Mongabay.co.id

Foto: Penemuan 15 Spesies Baru Tahun 2021

 

 

Dengan manusia mengirim kendaraan dan alat untuk menjelajahi Mars dan matahari, orang-orang  mungkin berpikir bahwa kita telah selesai menjelajahi seluruh isi planet kita sendiri. Tetapi, para ilmuwan mengatakan bahwa kita saja baru mulai menemukan dan mengidentifikasi kekayaan hayati di Bumi ini.

“Saya pikir, kebanyakan orang percaya bahwa kita sudah tahu sebagian besar spesies di Bumi, tetapi mungkin dengan skenario terbaik, kita baru mengeksplorasi 20% dari seluruh spesies,” Mario Moura, profesor di Federal University of Paraíba di Brasil, mengatakan kepada Mongabay dalam sebuah wawancara, Maret 2021.

Moura adalah peneliti dari studi yang memetakan tempat-tempat di dunia yang kemungkinan memiliki jumlah spesies tertinggi, yang belum diketahui sains. Dan ternyata, masih banyak lagi.

Tahun ini, Mongabay melaporkan spesies yang baru dideskripsikan dari hampir setiap benua, termasuk kelelawar berbulu oranye dari Afrika Barat, burung hantu kecil dari Brasil, sigung akrobatik Amerika Utara, ular dari Himalaya [berdasarkan penemuan di Instagram], spesies paus baru di Teluk Meksiko, spesies semut Ekuador yang bertolak belakang dengan biner gender dan “tembakau pembunuh” Australia.

 

Peta yang menunjukkan area spesies yang belum ditemukan di seluruh dunia. Peta: Mario R. Moura [Moura dan Jetz 2021]

 

“Setiap tahun, saat para ilmuwan menjelajahi ekosistem dunia, mencari herbarium dan jamur, mengurutkan DNA organisme, dan juga menelusuri media sosial, mereka menemukan spesies tanaman dan jamur yang belum dideskripsikan secara ilmiah,” menurut laporan State of the World’s Plants and Fungi 2020 yang dirilis oleh Royal Botanic Gardens, Kew.

Namun, meskipun suatu spesies mungkin baru dalam dunia sains, bukan berarti spesies tersebut belum ditemukan atau diberi nama oleh manusia.

“Banyak spesies yang baru dalam sains sudah dikenal dan digunakan oleh orang-orang di daerah asalnya, orang-orang yang telah menjadi penjaga utama mereka dan seringkali memiliki pengetahuan lokal yang tak tertandingi,” tulis Alexandre Antonelli, Direktur Sains di RBG Kew.

Berikut beberapa “spesies baru dalam sains” yang dilaporkan Mongabay tahun 2021:

 

Kelelawar ‘Spektakuler’ berbulu oranye yang dideskripsikan dari gunung Afrika Barat

 

Myotis nimbaensis merupakan spesies kelelawar baru yang dinamai berdasarkan pegunungan tempat ia ditemukan, Pegunungan Nimba di Afrika Barat. Foto: Kendra Snyder/Bat Conservation International

 

Sekelompok peneliti menemukan spesies kelelawar berbulu oranye di gua-gua dan terowongan pertambangan Pegunungan Nimba di Guinea, Afrika Barat. Spesies yang baru dideskripsikan ini diberi nama Myotis nimbaensis, diambil untuk menghormati pegunungan asalnya, yang digambarkan sebagai “kepulauan langit Afrika,” dengan puncaknya 1.600-1.750 meter.

Kelelawar ini diyakini berstatus Kritis [Critically Endangered]. Bat Conservation International dan perusahaan pertambangan lokal Société des Mines de Fer de Guinée bekerja untuk memperkuat terowongan dan gua sehingga kelelawar akan memiliki rumah yang aman di gunung.

 

Dua spesies baru burung hantu diidentifikasi di Brasil

 

Burung hantu Alagoas [Megascops alagoensis] yang baru dideskripsikan dari hutan Atlantik Brasil bestatus terancam punah. Foto: Gustavo Malacco

 

Salah satu spesies yang baru dideskripsikan, burung hantu Xingu [Megascops stangiae] dari Amazon. Foto: Kleiton Silva

 

Dua spesies baru burung hantu kecil telah ditemuka di hutan hujan Amazon dan Atlantik di Brasil. “Mereka adalah burung hantu kecil yang lucu, panjangnya mungkin 13-15 sentimeter, dengan jumbai bulu di kepala,” kata John Bates, peneliti yang turut mendeskripsikan spesies baru tersebut.

Salah satu spesies baru, Xingu screech owl [Megascops stangiae], dinamai untuk menghormati mendiang Suster Dorothy Mae Stang, seorang aktivis hak tanah AS-Brasil dan biarawati Katolik yang dibunuh pada 2005 oleh mereka yang menentang aktivitasnya.

Burung hantu berada pada risiko kepunahan dan kemungkinan akan diklasifikasikan pada status Kritis. Burung hantu Alagoas hanya ditemukan di lima fragmen hutan terisolasi di Hutan Atlantik Brasil. Kurang dari 10% hutan ini yang tersisa, hanya sekitar 1% dari hutan tersisa ini yang dilindungi, meskipun merupakan hutan dengan tingkat kekayaan spesies tertinggi di dunia.

 

Spesies anggrek baru dari Dataran Tinggi Guyana

 

Anggrek yang baru ditemukan, Epidendrum katarun-yariku. Setiap bunganya berukuran sekitar 5 milimeter [0,2 inci]. Foto: Mateusz Wrazidlo

 

Anggrek baru dengan wujud bunga putih dan batang tinggi ini ditemukan di Dataran Tinggi Guyana, Venezuela. Spesies ini diyakini hidup dalam area kurang dari 20.000 kilometer persegi [7.700 mil persegi] dan memenuhi kriteria “rentan terhadap kepunahan” dalam  Daftar Merah IUCN.

Masyarakat komunitas Adat Pemón Arekuna di Paruima menamai spesies tersebut dalam bahasa asli mereka. Peneliti yang menggambarkan anggrek baru tersebut, Mateusz Wrazidlo, menganjurkan untuk “menghilangkan penjajahan nomenklatur sains dan memberikan lebih banyak representasi ke bahasa pribumi [dan] lokal.”

 

Tokek Jackie Chan

 

Inilah 12 spesies tokek yang baru ditemukan. A: Balerion Cnemaspis; B: Cnemaspis lithophilis; C: Cnemaspis rubraoculus; D: Cnemaspis nimbus; E: Cnemaspis wallaceii; F: Cnemaspis smaug; G: Cnemaspis regalis; H: Galaksi Cnemaspis; I: Cnemaspis nigriventris; J: Cnemaspis flavigularis; K: Cnemaspis palanica; L: Cnemaspis jackieii. Foto: Pal et al. [2021]

 

Para peneliti telah mencatat 12 spesies tokek baru dari pegunungan Ghats Barat India. Satu tokek sangat pemalu, yang digambarkan sebagai tokek yang “hampir mustahil untuk ditangkap”, dinamai seperti nama aktor dan seniman bela diri terkenal Jackie Chan.

Spesies baru ditemukan selama empat tahun pengambilan sampel di Ghats Barat, rantai pegunungan yang sejajar dengan pantai barat semenanjung India. Sebagian besar tokek baru ditemukan di gua-gua atau di lantai hutan. Mereka cukup kecil, kebanyakan panjangnya hanya berukuran 3 hingga 4 sentimeter [1,2 hingga 1,6 inci].

 

Spesies Paus Rice

 

Paus Rice berenang di Teluk Meksiko. Foto: NOAA

 

Menggunakan data genetik dan tubuh paus yang terdampar, para peneliti menentukan bahwa sekelompok paus di Teluk Meksiko yang tampak seperti paus Bryde sebenarnya adalah spesies baru, yang mereka beri nama sebagai paus Rice [Balaenoptera ricei].

Para ilmuwan memperkirakan bahwa hanya ada 33 individu yang masih hidup dan terancam oleh lalu lintas kapal laut, sampah plastik, dan eksplorasi minyak dan gas di Teluk itu. Spesies ini terdaftar di bawah U.S. Endangered Species Act dengan status Kritis [Critically Endangered].

 

Ular mematikan Krait Suzhen

 

Ular Krait Suzhen betina dewasa [Bungarus suzhenae]. Foto: Chen dkk 2021

 

Setelah pemeriksaan detil dari fitur dan DNA ular yang ditemukan di sawah dan sungai di hutan musim di China dan Myanmar utara, para ilmuwan di China menentukan bahwa Krait Suzhen [Bungarus suzhenae] adalah spesies baru.

Bai Su Zhen, merupakan dewi ular dari mitos tradisional yang populer di Tiongkok, Legenda Ular Putih. Nama ini diberikan untuk menghormati keberaniannya atas cinta sejati dan kebaikan kepada orang-orang.

 

Spesies semut baru dari Ekuador yang biner gender

 

Wajah Strumigenys ayersthey. Foto: Philipp Hönle

 

Tradisi ilmiah untuk memberi nama spesies baru untuk menghormati penemunya adalah dengan mengakhiri nama spesies di “i” untuk laki-laki atau “ae” untuk perempuan. Namun, para ilmuwan yang menggambarkan spesies semut baru dari wilayah Chocó di Ekuador memutuskan untuk ‘melanggar’ tradisi ini. Para peneliti menggunakan kata ganti “mereka” dalam nama spesies untuk mempromosikan inklusivitas gender non-biner.

Semut baru, Strumigenys ayersthey, diambil dari nama mendiang aktivis hak asasi manusia dan seniman Jeremy Ayers. Strumigenys memiliki rahang yang mengatup rapat dalam, merupakan salah satu gerakan tercepat yang dapat dilakukan makhluk hidup, yaitu 1,2 juta meter per detik kuadrat.

 

Pepé Le New: Sigung tutul akrobatik di Amerika Utara

 

Seekor sigung tutul melakukan pose handstand yang menjadi ciri khasnya. Foto: Jerry W. Dragoo/Field Museum

 

Setelah menganalisis DNA sekelompok sigung tutul Amerika Utara [sepupu sigung belang yang lebih terkenal], para peneliti menentukan bahwa dari empat spesies sigung yang dikenali sebelumnya, sebenarnya diketahui ada tujuh. Sigung tutul kadang-kadang disebut “akrobat dari dunia sigung” karena handstand mereka yang mengesankan, memberi peringatan kepada pemangsa bahwa semprotan berbahaya akan muncul.

Meskipun mamalia Amerika Utara ini adalah salah satu hewan yang paling banyak dipelajari di dunia, namun para ilmuwan masih menemukan spesies baru dan mempelajari berbagai hal tentang ekologi dasar mereka.

 

Bunglon dari Madagaskar, reptil terkecil di dunia

 


 

Hanya seukuran tablet aspirin, bunglon Brookesia nana yang baru ditemukan dari Madagaskar diyakini sebagai reptil terkecil di Bumi. Madagaskar, meskipun cukup besar, memiliki jumlah hewan mini yang mengejutkan, banyak dari spesies di sana yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di planet ini.

“Kami menemukan spesies baru setiap kali ekspedisi ke Madagaskar,” kata Frank Glaw, pemimpin ekspedisi yang diadakan secara reguler ke Madagaskar dari Bavarian State Collection of Zoology di Munich. Hanya sebagian kecil dari hutan asli Madagaskar yang tersisa dan masih terus dihancurkan.

“Ada semacam perlombaan melawan kepunahan. Saya tidak akan sepenuhnya terkejut jika banyak dari spesies tersebut akan punah pada akhir abad ini.”

 

Tiga spesies anggrek baru di Ekuador

 

Bunga Lepanthes microprosartim, berukuran 13 sentimeter [5 inci]. Foto: Diego Francisco Tobar Suàrez

 

Lebih dari 400 spesies tanaman tercatat selama studi tanaman-burung kolibri tinggi di hutan  hijau di Andes Ekuador, termasuk tiga spesies anggrek baru dalam dunia sains. Ketiga anggrek tersebut termasuk dalam genus Lepanthes, kelompok sangat beragam yang memiliki sekitar 1.100 spesies.

Dalam tiga tahun survei, hanya ditemukan 40 individu tumbuhan Lepanthes microprosartima, sehingga spesies tersebut sebelumnya telah dinilai berstatus Kritis menurut kriteria Daftar Merah IUCN.

 

Spesies bunglon baru berduri dari Pegunungan Bale di Ethiopia

 

Spesies bunglon baru, Trioceros wolfgangboehmei dari Dinsho, Ethiopia. Foto: Petr Nečas dari Koppetsch dkk 2021/CC-BY 4.0

 

Spesies bunglon baru, bernama Wolfgang Böhme Ethiopia, ditemukan hidup di semak-semak dan pohon-pohon kecil di Pegunungan Bale di selatan-tengah Ethiopia. Bunglon ini memiliki panjang sekitar 15 sentimeter [6 inci] dan memiliki jambul yang khas dengan sisik berduri besar di sepanjang punggung dan ekornya.

Para peneliti mengatakan bahwa bunglon Ethiopia dianggap sebagai spesies yang kompleks, kelompok dengan jumlah spesies yang tidak diketahui, tidak hanya satu spesies, dan mereka merasa ada lebih banyak spesies untuk dideskripsikan dari kelompok tersebut.

Banyak hewan endemik Ethiopia ditemukan di Pegunungan Bale, termasuk serigala Ethiopia [Canis simensis], macan tutul, babi hutan, dan banyak reptil endemik lain. Para peneliti mengatakan, area ini adalah hotspot keanekaragaman hayati, kemungkinan menampung banyak spesies yang belum ditemukan.

 

‘Putri tidur’ yang merupakan tanaman endemik Sri Lanka

 

Tanaman strobilanthes medahinnensis yang pertama kali teridentifikasi pada September 2015 di hutan hujan Peak Wilderness. Foto: Nilanthi Rajapakse

 

Tahun 2015, seorang peneliti menavigasi medan curam dan licin dari hutan hujan Peak Wilderness, di dataran tinggi tengah Sri Lanka dan menemukan tanaman yang tidak dikenal dalam genus Strobilanthes. Dikenal sebagai “putri tidur”, banyak dari tanaman ini hanya berbunga sekali setiap 12 tahun. Jadi, tahun demi tahun, peneliti kembali ke tempat yang sulit dijangkau, menunggu tanaman itu berbunga.

Setelah lima tahun, usaha dan kesabaran itu membuahkan hasil: bunga tidur istimewa Strobilanthes mekar untuk mengungkap sebuah spesies baru, Strobilanthes medahinnensis.

 

Katak pohon baru di Indonesia

 

Katak pohon Chirixalus pantaiselatan yang baru ditemukan, dinamai dari pantai selatan Jawa, dengan “pantai” yang berarti pantai dan “selatan” yang berarti selatan. Foto: Misbahul Munir

 

Di hutan dataran rendah di pantai barat daya Jawa, pulau terpadat di Indonesia, sekelompok siswa yang berpartisipasi dalam program sains Masyarakat Herpetologi Indonesia, menemukan lima katak di tepi kolam. Ternyata, mereka adalah spesies baru dalam dunia sains, katak pohon yang sangat kecil [sekitar 2,5 sentimeter atau 1 inci] yang tampak kuning muda atau coklat muda tergantung pada pencahayaan. Panggilan “tik-tik-tik-tik-tik-tik” katak berbeda dari spesies lain yang dikenal.

Chirixalus pantaiselatan kemungkinan berstatus terancam punah. Meskipun ada lebih dari 400 spesies katak yang dikenal di Indonesia, hanya satu yang masuk dalam daftar spesies dilindungi di Indonesia, dan peneliti mengatakan perhatian lebih terhadap katak sangat diperlukan.

 

Spesies baru ‘tembakau pembunuh’ di Australia

 

Bunga Nicotiana Insektisida. Foto: Maarten Christenhusz

 

Serangga yang tertangkap di rambut kelenjar Nicotiana insecticida. Foto: Maarten Christenhusz

 

Para peneliti melihat tanaman tembakau liar yang tidak dikenal di sepanjang jalan raya di Australia Barat. Tembakau, yang sebelumnya tidak diketahui dunia sains, diberi nama Nicotiana insecticida, karena bulunya yang lengket menjebak serangga kecil.

Karena N. insecticida tampaknya tidak melarutkan serangga untuk makanan, ia tidak dianggap karnivora. Kelenjar lengket tembakau, para peneliti percaya, hanya ada di sana untuk melindungi tanaman agar tidak dimakan.

 

Ular Himalaya baru yang ditemukan melalui Instagram

 

Virendar Bhardwaj mengunggah foto seekor ular di halaman belakang rumahnya di India. Kemudian ditemukan sebagai spesies yang belum tercatat secara ilmiah. Foto: Instagram oleh Virendar Bhardwaj

 

Selama karantina mandiri COVID-19 di India, seorang mahasiswa master mulai memotret hewan-hewan di sekitar rumahnya, di dekat kaki pegunungan Himalaya. Sebuah foto ular yang dia posting di Instagram menarik perhatian seorang herpetologis.

Setelah penyelidikan lebih lanjut, mereka memutuskan bahwa ular itu adalah spesies milik kelompok yang tidak diketahui, tapi yang biasa disebut ular kukri, dinamai karena giginya yang melengkung seperti kukri, atau belati Nepal. Himalaya bagian barat relatif kurang dieksplorasi daripada banyak daerah lain, dan para peneliti berpikir ada lebih banyak spesies yang dapat ditemukan disana.

“Sangat menarik untuk dicatat bagaimana sebuah gambar dari Instagram mengarah pada penemuan ular cantik yang belum dikenal oleh dunia,” kata herpetologis Zeeshan Mirza kepada Mongabay.

“Eksplorasi halaman belakang Anda sendiri dapat menghasilkan spesies yang mungkin tidak terdokumentasi. Akhir-akhir ini, orang ingin melakukan perjalanan ke hotspot keanekaragaman hayati terpencil untuk menemukan spesies baru atau langka, tetapi jika seseorang melihat halaman belakang mereka sendiri, seseorang mungkin akan menemukan spesies baru di sana.”

 

Tulisan asli dapat dibaca pada tautan ini: Top 15 species discoveries from 2021 (Photos). Artikel diterjemahkan oleh Akita Verselita

 

 

Exit mobile version