Mongabay.co.id

Usai Caplok Ayam, Jenis Ular Dilindungi ini Terjaring di Kebun Pisang

 

Warga Dusun Mencorek, Desa Sendangharjo, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, berhasil mengevakuasi seekor ular sanca bodo. Reptil dengan nama latin Python bivittatus itu diselamatkan warga saat terlilit jaring pembatas diperkebunan pisang.

Mulanya ular yang diperkirakan mempunyai panjang 4 meter tersebut diketahui oleh Muahid, seorang buruh tani setempat. Ketika itu Kahid, panggilan akrabnya sedang bekerja memindahkan tanaman tomat yang ditanam di dalam polybag, agar satu sama lain tidak saling berhimpitan.

Tak disangka, saat memindahkan tanaman dari keluarga Solonaceae itulah dia mendapati ular yang berat tubuhnya bisa mencapai 160 kg ini terlilit dengan kondisi sudah lemas.

Melihat peristiwa itu pria berkulit sawo matang ini tak lantas menolong, dia kemudian bergegas menuju warung kopi untuk memberitahukan kejadian itu ke Imam Hambali (47), pemilik kebun. Tidak berselang lama mereka pun datang ke lokasi.

baca : Ular Sanca Kembang Muncul di Pemukiman Gegerkan Warga Lamongan

 

Ular sanca bodo terlilit jaring di perkebunan pisang warga Dusun Mencorek, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

“Saya tidak berani memegang. Meski kondisinya terlihat lemas, kalau didekati ularnya masih nyembur-nyembur,” ujar Sahid, yang mengetahui kejadian itu sejak pagi sekitar jam 09:00 WIB, Minggu (01/10/2021).

Setiba dilokasi, mereka berdua juga belum berani mengevakuasi jenis ular pembelit yang diklasifikasikan sebagai famili Phytonidae ini. Karena lokasi terbelitnya ular sanca bodo itu berada diantara sersah-sersah daun kering sehingga menjadikan warna ularnya kurang begitu kelihatan.

Untuk mengetahui lebih jelas mereka kemudian membersihkannya dengan menggunakan tongkat kayu. Begitu sudah bersih ia lalu merekam peristiwa tersebut, dan membagikan hasil gambarnya di WhatsApp.

 

Dipelihara di Kebun

Usai dibagikan diaplikasi yang dibuat oleh Brian Acton itu, siang harinya warga ramai-ramai berdatangan ingin melihat ular yang panjang tubuhnya bisa mencapai 5 meter ini. Satu diantara warga itu kemudian ada yang berani mengevakuasinya.

Tidak berselang lama ular berhasil diselamatkan, meski kondisi kepalanya sudah luka karena terlilit jaring. Selain itu perutnya juga membesar karena usai mencaplok ayam milik warga yang rumahnya hanya sepelemparan batu dari kebun tersebut.

Untuk mengevakuasi ular yang terlilit hingga berjam-jam itu warga hanya menggunakan gunting dan karung.

Setelah dievakuasi, lanjutnya, ular tersebut rencananya akan dibuatkan kandang dan dirawat di kebun. Dia bilang, kejadian ini baru pertama kalinya terjadi di kebunnya.

baca juga : Bisakah Kita Hidup “Bertetangga” dengan Ular?

 

Sebelum diselamatkan, warga terlebih dahulu membersihkan sersah-sersah daun kering agar warna ular bodo semakin terlihat. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Sebelumnya dia juga melihat ular serupa saat kerja bakti menyiapkan tempat untuk sholat Idul Adha beberapa bulan lalu di kampungnya yang berada di pesisir pantai utara kabupaten berjuluk kota tahu campur ini.

“Tadi kami sudah koordinasi dengan pihak terkait, bilangnya disuruh merawat atau melepaskannya,” ujar Imam, saat berada di kebun pisang miliknya.

Ular sanca bodo awalnya merupakan anak jenis ular Phyton molurus. Tetapi sekarang ini sudah menjadi spesies tersendiri. Ular ini dikenal juga dengan sebutan ula sawa bodo dan sanca myanmar. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Burmese python, South-east Asian rock python.

Menanggapi hal itu, ahli herpetologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy saat dihubungi, Jum’at (05/10/2021) menjelaskan, ular yang dikenal juga dengan Tiger python yang dievakuasi warga Lamongan tersebut merupakan jenis ular yang dilindungi undang-undang, sebagaimana disebut dalam PP No.7/1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Di Indonesia ular ini, kata pria kelahiran 14 Oktober 1978, persebarannya tersebar di Jawa, Bali, dan Sulawesi. Sementara untuk populasi ular sanca bodo ini tinggal sedikit, keberadaanya tidak sebanyak ular sanca batik (Malayopython reticulatus).

Banyak masyarakat awam yang mengira bahwa kedua ular ini sama, tetapi jika diamati lebih dalam keduanya merupakan ular yang berbeda. Sanca batik bisa tumbuh hingga 8 meter. Sementara untuk sanca bodo ini hanya 4-5 meter. Dibandingkan ular sanca batik keberadaan ular sanca bodo ini lebih rentan.

baca juga : Amir Hamidy Tidak Pernah Takut “Mencari” Ular Berbisa

 

Kondisi perut ular dengan nama latin Python bivittatus ini membesar karena usai mencaplok ayam milik warga. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Ketergantungan Pada Air

Persebaran ular sanca batik bisa dimana-mana, bisa di dalam hutan primer yang sangat lebat sampai perkotaan Jakarta pun ada. Sementara ular sanca bodo itu hidupnya hanya di wilayah-wilayah habitat khusus seperti di rawa-rawa Jawa Tengah dibagian selatan, kemudian juga di daerah-daerah karts Jawa Timur, salah satunya seperti di Lamongan.

Menurut Amir, ular seringkali muncul dipemukiman warga karena adanya sumber pakan. Semakin besar ukuran ular tersebut kebutuhan makannya juga besar. Sementara untuk karakter ular sanca sendiri adalah selalu mengikuti mangsanya.

Ular sanca bodo tidak termasuk jenis satwa yang aktif berburu makanan, hanya strateginya adalah dia akan menunggu dimana mangsanya itu melintas. Selain itu, ular sanca bodo bukan termasuk ular yang berbisa, melainkan membelit.

“Jadi ketika membelit itu mangsanya bisa tercekik hingga mati, setelah itu baru ditelan. Belitannya kuat sekali,” ujarnya.

Karakter lainnya, ular sanca bodo ini habitatnya tidak seperti sanca kembang yang bisa naik ke pohon, sanca bodo biasanya selalu diatas permukaan tanah atau masuk ke dalam lubang seperti goa-goa. Habitat di goa-goa ini sangat ideal selama ada ketersediaan air. Selain itu juga untuk menjaga kelembaban pada tubuhnya.

Jika ular ini kekurangan air atau kekeringan maka dia akan mengalami dehidrasi, dan ototnya itu jadi menyusut.

“Dia tidak makan berbulan-bulan tidak masalah, tapi karakter dia ini tidak bisa lepas dari air,” kata pria yang baru-baru ini namanya disematkan dalam spesies cecak jarilengkung sebagai herpatologis terbaik Indonesia ini.

 

Warga saat mengevakuasi ular sanca bodo, ular tersebut rencananya akan dibuatkan kandang dan dirawat di kebun. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version