Mongabay.co.id

Fosil Kaki Gajah di Waduk Saguling dan Jejak Danau Purba

 

 

Tim dari Badan Geologi Bandung bersama sejumlah peneliti berhasil mengangkat fosil kaki gajah purba di lokasi wisata Pulau Sirtwo, Waduk Saguling, Kampung Suramanggala, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat [KBB], Jawa Barat, Sabtu [16/10/2021].

Penemuan fosil kaki gajah tersebut bermula ketika salah seorang warga setempat, Jahidin [43], yang hendak menjala ikan di bantaran Waduk Saguling, mendapati tulang belulang mirip paha, kaki, kepala dan gigi binatang.

“Awalnya, saya kira hanya tulang biasa, tapi saya lihat ukurannya besar dan tersebar di beberapa titik,” jelas Jahidin, Kamis [07/10/2021], dikutip dari Ayo Bandung.

Baca: Perubahan Iklim dan Ancaman Kepunahan Komodo

 

Fosil yang ditemukan di Pulau Sirtwo, Waduk Saguling, Kampung Suramanggala, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat [KBB], Jawa Barat. Foto: Dok. Tim Prodi Teknik Geologi ITB

 

Informasi itu sampai ke pihak pengelola wisata Sirtwo Island, yang segera melaporkan ke peneliti di Institut Teknologi Bandung [ITB].

Mika Rizki Puspaningrum, dari KK Paleontologi dan Geologi Kuarter, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian [FITB], ITB, menuturkan survei dilakukan pada dua hari berbeda yaitu Minggu [10/11/2021] dan Jumat [15/10/2021].

Tim melakukan pengamatan di 17 titik, di sepanjang Pulau Sirtwo. Berdasarkan verifikasi, tulang yang ditemukan pada batuan di sepanjang pulau ini merupakan fosil, bukan hewan yang sifatnya moderen atau kontemporer [saat ini].

“Jenis fosil itu berasal dari kelompok Bovidae [sapi, kerbau, dan banteng], Cervidae [kelompok rusa], dan Elephas maximus [gajah],” terangnya, Senin [18/10/2021], dikutip dari situs ITB.

Mika menuturkan kronologi penemuan fosil tersebut. Sekitar tahun 2020, beberapa warga lokal mengembangkan objek wisata Pulau Sirtwo, pulau-pulau di sekitar Bendungan Saguling, yang dulunya dimanfaatkan warga untuk menambang pasir. Awalnya, wisata yang ada hanya susur perahu, foto-foto di pinggir danau, dan ke menara Sirtwo.

“Sembari mengeksplorasi pulau, Rizky [pemandu geowisata Indonesia] mendapat laporan warga bernama Jahidin, mengenai adanya batuan seperti tulang. Selanjutnya, tim berinisiatif mengecek lokasi untuk memverifikasi informasi tersebut,” ujarnya.

Mika menambahkan, tim yang bekerja sama dengan Museum Geologi, melakukan ekskavasi tulang kaki depan gajah yang telah terbuka dan mengalami kerusakan cukup parah. Fosil dibungkus dengan gips lalu diangkat dan diteliti lebih lanjut.

“Selain paleontologi, tim juga akan mengembangkan penelitian pada aspek geologi menyeluruh, meliputi kajian stratigrafi, umur, dan lingkungan purba,” jelasnya.

Baca: Bumi dan Ekosistem yang Sehat untuk Kehidupan Manusia

 

Ekskavasi tulang kaki depan gajah dilakukan sangat hati-hati. Foto: Dok. Tim Prodi Teknik Geologi ITB

 

Para peneliti, sejauh ini, masih terus menyelidiki usia fosil kaki gajah. Ada yang memperkirakan bahwa fosil berasal dari Zaman Kuarter, antara Kala Pleistosen [2.588 juta tahun hingga 11.700 tahun lalu] atau Kala Holosen [11.700 tahun lalu hingga sekarang].

Sebelumnya, fosil gajah ditemukan juga di Rancamalang, Margaasih, Kabupaten Bandung, sekitar 22 kilometer dari Saguling ke arah timur, pertengahan tahun 2000.

Temuan fosil kaki gajah di kawasan Saguling kian menguatkan, di masa lampau gajah pernah hidup di Pulau Jawa.

Literatur bertajuk On the Prehistoric Mammals from the Sampoeng Cave, Central Java yang ditulis Dr. K. W. Dammermann dari Museum Zoologi Buitenzorg, sebagaimana dikutip oleh Nadhim Muqsith Robbani [2021], coba menjelaskannya.

Dalam karyanya, Dammermann mengatakan, para penulis sejarah Tiongkok kuno menceritakan bahwa raja-raja Jawa menunggangi gajah, dan mengirim utusan ke kaisar Tiongkok dengan membawa hadiah antara lain gading, yang disebut “kara” dalam bahasa Jawa.

Baca juga: Pengembangan Geowisata dan Ikhtiar Penyelamatan Karst Citatah

 

Pulau Sirtwo, Waduk Saguling, Kampung Suramanggala, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat [KBB], Jawa Barat, tempat ditemukannya fosil gajah purba. Foto: Dok. Tim Prodi Teknik Geologi ITB

 

Danau purba

Cekungan Bandung yang dulunya merupakan danau purba, diperkirakan menjadi habitat  satwa seperti gajah, badak, dan harimau. Hal menarik diteliti adalah apakah hewan tersebut merupakan endemik [penghuni asli] Cekungan Bandung, atau dari daratan Asia yang bermigasi ke Cekungan Bandung.

Khusus gajah, apa yang menyebabkannya menghilang dari Pulau Jawa? Mengingat, ada dugaan bahwa gajah jawa masih ada, berada di Kalimantan.

Laporan bertajuk Origins of the Elephants Elephas Maximus L of Borneo, yang diterbitkan dalam ”Sarawak Museum Journal”, beberapa waktu lalu, menyebutkan bahwa tidak ada bukti arkeologis mengenai keberadaan gajah dalam jangka panjang di Borneo. Hal ini memperkuat kemungkinan asal-usul hewan besar berbelalai itu dari Pulau Jawa.

Laporan tersebut, tampak mendukung keyakinan masyarakat lokal yang selama ini percaya bahwa gajah-gajah telah dibawa ke Borneo beberapa abad lalu oleh Sultan Sulu- yang kini menjadi bagian Filipina- dari Jawa, namun kemudian diterlantarkan di hutan Borneo.

Seperti kita ketahui, di masa silam, para raja dan bangsawan “lazim” memelihara gajah sebagai hewan peliharaan. Sementara, berbagai literatur menyebut bahwa gajah jawa mulai punah setelah bangsa Eropa memasuki Asia Tenggara.

Apakah fosil kaki gajah yang ditemukan di Saguling itu bagian dari gajah liar yang hidup alami di kawasan Danau Purba Cekungan Bandung? Atau peliharaan?

Di Cimahi, berjarak sekitar 28 kilometer dari Saguling, ada tempat bernama Leuwigajah. Leuwi [Bahasa Sunda] adalah lubuk. Menarik diteliti, apakah di masa lalu, Leuwigajah adalah tempat memandikan gajah-gajah peliharaan para bangsawan, atau bukan.

 

*Djoko Subinarto, kolumnis dan bloger, tinggal di Bandung, Jawa Barat. 

 

Rujukan:

Nadhim Muqsith Robban. 2021. Apakah Gajah Liar Dulu Pernah Hidup di Pulau Jawa tapi Kemudian Punah, atau Memang Tidak Pernah Ada?

T Bachtiar. 2020. Leuwi Gajah dan 31 Situ yang Hilang di Kota Cimahi.

WWF.2018. Extinct Javan Elephants May Have Been Found Again in Borneo.

 

 

Exit mobile version