Mongabay.co.id

Peringati HPSN, Kotaku Flores Timur Gandeng Trash Hero Lakukan Aksi Bersih dan Edukasi Sampah

 

Sebanyak 19 relawan dari Trash Hero Larantuka, staf Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) serta pegiat sampah di Kota Larantuka melakukan aksi bersih sampah nonorganik di pemukiman padat Kelurahan Ekasapta, Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (19/2/2022).

Menggunakan sarung tangan, alat penjepit sampah dan karung, mereka berjalan dari rumah ke rumah menyisiri gang-gang sempit hingga saluran air.

“Kami melakukan aksi bersih-bersih di dua Rukun Tetangga (RT) yang ada di Kelurahan Ekasapta dalam rangka menyongsong HPSN (Hari Peduli Sampah Nasional),” kata Thomas Bala, Asisten Koordinator Mandiri Program Kotaku, Kabupaten Flores Timur.

Thomas menjelaskan kegiatan itu bertujuan mengedukasi masyarakat yang masih tidak peduli dengan sampah di lingkungannya. Sampah masih dibakar, dibuang di halaman rumah serta di saluran air dan belum terpusat di tempat-tempat sampah yang disiapkan.

“Kami sudah buatkan sarana dan prasarananya. Langkah keberlanjutan, ada alih kelola dengan menyerahkan kepada lembaga-lembaga yang sudah dibentuk di 2 kelurahan baik Kelurahan Ekasapta maupun Sarotari agar bisa mengelolanya,” ucapnya.

Aksi bersih sampah itu berhasil mengumpulkan sampah non organik sebanyak 42 kg. Sampah tersebut pun dimasukan ke dalam tempat sampah yang ada di pinggir jalan setelah dipilah sesuai jenisnya.

baca : Inilah Para Pahlawan Sampah dari Koja Doi

 

Sampah plastik menumpuk di belakang rumah warga di Kelurahan Ekasapta, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Edukasi Usia Dini

Trash Hero Larantuka telah melaksanakan 57 kali aksi bersih sejak tahun 2019. Total relawan yang terlibat sebanyak 832 orang dan yang juga melibatkan 97 anak-anak. Total sampah yang terkumpul sebanyak 3.234 kg.

Koordinator Trash Hero Larantuka, Maria Fatima Ola menjelaskan, Trash Hero merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di bidang edukasi lingkungan melalui aksi bersih dan kampanye pengurangan sampah plastik yang dimulai dari sumbernya.

Trash Hero Larantuka bergabung dengan Trash Hero Indonesia dan Trash Hero World pada 19 Oktober 2019. Pihaknya juga melakukan sosialisasi dan edukasi terutama kepada anak sekolah dan anak-anak muda.

Fatima beralasan anak-anak dan remaja masih mempunyai harapan dan cita-cita yang besar. Ketika dijelaskan menjaga lingkungan dan melakukan aksi baik untuk menyelamatkan lingkungan, bisa lebih mudah diserap.

“Tantangan bagi kami, paling sulit menyadarkan masyarakat terkait pentingnya mengurangi sampah dari sumbernya. Dimulai dari diri kita sendiri, baru berangkat ke rumah tangga dan lingkungan yang lebih besar,” ucapnya.

Fatima mengakui kita masih sangat tergantung kepada plastik sekali pakai, sehingga diperlukan kesadaran mengurangi pemakaiannya guna menghindari kerusakan lingkungan.

baca juga : Meski Disabel, Saver Tetap Setia Bergelut Tanggulangi Sampah

 

Relawan Trash Hero sedang membersihkan sampah yang dibuang masyarakat di saluran air di Kelurahan Ekasapta, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

“Karena kami fokusnya pengurangan sampah plastik maka selama aksi bersih kami fokus ke sampah plastik. Tapi mirisnya banyak sekali sampah popok yang kami temukan di pesisir pantai, pohon-pohon di hutan mangrove serta di pinggir jalan,” sesalnya.

Padahal popok tidak hanya berdampak buruk terhadap lingkungan tetapi sampah ini bisa jadi makanan anjing atau kambing. Dia sering melihat kambing makan sampah di tempat-tempat sampah di Pasar Inpres Larantuka.

Botol air mineral juga banyak ditemukan di lokasi-lokasi tertentu di wilayah yang dijadikan tepat rekreasi atau tempat jual beli. Sampah makanan ringan, sedotan serta kain dari pakaian bekas pun banyak ditemukan di pesisir pantai.

“Kita harus mulai membawa kantong belanja sendiri sehingga ketika berbelanja kita tidak perlu menggunakan kantong plastik sekali pakai. Langkah ini dapat mengurangi sampah di rumah tangga di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) bahkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah,” himbaunya.

 

Mulai Dari Kita

Seorang pemuda peduli sampah Klemens Heka Hayon membuka kios di Kota Larantuka sebagai sarana edukasi. Kempi sapaannya membuka Kios bernama Laut Bukan Tempat Sampah dan melayani pembelian tanpa kantong plastik. Dia sebutkan untuk minimal belanja Rp50 ribu  dan membawa tas belanja sendiri mendapat potongan Rp500.

Dia sebutkan belum banyak pembeli yang membawa kantong plastik sendiri. Tapi Kempi tidak memberikan tas kresek bila barang belanjaan sedikit atau bisa ditaruh di saku baju.

“Ada yang sudah paham dan menolak diberikan kantong plastik karena ada tulisan di kios. Memang sudah ada dampak dan mulai ada kesadaran,” ungkapnya.

baca juga : Aplikasi Bank Sampah Digital ini Jadi Basis Data lebih 15 Ribu Warga Bali

 

Sampah hasil aksi bersih di Kelurahan Ekasapta, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT dipilah dan dimasukan ke dalam tong sampah. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Kempi mengajak 61 pemuda Orang Muda Katolik (OMK) tetapi hanya 11 orang yang aktif membantunya mengambil sampah ke rumah-rumah setiap Senin, Rabu dan Jumat. Mereka mengajak warga tidak membuang sampah ke pantai dengan memilah sampah plastik dan organik.

“Saya bergabung di Trash Hero karena peduli kemanusiaan dan lingkungan. Saya juga bekerja di Puskesmas Oka. Kita tidak hanya melayani Tuhan dengan hanya dengan berdoa saja tapi dengan aksi nyata membersihkan alam agar alam akan baik dengan kita,” ungkapnya.

Sedangkan Fatima berpesan membangun kepedulian lingkungan dengan aksi-aksi kecil yang bisa dilakukan dari diri sendiri, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan beralih ke produk isi ulang. Semua itu demi menjaga bumi sebabai warisan generasi selanjutnya.

“Ayo kita wariskan pantai yang indah, laut yang bersih, ikan-ikan yang segar, hutan yang asri kepada generasi kita selanjutnya dengan lebih peduli terhadap lingkungan. Kita ubah pola pikir kita dan disebarkan kepada keluarga dan masyarakat,” pesannya.

 

Tragedi Sampah

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati setiap tanggal 21 Februari. Kementerian Negara Lingkungan Hidup mencanangkan 21 Febuari 2006 sebagai HPSN untuk pertama kalinya.

Peringatan ini muncul atas ide dan desakan dari sejumlah guna mengenang peristiwa di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005.

Dampak curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah mengakibatkan 157 jiwa melayang dan dua kampung yakni Cilimus dan Pojok hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah.

Sampah menjadi persoalan yang dihadapi masyarakat global. National Geographic melaporkan masing-masing kota di dunia setidaknya menghasilkan sampah setiap tahunnya mencapai 1,3 miliar ton. Bank Dunia memperkirakan, pada tahun 2025, jumlah ini bertambah hingga 2,2 miliar ton.

Dalam laporan sebuah penelitian yang diterbitkan di Sciencemag pada Februari 2015 menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua di dunia penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok, disusul Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka.

Riset LSM Greeneration, yang telah 10 tahun konsen pada isu sampah, setiap orang di negeri ini rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Di alam, kantong plastik yang tak terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem.

Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan Indonesia akan bebas sampah pada tahun 2020.  Hari peduli sampah dijadikan momentum untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle) dalam pengelolaan sampah.

 

Exit mobile version