Mongabay.co.id

Pesan Kepedulian Ekosistem Pesisir dari Presiden Saat di Cilacap

Presiden Joko Widodo melepasliarkan tukik ditemani sejumlah anak-anak di Pantai Kemiren, Cilacap. Foto : Agus Suparto/BPMI Setpres

 

Sepatunya dan kaos kakinya dicopot. Meski terik surya menyengat, ia tetap melangkahkan kaki ke pinggiran Pantai Kemiren, Kecamatan Cilacap, Jawa Tengah (Jateng). Deburan ombak pantai Samudra Hindia berdebur kencang. Buih gelombangnya yang putih menyapu pasir. Setelah ombak pergi, dengan berjongkok, ia kemudian melepaskan satu per satu tukik atau anakan penyu di bibir pantai. Di sebelahnya adalah anak-anak yang ikut serta melepasliarkan tukik.

Begitulah salah satu kegiatan Presiden Joko Widodo saat berkunjung di Cilacap pada Kamis (23/9/2021). Saat berada di Kemiren, Presiden didampingi oleh Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap Jumawan. Ia terlihat mendampingi Presiden sejak awal datang sampai selesai acara pelepasliaran tukik. Jenis yang dirilis adalah tukik dari penyu jenis Lekang (Lepidochelys olivacea) dan penyu jenis Hijau (Chelonia midas).

Dalam kesempatan itu, Presiden mengatakan bahwa ada 1.500 tukik yang dilepasliarkan di Pantai Kemiren. “Sore ini saya berada di Pantai Kemiren, di (Kecamatan) Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, dalam rangka melepas 1.500 tukik penyu untuk melestarikan satwa penyu yang semakin menurun populasinya, dan kita harapkan agar tidak punah,” jelas Jokowi usai pelepasliaran tukik.

Ia mengatakan bahwa ada dua jenis tukik yang dirilis yakni jenis Lekang dan Hijau. Dengan pelepasliarkan tukik tersebut, diharapkan akan menciptakan ekosistem laut yang sehat serta menjaga keseimbangan lingkungan pesisir dan pantai.

baca juga : Komitmen Konservasi Penyu di Tengah Pandemi di Cilacap

 

Presiden Joko Widodo melepasliarkan tukik ditemani sejumlah anak-anak di Pantai Kemiren, Cilacap. Foto : BPMI Setpres

 

“Tadi yang kita lepas adalah tukik Penyu Lekang dan tukik Penyu Hijau. Dengan melepas tukik penyu ini, kita ingin menciptakan ekosistem laut yang sehat serta menjaga keseimbangan lingkungan di pesisir pantai, dan pesisir laut kita. Saya mengharapkan dengan kegiatan ini, ada kesadaran, ada kepedulian, ada partisipasi tadi dari masyarakat untuk menjaga dan melestarikan penyu agar penyu semakin banyak dan semakin meningkat,” paparnya.

Presiden menambahkan, program pelepasan tukik penyu tidak hanya dilakukan di Cilacap, namun bakal dilaksanakan secara masif di pantai-pantai seluruh Indonesia. “Program pelepasan tukik penyu ini tidak hanya dilakukan di Cilacap, tetapi akan kita lakukan secara masif di pantai-pantai di seluruh wilayah Tanah Air yang kita miliki,” ujar Jokowi.

Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap Jumawan yang mendampingi Presiden di Pantai Kemiren, menyatakan, 1.500 tukik yang dilepasliarkan berasal dari kelompok-kelompok konservasi yang tersebar di sepanjang pesisir selatan Samudra Hindia. “Dari 1.500 tukik, kami membawa 100 tukik. Lainnya itu berasal dari Kebumen, Purworejo, Yogyakarta, Alas Purwo dan lainnya. Pokoknya dari berbagai kelompok di pesisir selatan,”ungkap Jumawan saat dihubungi Mongabay.

Ia mengatakan kehadiran Presiden di Cilacap, bahkan sampai rela berpanas-panas dan melepasliarkan tukik, benar-benar sangat berdampak positif. “Pesannya sangat jelas, bahwa Bapak Presiden meminta kepada masyarakat untuk peduli terhadap tukik dan penyu. Dengan demikian, maka kegiatan ini merupakan kampanye nyata kepada masyarakat yang mungkin masih mencari atau mengonsumsi telur penyu. Kehadiran Bapak Jokowi akan semakin menguatkan kampanye penyelamatan penyu,”jelas dia.

Jumawan sangat mengapresiasi Presiden yang secara nyata memberikan contoh bagaimana melestarikan penyu. Jangan sampai penyu punah dan generasi mendatang tidak melihatnya. “Makanya, pada saat pelepasliaran, didampingi oleh anak-anak sebagai bagian dari edukasi penyelamatan dan pelestarian penyu,”tandasnya.

perlu dibaca : Ratusan Ribu Produk Perdagangan Penyu dan Turunannya Dijual Di Kanal Jual Beli Online

 

Presiden Joko Widodo melepasliarkan tukik di Pantai Kemiren, Cilacap. Foto : BPMI Setpres

 

Dorong Rehabilitasi Mangrove

Sebelum melepasliarkan tukik di Pantai Kemiren, terlebih dahulu Jokowi berkunjung di kawasan hutan mangrove di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap. Di lokasi setempat, Jokowi melaksanakan penanaman pohon mangrove bersama masyarakat. Bahkan, Jokowi sempat menumpang perahu tradisional yang didayung oleh warga. Dia berkeliling sebentar melihat mangrove dan menyapa masyarakat yang bersama-sama melaksanakan penanaman mangrove.

Presiden mengatakan bahwa rehabilitasi mangrove harus terus dilakukan salah satunya untuk mengantisipasi perubahan iklim yang sedang terjadi di dunia. “Memang rehabilitasi mangrove harus kita lakukan untuk memulihkan, untuk melestarikan kawasan hutan mangrove ini, dan juga untuk mengantisipasi perubahan iklim yang sedang terjadi sekarang ini di dunia, untuk memitigasi perubahan iklim yang ada,” kata Presiden seusai penanaman.

Kepala Negara juga mengatakan bahwa penanaman mangrove tersebut dilakukan dengan harapan dapat mengurangi energi gelombang, melindungi pantai dari abrasi, menghambat intrusi air, memperbaiki lingkungan pesisir, hingga memperbaiki habitat di daerah pantai. Presiden juga berharap hal tersebut akan berdampak pada peningkatan produksi ikan dan produksi hasil laut lainnya, terutama kepiting.

“Tadi ini kita dapat kepiting dua, sehingga nantinya kita harapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di pesisir pantai ini,” lanjutnya sambil mengangkat dua kepiting yang diperoleh.

Menurut Jokowi, rehabilitasi mangrove akan terus dilakukan, baik oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) maupun oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Presiden menargetkan rehabilitasi mangrove bisa dilakukan pada 34 ribu hektare luasan di seluruh wilayah Indonesia. “Target kita di tahun 2021 ini adalah kurang lebih 34 ribu hektare (ha) di seluruh Tanah Air,” ungkapnya.

Kegiatan rehabilitasi mangrove di Kabupaten Cilacap seluas 650 ha melibatkan masyarakat lokal. Pada kesempatan tersebut, Jokowi bersama masyarakat melakukan penanaman mangrove pada areal seluas 28 Ha dari total luas 650 ha. Sementara dalam peta jalan Rehabilitasi Mangrove Tahun 2021-2024, BRGM menargetkan rehabilitasi mangrove pada rentang waktu tersebut dapat mencapai 600 ribu ha.

menarik dibaca : Konservasi Mangrove, Ternyata Mampu Datangkan Rp650 Juta per Tahun

 

Presiden Joko Widodo melakukan penanaman mangrove di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap. Foto : BPMI Setpres

 

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyaksikan penanaman pohon mangrove secara serentak dari sembilan daerah lainnya melalui konferensi video. Kesembilan daerah tersebut yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Papua Barat, dan Papua.

Turut mendampingi Presiden dalam penanaman mangrove tersebut antara lain Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BRGM Hartono Prawiraatmaja, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji.

Setiap provinsi telah disediakan bibit mangrove gratis secara terbatas di persemaian permanen milik UPT Direktorat Jenderal PDASRH yaitu Balai Pengelolaan DAS dan RH yang dapat dimanfaatkan untuk merehabilitasi mangrove di dalam dan di luar kawasan hutan. Sementara, BRGM melakukan rehabilitasi mangrove melalui pola Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), agar bisa menjaga ekosistem serta memberikan tambahan penghasilan untuk masyarakat.

Pemerintah secara konsisten terus mendorong upaya-upaya rehabilitasi ekosistem mangrove dengan melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat di seluruh Provinsi di Indonesia. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia yaitu mencapai  3,36 juta ha atau sekitar 20% mangrove dunia dengan keanakeragaman tertinggi di dunia.

 

Peninjauan kawasan mangrove yang direhabilitasi. Foto : BPMI Setpres

 

***

 

Keterangan foto utama : Presiden Joko Widodo melepasliarkan tukik ditemani sejumlah anak-anak di Pantai Kemiren, Cilacap. Foto : Agus Suparto/BPMI Setpres

 

Exit mobile version