Mongabay.co.id

Festival Buah Latukan, Sarana Edukasi dan Ajang Sedekah Petani

 

Suasana berbeda terlihat di lahan pertanian di Desa Latukan, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Biasannya, di lahan yang berisi tanaman buah-buahan seperti semangka (Citrullus lanatus), melon (Cucumis melo), dan buah blewah (Cucumis melo var. cantalupensis) itu sepi.

Namun, pagi itu suasana terlihat ramai dengan kehadiran pengunjung dari berbagai daerah, tidak terkecuali Hari Sulian (41), bersama komunitasnya, pria asal Sidomulyo, Kota Wisata Batu, Jawa Timur ini rela datang dengan berjam-jam perjalanan hanya ingin merasakan sensasi memetik buah-buahan musiman di kawasan dataran rendah itu.

Baginya ini merupakan pengalaman pertama kali. Biasanya pria yang juga berprofesi sebagai petani ini mengaku hanya berkecimpung di komoditas bunga, kali ini dia jadi tahu cara menanam dan memanen buah semangka, melon dan blewah.

“Akhirnya jadi bisa tukar pengalaman, ternyata tanaman semangka itu seperti ini. Sementara di Batu itu kan komoditas buahnya lebih kepada pohon-pohonan seperti apel (Malus domestica), jeruk (Citrus sp.), dan jambu (Psidium guajava),” katanya ditemui Minggu (03/10/2021).

Selain ada perbedaan dari segi komoditas bagi Hari perbedaan lain yaitu dari segi cuaca. Jika di Batu cuacanya relatif dingin sementara itu di Lamongan cuacannya panas, sehingga sangat kontras. “disini keringat jadi bercucuran. Selain itu hamparan tanahnya juga datar dan luas,” ujar pria bertubuh sedang itu,

baca : Begini Cara Petani Buah di Lamongan Berbagi Keberkahan

 

Warga melintas di depan gunungan buah-buahan. ada 17 gunungan yang sudah disiapkan para petani. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur. Tahun ini buah yang dibagikan kurang lebih 7 ton. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

  

Media Edukasi

Matahari makin meninggi, makin siang pengunjung semakin banyak berdatangan. Di lahan pertanian yang disulap oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Latukan menjadi tempat wisata petik buah ini pengunjung datang dan pergi silih berganti.

Sebagian terlihat bersama keluarga, sebagian lagi bersama rekannya. Khoiruma (45), pengunjung lain yang datang bersama keluarganya mengaku senang dengan adanya wisata petik buah ini. Sebab dengan begitu dia bisa mengajak anaknya memetik dan menikmati buah di lahan petani secara langsung.

Awalnya dia hanya sebatas tahu dari media sosial. Karena penasaran akhirnya dia mengajak keluarganya untuk berkunjung.

“Dari sini anak-anak jadi mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu itu tidak instan, makan buah misalnya. Ada proses jerih payah petani bagaimana menanam, merawat, kemudian panen,” kata perempuan asal Gresik ini.

Menurut dia, pengenalan dan edukasi pertanian ini memang seharusnya dilakukan dibanyak tempat, sehingga akan memunculkan kecintaan anak-anak terhadap dunia pertanian. Selain itu, edukasi di bidang petanian ini juga bisa membentuk pola pikir yang positif, bagi anak-anak juga bisa lebih menghargai petani.

baca juga : Festival Manggis, Makan Gratis Ribuan Durian dan Manggis di Bali

 

Pengunjung memetik buah melon saat festival buah dan edukasi di lahan milik petani di Desa Latukan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Salah satu desa di kabupaten berjuluk kota tahu campur ini sudah lama dikenal dengan potensi penghasil buah semangka, melon, dan blewah. Saat panen raya tiba, Pemdes Latukan berinisiatif mengadakan kegiatan festival petik buah kembali.

Festival ini merupakan tahun keempat yang dihelat, meski sempat berhenti setahun karena pandemi COVID-19. Bambang Sutejo (45), Ketua Kelompok Tani Rukun Makmur Desa Latukan mengatakan, dengan adanya kegiatan ini dari segi pemasaran petani merasa terbantu.

Sebab saat panen raya tiba harga buah jadi rendah, biasannya buah dari petani itu dijual ke tengkulak, tetapi dengan adannya festival ini konsumen datang sendiri ke lahan petani. Sehingga harganya bisa lebih tinggi dibandingkan ditebas oleh para tengkulak.

“Harga buah jadi terdongkrak, yang lainnya secara otomatis desa kita penghasil buah juga bisa dikenal secara luas,” ujar pria berkulit sawo matang ini.

Menurutnya, bagi petani sejauh ini bukan hama yang menjadi kendala melainkan kepastian harga disaat panen raya. Untuk itu, selain adanya festival sebagai salah satu solusi dia juga berharap kepada Pemdes Latukan untuk mencarikan solusi, bekerjasama dengan pabrik buah misalnya, atau membantu petani mengolah hasil panennya.

“Dulu Bupati pernah menjanjikan, tapi sampai sekarang masih belum terealisasi. Dengan adannya Bupati Lamongan yang baru ini saya berharap wacana itu masih bisa diwujudkan,” ujar pria yang mempunyai lahan garapan 4 hektare ini.

baca juga : Dampak Fenomena La Nina, Petani Buah Semangka dan Melon Tekor

 

Buruh panen menunjukkan buah saat panen di lahan pertanian. saat panen raya tiba harga buah jadi rendah, buah dari petani itu biasanya dijual ke tengkulak. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Sedekah Buah

Festival buah ini memang bertujuan mempromosikan hasil panen buah kepada masyarakat luas untuk meningkatkan harga penjualan dan pemasaran buah hasil petani, Muhammad Jiono (58), kepala Desa setempat mengatakan, awal mulanya ide ini digagas oleh pemuda Desa Latukan.

Dijelaskannya, festival buah dan edukasi ini digelar dengan beberapa sesi. Sebelumnya pada tanggal 25 September hingga tanggal 1 Oktober yang datang berkunjung adalah anak-anak remaja dan usia dini. Mereka datang belajar cara menanam dan memetik buah semangka, melon dan blewah.

Upaya memberikan edukasi ini untuk menunjukkan kepada anak-anak bagaimana mengelola dan merawat alam, dan juga mendidik anak agar tahu bahwa desa merupakan lumbung pangan.

Peserta yang hadir juga dari berbagai daerah, selain Lamongan, ada juga peserta dari Gresik, Tuban dan Jombang. Tidak kurang dari 40 lembaga pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP hingga SMA.

“Kami juga memamerkan sayur-sayuran dan juga ikan koi,” ucap pria yang sudah tiga kali menjabat sebagai kepala Desa ini.

Lebih lanjut Jiono menjelaskan, acara puncak dari festival ini adalah memberikan sedekah buah kepada masyarakat yang datang, ada 17 gunungan yang sudah disiapkan para petani setempat. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur. Di tahun ini buah yang dibagikan kurang lebih 7 ton.

perlu dibaca : Tak Hanya Festival Parara, Bakal Ada Wadah Permanen Pasarkan Produk Lokal di Jakarta

 

Pengunjung memborong buah yang dijual oleh warga di halaman rumahnya saat festival buah dan edukasi. Adapun buah yang dijual yaitu semangka, melon dan blewah. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version