Mongabay.co.id

Dekat Lokasi PON XX Papua, Kenali Keragaman Hayati Danau Sentani

Bentuk seperti gergaji pada pari gergaji ini berada di museum Papua. Ikan endemik Danau Sentani ini terakhir kali ditemukan pada tahun 1974. Foto: Dok. Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua

 

 

Bertempat di Stadion Lukas Enembe, Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Pekan Olahraga Nasional [PON] XX Papua pada Sabtu [2/10/2021]. Stadion megah dengan kapasitas 40.000 penonton itu sangat dekat dengan Danau Sentani, danau terbesar di Papua.

Dari stadion tersebut, pengunjung atau atlet yang berlaga di PON bisa menuju Danau Sentani sekitar 10-15 menit. Tepatnya, ke Khalkote yang sering disebut pantai, dan menjadi lokasi Festival Danau Sentani.

Di Danau Sentani, terdapat 21 pulau yang dihuni masyarakat dengan keragaman adat dan budayanya yang unik, serta jejak peradabannya sudah ada sejak tiga ribu tahun silam.  Danau Sentani memiliki keragaman hayati tinggi, tumbuhan dan satwa, yang berstatus endemik.

Baca: Kangpho dan Drawa, Maskot PON XX yang Endemik Papua

 

Ikan pelangi sentani [Chilatherina sentaniensis], ikan endemik Danau Sentani. Foto: Franz Scheifinger/www.rainbowfish.de

 

Henderite Ohee, peneliti ikan-ikan endemik Danau Sentani dari Universitas Cendrawasih, mengatakan saat riset dilakukan tahun 1993, di danau tersebut masih dijumpai 35 spesies ikan. Namun ketika Henderite Ohee dan timnya melakukan penelitian lagi pada 2016-2017, hanya tersisa 19 spesies.

Selain itu, salah satu keunikan Danau Sentani yang belum tentu ditemukan di danau lain adalah hiu gergaji [Pristis Microdon]. Sayang, ikan ini terakhir kali dilihat 1974 dan setelah itu tidak pernah ada lagi penampakannya. Hilangnya ikan ini disebabkan oleh eksploitasi berlebihan, pencemaran air danau oleh limbah rumah tangga, dan penggunaan jaring insang [gill net].

Baca: Sejak 1974, Pari Gergaji Sentani Tidak Terlihat Lagi

 

Ikan gabus sentani (Glossogobius sentaniensis), spesies endemik Danau Sentani. Doc: Western Australian Museum Reference Number P27852.004

 

Dalam Jurnal Biologi Papua [Henderite Ohee, dkk] yang terbit April 2019, disebutkan bahwa jenis-jenis ikan endemik di Danau Sentani adalah Sentani Rainbowfish [Chilatherina sentaniensis], Red Rainbowfish [Glossolepis incisus] dari Famili Melanotaeniidae, dan Sentani Goby [Glossogobius sentaniensis] dari Famili Gobiidae.

Ikan pelangi C. sentaniensis sudah tidak ditemukan lagi sejak tahun 2000-an awal sampai penelitian yang dilakukan oleh Kadarusman dkk, pada tahun 2016 melaporkan ikan ini ditemukan kembali.

“Namun perlu analisa lebih lanjut untuk membuktikannya,” ungkap Henderite Ohee dalam penelitiannya.

Baca: Saat Ikan Endemik Danau Sentani Terancam Punah akibat Pendangkalan, Limbah dan Ikan Introduksi

 

Bentuk seperti gergaji pada bagian tubuh pari gergaji ini berada di museum Papua. Ikan endemik Danau Sentani ini terakhir kali ditemukan pada tahun 1974. Foto: Dok. Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua

 

Dalam penelitiannya itu, Henderite Ohee membahas mengenai kelimpahan dua jenis ikan asli Danau Sentani yaitu Sentani Gudgeon [Oxyeleotris heterodon] dan Snakehead Gudgeon [Giuris margaritacea]. Kedua ikan ini memiliki nilai sosial budaya penting bagi penduduk lokal, yaitu mereka yang mendiami gugusan pulau di Danau Sentani.

“Ikan Oxyeleotris heterodon dan Giuris margaritacea adalah sumber protein hewani turun temurun sejak puluhan tahun lalu. Ikan Oxyeleotris heterodon adalah menu utama dalam peristiwa-peristiwa penting di masyarakat Sentani, seperti pesta adat, hari raya gerejawi, maupun perayaan penting lain,” ungkap Henderite dalam jurnal.

Selain itu, jenis ikan tersebut memiliki nilai ekonomi, karena masyarakat menjual dengan harga cukup tinggi sehingga menjadi sumber pendapatan warga lokal. Saat penelitian dilakukan, kedua jenis ini memiliki harga jual lebih dibandingkan sebelumnya.

Khususnya Oxyeleotris heterodon yaitu 200.000 Rupiah sampai 300.000 Rupiah per tumpuk di pasaran tradisional. Bahkan di saat tertentu, misalnya pada hari raya harganya dapat mencapai 700.000 Rupiah per tumpuk, terdiri 10-15 individu.

Menurut riset tersebut, ikan-ikan ini bernilai konservasi tinggi sebagai jenis-jenis spesies asli yang memiliki distribusi terbatas di New Guinea, khususnya Sentani Gudgeon [Oxyeleotris heterodon]. Sehingga disarankan, untuk melakukan berbagai kajian, seperti aspek ekologi pada penelitian ini, sehingga tersaji data kedua ikan tersebut di Danau Sentani.

Baca juga: Sejak Tiga Ribu Tahun Lalu, Sudah Ada Jejak Peradaban di Danau Sentani

 

Pulau Asei di Danau Sentani, salah satu lokasi situs prasejarah ditemukan. Foto: Chris Paino/Mongabay Indonesia

 

Dalam buku “Gerakan Penyelamatan Danau [Germadan] Danau Sentani [2014]” disebutkan tiga fungsi utama Danau Sentani. Pertama, fungsi ekologis yaitu sebagai pengatur tata air [hidrologi] dan stabilitas iklim mikro, habitat flora dan fauna endemik, serta menambat sedimen dan bahan pencemar.

Kedua, fungsi ekonomis dan non ekonomis yaitu sebagai penyedia air baku bagi kota Sentani dan Jayapura, pengisi air tanah [akifer terbuka], dan sumber perikanan tangkap serta keramba jaring apung. Ketiga, fungsi estetika yaitu berupa keunikan tradisi dan budaya masyarakat setempat, serta keindahan panorama alam di sekitar Danau Sentani.

 

Kanguru pohon, satwa endemik Papua. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

Selain itu, seperti diketahui setiap tahunnya digelar Festival Danau Sentani, namun sempat terhenti akibat pandemi virus corona. Festival ini menampilkan budaya masyarakat lokal, antara lain tarian perang di atas perahu dan tarian-tarian tradisional lainnya yang sangat unik sebagai warisan dari nenek moyang [Ondoafi atau Ondofolo].

Jadi, bagi Anda, atlet yang mewakili sejumlah daerah di Indonesia atau pengunjung PON XX Papua, inilah saatnya untuk mengenal lebih dekat keindahan Danau Sentani dan kekayaan hayatinya yang tinggi.

 

 

Exit mobile version