Mongabay.co.id

Semarak Perayaan HUT RI ke-76 di Sulsel, dari Laut hingga Gunung

 

Situasi pandemi tak menyurutkan antusiasme warga merayakan hari Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia. Di Sulawesi Selatan, perayaan HUT RI ini dirayakan dengan berbagai cara, mulai dari laut hingga gunung. Sayangnya, salah satu prosesi perayaan penting ini diwarnai insiden akibat cuaca buruk yang mengakibatkan hilangnya nyawa tiga pendaki di gunung Bawakaraeng.

Salah satu kegiatan perayaan ini dilakukan oleh tim penyelam Universitas Hasanuddin yang tergabung dalam Gustalcom (Gusung Tallasa Community) melakukan pengibaran bendera merah putih pada kedalaman 8 meter di bawah laut yang berlokasi di Pulau Kodingareng Keke, Makassar, Minggu (15/08).

Koordinator pengibaran bendera, Rusnadi Padjung menjelaskan kegiatan tersebut merupakan bagian dari kontribusi Unhas dalam memperingati Hari Kemerdekaan sekaligus menyambut Dies Natalis ke-65 Unhas.

Gustalcom adalah komunitas yang di dalamnya terdiri dari para dosen maupun keluarga Unhas yang senang akan laut. Komunitas ini kemudian berinisiatif melaksanakan pengibaran bendera di bawah laut. Selain itu, kegiatan tersebut juga sejalan dengan visi misi Unhas sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi berbasis kemaritiman.

“Pulau tersebut dipilih sebagai lokasi kegiatan mengingat konturnya yang bagus dan didukung dengan adanya lukisan garuda di dadaku. Jumlah penyelam 17 orang disesuaikan dengan tanggal kemerdekaan Indonesia,” kata Rusnadi.

Untuk kegiatannya sendiri, tim penyelam mengawali dengan upacara sebelum menyelam. Saat berada di dasar laut dan bendera terpasang sempurna, kemudian dilakukan penghormatan serta pemasangan spanduk ucapan HUT RI dan Dies Natalis Unhas.

Selain pengibaran bendera, dilakukan juga pembersihan kawasan pantai. Tujuannya selain menjaga kebersihan pantai, juga membangkitkan semangat kecintaan masyarakat terhadap pantai.

Tidak hanya itu, direncanakan akan dilaksanakan pula penanaman mangrove di kawasan Makassar New Port dan transplantasi terumbu karang di Gusung Panyua Makassar.

baca : Maumere Diver Community Kibarkan Bendera di Laut Tanjung Kajuwulu.  Apa Pesan yang Ingin Disampaikan?

 

Pengibaran bendera merah putih yang dilakukan Gusung Tallasa Community (Gustalcom) pada kedalaman 8 meter di bawah laut yang berlokasi di Pulau Kodingareng Keke, Makassar. Foto: Rusnadi Padjung

 

Kegiatan lain dilakukan oleh Sangkarrang Ocean Diving (SOD) Club di Pulau Barrang Lompo, Makassar, Selasa (17/8/2021). Kegiatan yang diikuti 43 orang dari berbagai komunitas selam ini dilakukan di depan dermaga pulau di kedalaman delapan meter.

Irham Rapi, salah satu peserta kegiatan ini menyatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah upaya anak-anak pulau dalam mengenalkan budaya dan semangat maritim.

“Karena kita sebagai negara maritim dan mereka adalah anak pulau yang sehari-harinya dengan laut, punya klub selam sehingga mengundang teman-teman dari luar yang pernah belajar di pulau. Ini sudah kegiatan kedua setelah tahun 2020,” katanya.

Selain pengibaran bendera di bawah laut, kegiatan lainnya adalah fun dive di lokasi coral garden yang terletak di bagian barat pulau.

“Kami juga melakukan under water clean up monitoring corral garden, karena di situ ada lokasi transplantasi karang yang dibikin oleh teman-teman dari OCD Club sebagai upaya mengenalkan laut.”

Subhan peserta dari Mountain Bike Club Makassar sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, Indonesia sebagai negara maritim sudah saatnya kembali ke laut, ke kittah-nya sebagai negara maritim.

“Seperti yang disampaikan pak presiden Jokowi bahwa sudah lama kita memunggungi laut, dan kerusakan di laut semakin masif. Dengan kegiatan ini selain mengingatkan soal nilai-nilai perjuangan pahlawan juga mengingatkan pentingnya laut sebagai masa depan Indonesia.”

Subhan juga menyoroti pentingnya penanganan serius masalah persampahan di laut.

“Salah satu masalah di laut adalah sampah plastik sehingga kegiatan ini adalah salah satu upaya mengingatkan kembali untuk tidak membuang sampah ke laut, karena dapat membunuh terumbu karang. Transplantasi karang itu berhasil dengan tidak sekedar ditransplantasi dan ditanam tetapi harus ada monitoring dan pembersihan, selama ini banyak proyek hanya tanam-tanam saja,” katanya.

baca juga : Gembiranya Anak-anak ‘Memerdekakan’ Tukik pada HUT ke-76 RI

 

Pengibaran bendera merah putih di perairan Pulau Barrang Lompo yang dilaksanakan oleh Sangkarrang Ocean Diving (SOD) Club, yang diikuti 43 orang dari berbagai komunitas selam. Foto: Subhan

 

Kegiatan lain dilakukan adalah Parasulu Merah Putih 2021 di sekitar perairan Parasulu Lampia, Luwu Timur, yang dilaksanakan oleh TNI AL, Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Luwu Timur, Sorowako Diving Club dan Mori Diving Club, yang didukung oleh PT Vale.

Dalam kegiatan ini dua prajurit penyelam TNI AL Lampia bersama Mori Diving Club dari CDS Sorawako, 3 personel dari PT Vale dan 2 personel dari SAR Luwu Timur melakukan pengibaran bendera di kedalaman 17 meter. Setelah selesai pengibaran, bendera dibawa ke darat, selanjutnya diserahkan ke rumah jabatan Bupati Luwu Timur, yang diterima langsung Bupati Luwu Timur, Budiman.

 

Tiga Pendaki Meninggal

Selain di laut, perayaan HUT RI juga dilaksanakan di puncak gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulsel, Selasa (17/08/2011). Proses upacara sedang berlangsung di puncak diikuti oleh 812 orang ini berasal dari sejumlah Kelompok Pencinta Alam (KPA) di Sulsel, antara lain dari Mapala Klorofil Monica sebanyak 9 orang, KPA STAPEL Sinjai sebanyak 4 orang, SMK Kehutanan Makassar sebanyak 18 Orang, KPA MAPATEKS Bone sebanyak 3 Orang, KPA LAPATAU Bone sebanyak 8 Orang, SISPALA Bone sebanyak 8 orang, KPA Malino sebanyak 3 orang, KPA Gabungan Sinjai 26 orang, Geologi Unhas sebanyak 10 orang, Green Fish Unhas sebanyak 5 orang, penduduk 12 orang, dan TIM Siaga SAR Unhas 3 orang, serta ratusan peserta dari komunitas lainnya.

Sayangnya, cuaca mulai tidak bersahabat sejak pagi hari pada tanggal 17 Agustus 2021, mengakibatkan sejumlah peserta mengalami hipotermia. Tiga di antara peserta meninggal karena kondisi ini, yaitu Steven (21), Mahasiswa PNUP, Zainal (21) dan Muh Rian (20), yang ketiganya merupakan warga Gowa.

Ketiga korban yang merupakan satu rombongan dinyatakan meninggal dunia dan dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan. Steven ditemukan di Pos 7, Zaenal diantara Pos 5-6 dan Rian di sekitar Pos 5.

“Setelah kami terima laporan adanya pendaki gunung yang meninggal dunia, rescuer yang bertugas untuk standby pengamanan Siaga Merah Putih sudah bergerak menuju ke lokasi kejadian,” ujar Djunaidi, Kepala Basarnas  Sulsel.

Menurut Djunaedi, proses pencarian dan evakuasi berlangsung dramatis karena kondisi sudah gelap dan cuaca di wilayah Gunung Bawakaraeng yang ekstrem.

“Cuaca ekstrem dan ketidaksiapan pendaki menjadi faktor penyebab banyak korban meninggal dunia,” ungkap Djunaedi.

baca juga : Begini Suasana Upacara di Gua Bekas Aliran Lava

 

Proses evakuasi 3 pendaki peserta HUT RI di puncak gunung Bawakareng, Gowa. Foto: Basarnas

 

Terkait kejadian ini, Camat Tinggimoncong, Iis Nurismi, menyayangkan adanya aktivitas di Gunung Bawakareng karena selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 berlangsung di Kabupaten Gowa semua tempat usaha baik wisata alam maupun buatan ditutup sementara. Salah satunya seluruh tempat wisata di wilayah Kecamatan Tinggimoncong, seperti Lembanna dan Gunung Bawakaraeng.

Menurut Iis, selama PPKM ini pihaknya bersama pemerintah kecamatan, TNI, Polri, ormas dan relawan melakukan penyekatan yang dimulai dari posko PPKM Malino kemudian Kelurahan Pattapang, dan Posko Lembanna. Hal itu dilakukan untuk mencegah masuknya masyarakat ke wilayah ini untuk melakukan wisata.

“Ada tiga posko yang harus mereka lalui ketika masuk di Kecamatan Tinggimoncong dan itu semua dijaga secara ketat oleh tim gabungan personil secara bergantian,” ungkapnya.

Kendati demikian dirinya tidak menampik masih banyak masyarakat yang lolos untuk melakukan pendakian karena terdapat beberapa titik untuk sampai ke jalur pendakian.

“Kemungkinan memang ada yang lolos karena jalur pendakian terdapat beberapa titik,” jelasnya.

Iis mengimbau agar wisatawan maupun kelompok pencinta alam untuk sementara waktu mengurungkan niatnya melakukan pendakian. Terlebih saat ini cuaca sangat ekstrem sehingga dikhawatirkan membahayakan keselamatan.

“Di masa-masa seperti ini, mari kita saling menjaga, menjaga diri dan orang yang ada di sekitar kita. Serta urungkan niat berkegiatan yang rawan menimbulkan kerumunan, cuaca juga sangat ekstrem angin kencang dan dingin. Masih banyak kegiatan-kegiatan yang dapat kita lakukan untuk bangsa dan negara ini selain melakukan pendakian,” katanya.

 

Exit mobile version