- Hiu paus (Rhinocodon typus) merupakan spesies ikan tebesar di dunia dan berusia panjang. Ukuran besar dan usia panjang itu menjadi kelebihan sekaligus kelemahan, karena sangat rentan dengan berbagai gangguan
- Meski ikan terbesar di dunia, hiu paus tidak membahayakan manusia, bahkan cenderung jinak karena dia pemakan plankton dan berbagai ikan kecil
- Hiu paus sering ditemukan terluka akibat menabrak bagang ikan atau perahu, terkena baling-baling perahu nelayan maupun perahu wisata, tersangkut jaring. Selain itu sering juga ditemukan terdampar. Penting dilakukan upaya mitigasi untuk mengurangi kerentanan sehingga bisa mengurangi kasus kematian hiu paus
- Karena kemunculan yang bisa diprediksi, atraksi hiu paus menjadi daya tarik wisata yang berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat, sekaligus menjadi ancaman baru bagi kelestarian hiu paus. Perlu upaya bersama untuk mendorong ekowisata hiu paus yang bertanggungjawab, mendapat manfaat ekonomi sekaligus melindunginya.
Hiu paus (Rhincodon typus) merupakan spesies ikan terbesar di dunia. Panjang hiu paus dewasa bisa mencapai 18 meter, setara bus dengan kapasitas 60 penumpang. Hiu paus juga memiliki usia panjang. Ukuran besar dan usia panjang ini, di satu sisi menjadi nilai lebih.
Para peneliti bisa mengamati pergerakannya dalam jangka waktu panjang. Selain itu keberadaannya cukup mudah ditemui. Di satu sisi ukuran besar dan usia panjang ini menjadi kerentannya. Semakin panjang waktu hiu paus untuk terpapar sumber kerentanan.
“Secara siklus hidup panjang sehingga kerentanan tinggi,’’ kata Mahardika Rizqi Himawan, dosen perikanan dan kelautan Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat.
Dalam acara Bincang Alam bersama Akita Versalita dari Mongabay Indonesia pada Kamis (30/12/2021), Mahardika menjelaskan satu jam lebih tentang hiu paus. Mahardika yang meneliti hiu paus sejak S1 hingga S2 mengamati hius paus yang tersebar di berbagai perairan di Indonesia.
Hiu paus yang muncul di permukaan biasanya berukuran 3-7 meter. Embrio hius paus berukuran antara 55-64 cm. Hiu paus jantan dewasa berukuran 7,05 – 12,26 meter (jantan), sedangkan betina diatas 12 meter. Hiu paus jantan biasanya sering muncul di permukaan air laut.. Sangat jarang terpantau kemunculan hiu paus betina. Hal ini masih menjadi misteri para peneliti hiu paus. Keberadaan hiu pas betina belum diketahui dengan pasti ketika jantan muncul ke permukaan.
Mahardika menyebutkan hasil penelitiannya beberapa kali menemukan hiu paus yang terluka, akibat menabrak bagan dari kayu. Luka pada mulut dikarenakan, mulut hiu paus mengunyah jaring saat nelayan menjala ikan.
“Yang paling sering terkena propeller kapal nelayan dan kapal wisata,’’ katanya menunjukkan foto luka pada beberapa hiu paus.
baca : Hiu Terbesar Tapi Jinak Dan Bukan Karnivora, Begini 9 Fakta Menarik Tentang Hiu Paus
Selama ini juga sering ditemukan kasus hiu paus terdampar di pesisir yang jarang bisa diselamatkan. Penyebab terdamparnya hiu paus ini masih menjadi misteri. Sebagai ikan yang bernafas dengan insang, begitu hiu paus keluar dari air langsung mati. Penting bagi para peneliti dan pengambil kebijakan untuk memitigasi kasus terdamparnya hiu paus ini untuk mencegah kasus serupa.
“Kenapa bisa terdampar ini masih jadi pertanyaan. Sekarang bagaimana memitigasi terdampar,’’ katanya.
Kesadaran nelayan yang daerahnya menjad lokasi kemunculkan hiu paus memang sudah bagus. Kawasan nelayan tangkap ikan di perairan Probolinggo, Jawa Timur, merupakan tempat favorit hiu paus. Mereka mengejar sumber makanan yang berlimpah. Sesekali hiu paus mengejar makanan dan terjerat jaring nelayan.
“Nelayan biasanya akan melepas,’’ kata Mahardika menjelaskan jika kesadaran nelayan menjaga hiu paus sudah bagus.
Ekowisata Bertanggungjawab
Hiu paus menyebar di perairan tropis dan subtropis. Indonesia merupakan salah satu perairan favorit hiu paus. Keberadaan hiu paus mudah ditemukan di seluruh Indonesia.
Hiu paus yang terpantau muncul di Indonesia cenderung lebil kecil ukuran tubuhnya dibandingkan di Australia dan Filipina, yang mencapai panjang 6-8 meter. Tapi kadang ditemukan hiu paus yang panjang. Sehingga perlu pendataan ulang. Penelitian sebaran hiu paus di Indonesia yang dilakukan Mahardika masih berdasarkan data tahun 2017.
“Mungkin saja paus yang lebih besar ke perairan lebih dalam. Ini bisa menjadi penelitian menarik. Dimana mengeluarkan embrionya masih misteri, dimana hidup neonatal juga misteri,’’ lanjutnya.
baca juga : Wisata Hiu Paus di Gorontalo Harus Utamakan Konservasi
Hasil penelitian yang dilakukan Mahardika dan peneliti lainnya menyebutkan lokasi favorit kemunculan hiu paus adalah Kalimantan Timur, Probolinggo, Gorontalo, Teluk Cendrawasih Papua, Labuan Jambu Sumbawa NTB. Perilaku makan hiu paus, awalnya nelayan menangkap teri, lalu hiu paus muncul di tempat itu. terutama di dekat bagang. Di Gorontalo dekat pabrik pengepakan udang. Hiu paus muncul karena adanya makanan tersedia. Di Probolinggo muncul karena alami. Perairan yang subur menyebabkan berlimpahnya makanan.
“ Hiu paus mencari makan di permukaan, dia membuka mulut untuk mengambil makanan kecil. Filter feeder,’’ katanya.
Kemunculkan hiu paus yang mencari makanan di permukaan ini menjadi tontontan menarik. Awalnya nelayan menganggap sebagai hama karena mengambil ikan yang mereka jaring. Dianggap sebagai penganggu karena sering tersangkut di jaring. Tapi berkat pendampingan dan kesadaran nelayan, kemunculan hiu paus itu kini membawa berkah pariwisata.
“Ukuran yang besar menjadi daya tarik,’’ katanya.
Kemunculkan hiu paus bisa diprediksi sehingga banyak pelaku wisata yang menjual paket wisata pengamatan hiu paus. Kelompok sadar pariwisata (Pokdarwis), bahkan dinas pariwisata di lokasi kemunculkan hiu paus menjadikan kemunculkan itu sebagai atraksi wisata. Bahkan dipromosikan secara khusus.
Kehadiran wisatawan ini membawa dampak positif bagi nelayan setempat. Mereka mendapatkan tambahan penghasilan dari wisatawan yang menyaksikan kemunculan hiu paus. Jasa penyewaan perahu, alat snorkeling tumbuh subur seiring banyaknya wisatawan yang penasaran dengan hiu paus.
baca juga : Melihat Aksi Nelayan Selamatkan Hiu Paus Terdampar
Kehadiran wisatawan yang membawa dampak positif bagi ekonomi masyarakat lokal di satu sisi menjadi ancaman bagi hiu paus. Perahu nelayan yang hilir mudik yang penumpangnya ingin melihat dari dekat menjadi ancaman. Kasus hiu paus yang terluka akibat baling-baling perahu wisatawan sudah sering terjadi. Selain itu banyak wisatawan yang usil. Memegang hiu paus hingga menganggu.
“Tidak semua perilaku wisatawan bertanggungjawab,’’ katanya mengingatkan.
Status hiu pas saat ini dilindungi secara penuh. Pemerintah sudah membahas rencana aksi nasional perlindungan hiu paus. Beberapa pemda juga menyiapkan rencana aksi daerah.
Menurut Mahardika, hius paus menjadi konservasi yang penting. Jika selama ini fokus pada upaya melindungi, masih terbatas pada rencana aksi. Sekarang sudah saatnya ke arah aksi.
“Indonesia berpotensi menjadi the next level konservasi,’’ katanya.
Pariwisata diyakini bisa menjadi salah satu cara jitu untuk konservasi. Nelayan yang awalnya menganggap sebagai hama berubah pandangan. Kehadiran hiu paus menarik minat wisatawan. Ini tentunya menjadi sumber baru pendapatan nelayan.
Hanya saja penting untuk mengevaluasi kegiatan selama ini. Dia bilang, estimasi populasi hiu paus sesungguhnya belum ditahu. Apakah konservasi yang dijalankan selama ini efektif atau tidak. Apakah ada penangkapan, tersangkut, dan terdampar belum diketahui secara pasti. Karena itulah pentingnya mendorong riset terkait hiu paus, mendorong upaya konservasi hiu paus menjadi tanggungjawab kita bersama. Menyelamatkan spesies ikan terbesar di dunia.
baca juga : Kasus Penyelam Menunggangi Hiu Paus di Nabire, Melukai atau ‘Hanya Bermain’?