Mongabay.co.id

Foto: Gula Aren, Teman Sejati Penikmat Kopi

 

 

Pohon aren atau enau [Arenga pinnata] sering disebut sebagai tanaman serba guna. Batang, daun, ijuk, hingga buahnya, semua dapat dimanfaatkan.

Meski banyak kegunaan, tanaman ini masih dianggap sebagai tumbuhan pengganggu sehingga banyak ditebang.

“Sebagian masyarakat masih melihat sebagai tanaman pengganggu di kebun, karena itu  dibersihkan,” ujar Nasrul, petani aren di Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin [07/02/2022].

Dia mengatakan, di Aceh Besar pohon ini sudah tidak banyak yang pelihara.

“Padahal, aren tumbuh sendiri di pinggir sungai, menyebar dengan bantuan musang yang memankan buahnya.”

Baca: Pohon Aren, Kolang-Kaling, dan Jasa Musang

 

Pohon aren disadap tandan buahnya untuk diambil air niranya sebagai bahan utama pembuatan gula. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Lain halnya dengan masyarakat di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara, yang masih setia menyadap air nira untuk dijadikan gula merah.

Aman Rusdi, warga Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, mengatakan, meski tidak sulit namun pekerjaan ini perlu keahlian.

“Yang disadap itu tangkai tandan buah jantan, atau tandan yang tidak akan berbuah banyak. Tandan betina bisa juga, tapi rasa arennya berbeda,” ungkapnya.

Foto: Ubi Hutan Sebagai Bahan Pangan di Samar Kilang

 

Air nira diolah dengan cara dimasak untuk dijadikan gula aren. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Sebelum dipotong, tandan dipukul kayu terlebih dahulu, agar airnya keluar.

“Setelah tujuh hari, tandan dipotong dan dipasang bambu di ujungnya, untuk menampung air nira. Panen ini dilakukan beberapa hari.”

Agar gula aren yang dihasilkan tidak asam, maka air nira harus diambil saat matahari terbit. Atau, sore hari sebelum mentari terbenam.

“Awalnya, saya memasak sendiri air nira. Kini, ada kelompok perempuan di Samar Kilang yang mengelolanya dalam bentuk gula aren bubuk dan cair,” jelas Aman.

Baca: Madu Kelulut dan Kelestarian Hutan Leuser

 

Kelompok Pengolah Gula Aren Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, mengolah gula aren dalam bentuk bubuk. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Ketua Kelompok Pengolah Gula Aren Samar Kilang, Saedah mengatakan, bersama perempuan lain di Kecamatan Syiah Utama, mereka mengolah gula aren untuk dijual.

“Baru sekarang kami membuatnya dalam bentuk bubuk dan cair, dengan pengemasan yang baik. Sebelumnya, gula aren hanya kami jual dalam bentuk bulat atau batangan, hanya dibungkus daun pisang.”

Saedah mengaku, awalnya usaha ini sempat gagal karena gula aren bubuk tidak berhasil diproduksi.

“Kini, kami telah menemukan caranya. Gula bubuk yang dihasilkan pun lebih bagus, baik warna terlebih rasa,” tambahnya.

Baca: Studi: Ada Kesamaan Interaksi Lebah Madu dengan Kehidupan Sosial Manusia

 

Inilah gula aren dalam bentuk bubuk, yang cocok sebagai pemanis kopi. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Danurfan, pemilik Leuser Coffee di Banda Aceh menuturkan, permintaan gula aren mulai meningkat, setelah penikmat kopi tidak lagi menggunakan gula putih sebagai pemanis.

“Terutama bagi penikmat kopi arabika. Ada yang mencampur langsung ke gelas, ada juga yang mengunyah gula aren setelah atau sebelum meneguk kopi,” paparnya, baru-baru ini.

Baca juga: Sudah Satu Abad, Sikatan Aceh Tak Kunjung Terlihat

 

Gula aren hasil produksi Kelompok Pengolah Gula Aren Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, dalam bentuk bubuk dan cair. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Pohon aren hampir mirip pohon kelapa. Hal paling mudah membedakannya adalah, batang pohon aren dibalut ijuk, sehingga pelepah daun tua sulit terlepas dari batangnya. Tanaman ini  tidak membutuhkan kondisi khusus, dapat tumbuh pada tanah liat dan berpasir.

Mengutip informasi dari DPKP DIY, saat ini tercatat empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu Arenga pinnata [wurmb], Arenga undulatitolia Bree, Arenga westerhoutii Grift, dan Arenga ambcang Becc. Dari jenis tersebut yang sudah kita kenal manfaatnya adalah Arenga pinnata, yang keseharian dinamakan aren atau enau.

Di Indonesia, pohon aren dikenal dengan sebutan seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk [Sumatera], akol, akel, akere, inru, indu [Sulawesi], serta moka, moke, tuwa, tuwak [Nusa Tenggara].

 

 

Exit mobile version