Mongabay.co.id

Belimbing Wuluh, Buah Asam yang Berpotensi Menghasilkan Listrik

 

 

Meski berukuran kecil dan rasanya asam, buah belimbing wuluh memiliki manfaat luar biasa.

Belimbing adalah nama melayu untuk jenis tanaman buah dari keluarga Oxalidaceae, marga Averrhoa. Tanaman belimbing dibagi menjadi dua jenis, yaitu belimbing manis [Averrhoa carambola] dan belimbing asam atau belimbing wuluh [Averrhoa bilimbi].

Belimbing wuluh diperkirakan berasal dari Kepulauan Maluku dan menyebar ke seluruh bagian Negara Indonesia. Namanya di berbagai daerah sangat beragam, orang Palembang menyebutnya belembeng besi, sedangkan di Bali disebut blingbing buloh. Sementara di Jawa Tengah [blimbing wuluh], Madura [bhalimbhing bulu], Melayu [belimbing asem], Bima [limbi], Aceh [limeng], Makassar [bainang], dan Papua [uteke].

Baca: Pohon Aren, Kolang-Kaling, dan Jasa Musang

 

Belimbing wuluh yang dikenal juga dengan sebutan belimbing asam. Foto: Pixabay/Public Domain/ignartonosbg

 

Dalam Buku 100 Spesies Pohon Nusantara Target Konservasi Ex-Situ Taman Keanekaragaman Hayati [2019] karya Hendra Gunawan dari Pusat Litbang Hutan – KLHK, dijelaskan pohon belimbing wuluh dapat tumbuh mencapai 15 meter, dengan diameter batang sekitar 30 centimeter.

“Permukaan kulit batang kasar, berbenjol-benjol dengan percabangan sedikit dan condong ke atas,” tulisnya.

Ranting muda pohon ini berambut halus, seperti beludru dan berwarna cokelat muda. Sedangkan daunnya majemuk menyirip ganjil, berjumlah 7-19 pasang anak daun.

Bentuk helai anak daun tersebut bundar telur atau jorong, berukuran panjang sekitar 2-10 cm dan lebar sekitar 2-4 cm, dengan ujung lancip.

“Bunga bentuk bintang, warna ungu kemerahan. Buahnya termasuk buah buni, berbentuk bulat lonjong bersegi, panjangnya 4 hingga 10 cm, dengan diameter buah 5 centimeter. Warnanya hijau kekuningan, berair banyak jika sudah masak, rasanya asam,” jelasnya.

Belimbing wuluh banyak ditemukan di Kepulauan Maluku, kemudian dibudidayakan secara luas ke seluruh wilayah Indonesia lainnya, hingga ke luar negeri, yaitu Filipina, Sri Lanka, Myanmar, dan Malaysia.

Belimbing ini merupakan tumbuhan tropis, tumbuh baik pada tanah dengan drainase yang kaya unsur hara. Meskipun juga, dapat tumbuh di tanah berpasir dengan sedikit berkapur.

“Jenis ini menginginkan curah hujan yang merata sepanjang tahun,” jelas Hendra.

Cara mengembangkannya bisa melalui generatif yaitu biji dan vegetatif melalui okulasi, stek batang, cangkok, dan grafting.

“Belimbing ini berbuah sepanjang tahun, terutama Juli-Agustus.”

Baca: Jengkol, Tumbuhan Kaya Manfaat Asli Indonesia

 

Belimbing wuluh yang memiliki banyak manfaat, termasuk potensinya menghasilkan listrik. Foto: Pixabay/Public Domain/ignartonosbg

 

Manfaat

Belimbing wuluh sering disebut juga belimbing sayur atau belimbing asam karena memiliki rasa yang cukup asam dan biasanya digunakan sebagai bumbu masakan atau ramuan jamu.

Dari Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 06, No 01, Juni 2016, berjudul Belimbing Wuluh [Averrhoa bilimbi] Sebagai Sumber Energi Dalam Selgavani karya Sri Suryaningsih diketahui buah ini memiliki larutan berupa senyawa asam seperti senyawa asam sulfat, asam oksalat, asam format, dan asam sitrat yang merupakan larutan elektrolit.

Elektrolit ini digunakan dalam sistem sel Galvani untuk menghantarkan ion-ion dari anoda menuju katoda sehingga dapat menghasilkan listrik. Belimbing wuluh mengandung cairan asam format, sehingga berpotensi untuk menghasilkan listrik.

“Seperti yang diketahui, belimbing wuluh memiliki tingkat keasaman tinggi,” jelas Sri Suryaningsih.

Baca: Rukam, Pohon Berduri yang Digunakan Melawan Tentara Belanda

 

Bunga yang nantinya menjadi buah belimbing wuluh. Foto: Wikimedia Commons/Tu7uh/ Creative Commons Atribusi 3.0 Tanpa Adaptasi

 

Berdasarkan informasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian, disebutkan belimbing wuluh digunakan masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional.

Hal ini karena zat kimia yang terkandung di batang, daun hingga buah memiliki khasiat untuk kesehatan. Pada bagian batang mengandung saponin, tanin, asam format, glukosida, kalsium oksalat, sulfur, dan peroksida. Pada bagian daun mengandung tarlin, sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, dan kalium sitrat.

Efek farmakologis belimbing wuluh, di antaranya dapat menghilangkan sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, peluruh kencing, dan pelembut wajah.

“Bagian tumbuhan yang digunakan untuk mengobati penyakit adalah daun, bunga, dan buah,” terang laporan itu.

Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan belimbing wuluh di antaranya adalah batuk pada anak, obat tradisonal darah tinggi, obat jerawat, obat pegal linu, rematik, dan obat sakit gigi berlubang.

Baca: Buah Nangka dan Cempedak, Serupa tapi Tak Sama

 

Belimbing wuluh yang masih berada di pohon. Foto: Pixabay/Public Domain/ElenzaPhotograhy

 

Berbahaya bagi penderita gangguan ginjal

Meski memiliki banyak manfaat untuk tubuh, ternyata tidak semua orang boleh mengonsumsi belimbing wuluh. Merujuk Alodokter, belimbing wuluh dapat menyebabkan efek samping berbahaya bagi yang memiliki gangguan ginjal. Hal ini disebabkan ada kandungan senyawa yang disebut caramboxin.

“Pada orang dengan kondisi ginjal yang sehat, senyawa ini mudah dikeluarkan dari dalam tubuh.”

Namun, bagi yang memiliki gangguan fungsi ginjal, senyawa caramboxin akan sulit bahkan tidak bisa dikeluarkan dari tubuh. “Akibatnya, racun ini akan menumpuk di tubuh dan bisa menimbulkan gangguan saraf.”

Agar lebih aman, masih mengutip Alodokter, disarankan untuk mengonsumsi belimbing wuluh yang buahnya sudah cukup matang. Lalu cuci dengan air mengalir hingga bersih. “Pastikan tidak ada ulat atau kotoran yang tertinggal pada buah,” jelas tulisan tersebut.

 

 

Exit mobile version