Mongabay.co.id

Indonesia Ingin Gelorakan Gerakan Bersih Pantai dan Laut ke Panggung Dunia

 

Alisa Yuliana Nur Fatimah, 11 tahun, murid SD 2 Parangtritis, Bantul tampak mengenakan sarung tangan lateks, kaos, dan tas yang dibagikan panitia. Pagi itu, dia bersama 20 teman sekolahnya mengikuti pencanangan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) yang diselenggarakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada Jumat (28/01/2022) di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta.

Ada sekitar 500 peserta dari unsur pelajar, mahasiswa, paguyuban pedagang, jasa wisata, koperasi, dan swasta yang ikut aksi pungut sampah. Jarak sekolah Alisa dengan Pantai Parangkusumo sekitar 10 menit berjalan kaki. Pantai yang bersih dari sampah menjadi dambaannya.

“Ikut punguti sampah biar pantainya bersih, nyaman, terus kalau lihat pemandangan biar indah. Soalnya kalau ada sampah pantai jadi kelihatan kotor.”

Meski sempat hujan gerimis, Alisa bersama peserta lain tampak bersemangat memunguti sampah ke dalam kantong plastik. Sampah yang telah dikumpulkan kemudian ditimbang oleh panitia. Hasilnya hampir satu ton sampah organik maupun anorganik berhasil dikumpulkan hanya dalam waktu sekitar tiga jam saja.

 

Ke Panggung Dunia

“Tugas kita bersama mewujudkan laut yang sehat dan mencegah kerusakan ekosistem, yang pada akhirnya menjamin keberlanjutan pengelolaan dan pemanfaatannya. Kita harus berani menyampaikan kepada dunia, bahwa kita adalah negara yang memperhatikan kesehatan laut, yang memiliki tata kelola laut yang baik,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam sambutan.

Kedatangan Menteri untuk mencanangkan program GBPL sekaligus Bulan Cinta Laut, sebagai komitmen KKP menjaga kelestarian ekosistem laut sesuai prinsip ekonomi biru. Kegiatan ini bertema laut sehat, Indonesia sejahtera.

“Bulan bersih pantai dan laut mulai dicanangkan sejak hari ini sebagai pemanasan karena saya berharap ini nanti digelorakan di seluruh wilayah Republik Indonesia oleh Presiden RI, bapak Joko Widodo. Saya berharap akan menjadi satu kegiatan yang masif untuk seluruh Indonesia,” lanjutnya.

Didampingi Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Propinsi DIY Tri Saktiana, dan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Pamuji Lestari, Menteri KKP pun ikut memunguti sampah organik dan anorganik di Pantai Parangkusumo.

baca : Ini Cara Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Laut

 

Alisa, murid SD 2 Parangtritis (paling kiri) bersama teman-temannya ikut membersihkan sampah di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta. Foto : Nuswantoro/Mongabay Indonesia

 

KKP sendiri bertekad menyukseskan KTT G20 yang puncaknya akan dilaksanakan di Bali akhir Oktober mendatang, melalui Environment and Climate Sustainability Working Group (ECSWG) yang fokus pada sustainable recovery, land and sea-based actions dan resource mobilization, untuk mendukung perlindungan lingkungan dan target-target mitigasi serta adaptasi perubahan iklim.

Ada tujuh isu yang menjadi turunan dari tiga prioritas kerja. Dari keterangan resminya, hal itu dijabarkan sebagai keanekaragaman hayati yang berkaitan dengan Post 2020 Global Biodiversity Framework, pemulihan lingkungan dari land degradation dan deforestation, perlindungan ekosistem laut yang berkaitan dengan illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing, marine protected area di Antartika, dan Osaka Blue Ocean Vision. Selanjutnya, sampah laut, efisiensi penggunaan sumber daya dan ekonomi sirkular, pendanaan berkelanjutan untuk mencakup isu lingkungan hidup yang lebih luas, serta G20 Water Dialogue.

 

Satu Bulan Bersihkan Laut

Indonesia resmi memegang presidensi Group of Twenty (G20) untuk tahun 2022, sejak 31 Oktober 2021. Secara simbolis Perdana Menteri Italia Mario Draghi menyerahkan palu kepada Presiden Joko Widodo pada penutupan KTT G20 di Roma. Selanjutnya Indonesia akan menyelenggarakan even serupa pada akhir Oktober mendatang di Bali.

Dalam sebuah pernyataan, Presiden RI mengatakan pada pertemuan para pemimpin dunia itu Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Ada tiga fokus yang akan dikerjakan Indonesia, yaitu penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan.

Dukungan KKP untuk presidensi G20 Indonesia di 2022 yakni meningkatkan kesehatan dan perlindungan ekosistem laut melalui rehabilitasi ekosistem pesisir, mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim, pengelolaan kawasan konservasi dan jenis ikan, pemberantasan IUU Fishing serta memerangi sampah laut.

Sebagai negara maritim, Trenggono mengingatkan masyarakat untuk tidak memunggungi laut namun justru sebaliknya, harus menjadikannya halaman depan. Sehingga laut harus dijaga agar tetap bersih.

“Saya akan sering datang ke seluruh pantai termasuk Parangtritis, karena kebersihan laut bukan hanya pencanangan buat kita semua. Ini untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa kebersihan, keberhasilan menjadikan laut biru, adalah tanggung jawab kita bersama sebagai umat manusia. Karena kalau lautnya rusak, maka kehidupan kita terancam. Kalau lautnya dieksploitasi habis-habisan, ikannya habis, sampahnya banyak, maka manusia akan punah.”

baca juga : Begini Ancaman Polusi Suara dan Sampah bagi Mamalia Laut

 

Menteri Kelautan dan-Perikanan Wahyu Sakti Trenggono (dua dari kanan) didampingi Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dan pejabat lainnya ikut memunguti sampah di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta. Foto : Nuswantoro/Mongabay Indonesia

 

Menurutnya, memahami bagaimana aktivitas manusia mempengaruhi sumber daya laut dan bagaimana masyarakat dipengaruhi oleh perubahan sistem yang ada di laut, merupakan tantangan yang paling utama.

“Cepatnya peningkatan populasi penduduk dan pembangunan wilayah pesisir mengancam laut dan layanan jasa yang diberikan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik, telah menjadi ancaman bagi laut dan pasti akan berdampak terhadap kita. Sehingga produktivitas perairan laut dapat menurun dan mengganggu jejaring makanan, yang akhirnya dapat menimbulkan masalah pada kesehatan manusia.”

Untuk meningkatkan kesehatan laut dan mengurangi keberadaan sampah di laut, KKP tengah menggodok program khusus bersih sampah di laut yang melibatkan nelayan.

“Saya ingin ada satu bulan yang dijadikan sebagai bulan membersihkan laut. Nelayan tidak pergi melaut untuk menangkap ikan tapi membersihkan sampah di laut. Dan setiap kilogram sampah yang diambil akan ada imbalan bagi para nelayan. Untuk itu saya mohon kerja sama dari Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan program ini.”

Menurutnya gerakan bersih pantai dan laut tidak boleh berhenti hanya sampai acara seremoni selesai. Namun, harus dilakukan secara berkelanjutan sehingga dapat mengubah perilaku dan pandangan laut sebagai keranjang sampah.

“Laut telah memberikan banyak manfaat bagi manusia. Sekarang adalah saatnya kita bertugas mengembalikan kesehatan laut, mengelola dengan bijak serta mengkonversi atas keanekaragaman laut, yang dapat memberikan manfaat bagi generasi saat ini, tanpa mengesampingkan kebutuhan generasi masa mendatang.”

“Namun yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga potensi itu sesuai dengan pakem-pakem ekologi. Jadi secara ekologi harus dijaga dengan baik, karena kalau ekologi terjaga dengan baik saya meyakini ekonominya akan meningkat.”

baca juga : Tekad Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Laut

 

Sejumlah peserta aksi bersih-bersih pantai sedang memunguti sampah di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta. Foto : Nuswantoro/Mongabay Indonesia

 

Akhirnya Menteri mengingatkan jangan sampai wisata yang tidak terkontrol justru menjadi bumerang.

“Bagaimana wisata bahari kita berikan, tetapi dengan skema-skema yang terukur, tidak boleh masif. Karena sudah terbukti, Bunaken misalnya, yang dulu luar biasa apresiasi terhadap Bunaken, sekarang Bunaken rusak dipenuhi dengan sampah akibat tidak dijaga dengan baik.”

 

Rencana Aksi

Menurut data Global Plastic Action Partnership, Indonesia sekurang-kurangnya menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik tiap tahun, dengan angka pertambahan mencapai 5 persen tiap tahunnya. Sebanyak 70 persen atau sekitar 4,8 juta ton sampah plastik per tahun tidak terkelola dengan baik seperti dibakar, dibuang sembarangan, atau mengotori sungai dan laut.

Indonesia menjadi sorotan dunia karena disebut sebagai penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kedua setelah China, berdasar penelitian Jenna R. Jambeck dalam artikelnya Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean tahun 2015. Keberadaan sampah plastik di laut mejadi perhatian dunia mengingat dampak jangka panjang bagi kesehatan manusia dan kelestarian biota laut.

Pamuji Lestari, Plt Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP mengatakan saat ini untuk menangani sampah laut menggunakan payung hukum Perpres No.83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut, dimana pemerintah berkomitmen menangani 70 persen sampah plastik di laut pada 2025.

Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut tahun 2018 hingga 2025 melalui strategi gerakan nasional peningkatan kesadaran para pemangku kepentingan, pengelolaan sampah yang bersumber dari darat, penanggulangan sampah di pesisir dan laut. Selanjutnya meliputi mekanisme pendanaan, dan penegakan hukum, serta penelitian dan pengembangan.

Pemerintah membentuk Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut, dengan ketua Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan ketua harian Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kami dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut mendapat amanah untuk mengelola atau menangani sampah di pesisir dan pulau-pulau kecil. Salah satunya adalah gerakan bersih pantai dan laut. Oleh karenanya kami ingin kita bersinergi untuk membangun desa yang bersih dari sampah plastik, desa bersih dari segala macam aktivitas yang merusak lingkungan.“

baca juga : Perlukah Pelabuhan Ikut Tangani Sampah Laut?

 

Peserta aksi Gerakan Bersih Pantai dan Laut mengumpulkan sampah pada tempat yang telah disediakan. Foto : Nuswantoro/Mongabay Indonesia

 

Pamuji Lestari juga mengatakan akan mendukung program GBPL dengan pelatihan-pelatihan pengolahan sampah. Tujuannya agar sampah tidak hanya dibakar, namun bisa digunakan lagi, didaur ulang menjadi barang-barang yang bisa dimanfaatkan lagi.

“Kami juga melakukan pendekatan sirkular ekonomi, di mana sampah nantinya secara ekonomi bisa meningkatkan manfaat bagi masyarakat. Termasuk di beberapa lokasi kami juga memfasilitasi bank sampah. Jadi bank sampah ini nanti dikelola masyarakat, koperasi, sehingga sampah-sampah bisa dikumpulkan, dan yang mengumpulkan sampah mendapatkan satu kompensasi.”

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menerangkan, persoalan sampah laut di wilayahnya berhubungan dengan posisi geografis kabupaten ini yang menjadi hilir dan muara seluruh perairan umum yang ada di DIY. Ditambah energi gelombang yang sangat besar membuat kabupaten dengan wilayah laut seluas 125,94 kilometer persegi ini mengalami masalah sampah plastik yang terbawa arus laut.

Padahal pantai di Bantul seperti Parangtritis telah menjadi tujuan utama banyak pelancong yang ke Yogyakarta selain Malioboro, dan Prambanan.

“Sampah apabila tidak ditangani bisa menimbulkan pencemaran, gangguan kesehatan, dan gangguan estetika. Gerakan bersih pantai dan laut, menjadi daya upaya kita bersama untuk mewujudkan kawasan pesisir yang bersih dan indah. Kebersihan selain dapat menjaga kelestarian ekosistem laut dan pesisir juga meningkatkan estetika kawasan pesisir Bantul yang menjadi salah satu ikon destinasi wisata andalan DIY.”

 

Exit mobile version