh saat beberapa selebritas ibukota memposting kegiatannya di Curug Sodong, CPUGGp. Padahal wilayah Kabupaten Sukabumi masih secara resmi menutup semua kegiatan wisatanya.

Walhasil, beberapa pemandu dan masyarakat lokal pengelola Curug Sodong dipanggil oleh Polisi Resor Kabupaten Sukabumi untuk mempertanggungjawabkan masalah tersebut.

Pasca masalah tersebut, terlihat para pelaku wisata lebih berhati-hati ketika membawa tamu yang terlanjur datang ke Teluk Ciletuh. Ketakutan akan berurusan dengan masalah hukum di masa depan menjadi ancaman nyata yang dirasakan oleh para pemandu lokal dan pelaku wisata di Teluk Ciletuh.

“Yah sudahlah dek, mau gimana lagi? Kita nikmatin aja,” ucap salah satu pemandu lokal menjawab pasrah.

Meningkatnya penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia memang merugikan semua pihak tidak hanya sektor pariwisata. Namun, ia berharap kedepannya ada solusi jalan tengah dalam penanganan wabah sehingga ekonomi kegiatan pariwisata bisa kembali membaik.

 

* Iqbal Ishlahiddin, penulis adalah Mahasiswa Ilmu Kelautan, aktif dalam kegiatan alam serta tertarik menekuni fotografi.

 

 

Exit mobile version