Mongabay.co.id

Maksimalkan Potensi Minyak Kelapa, Mengapa Tidak?

 

 

Minyak kelapa kembali menarik perhatian masyarakat, setelah naiknya harga minyak goreng sawit.

Bustami, warga Kelurahan Durian Depun, Kepahiang, Bengkulu, mengatakan, lebih memanfaatkan buah kelapa yang pohonnya tumbuh di belakang ruma, untuk diolah menjadi minyak.

“Sejak awal 2022, harga minyak sawit mahal. Saya membuat minyak kelapa secara tradisional,” kata lelaki 61 tahun tersebut, Selasa [22/03/2022].

Bustami menuturkan, buah kelapa yang mudah didapat, membutanya tidak resah. “Saya coba memaksimalkan potensi yang ada, bahannya sudah tersedia dan mudah didapat,” ujarnya.

Kelapa [Cocos nucifera] merupakan pohon berbatang tunggal dari suku aren-arenan [Arecaceae]. Mengutip Museum Tanah dan Pertanian, tanaman ini diperkirakan berasal dari Amerika Selatan, dibudidayakan di sekitar lembah Andes di Kolombia, Amerika Selatan sejak ribuan tahun sebelum masehi.

Persebarannya, diperkirakan melalui aliran sungai atau lautan, atau dibawa para awak kapal yang berlabuh dari pantai satu ke pantai lain.

Kelapa diketahui memiliki sekitar 100 varietas. Berbuah mulai umur 5 tahun dengan produksi  penuh umur 10 hingga 50 tahun. Pohon ini tua saat umur 80 tahun dan mati ketika 100 tahun.

Baca: Tanpa Minyak Sawit, Kita Terus Masak dan Mandi

 

Buah kelapa yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan manusia. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Kelapa dan kesehatan

Rahma Ayu Widiyanti dalam makalah “Pemanfaatan Kelapa Menjadi VCO [Virgin Coconut Oil] sebagai Antibiotik Kesehatan dalam Upaya Mendukung Visi Indonesia Sehat 2015” menjelaskan, sejak ribuan tahun lalu [3960 tahun silam], buah kelapa telah dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan kesehatan.

“Belakangan, pemanfaatan daging buah kelapa menjadi lebih variatif. VCO merupakan bentuk olahan daging kelapa yang banyak diproduksi,” tulisnya.

Namun, mutu pengolahan minyak kelapa biasa atau minyak goreng secara tradisional, terkadang kurang baik. Hal ini ditandai kadar air dan asam lemak bebas cukup tinggi. Bahkan, warnanya agak kecokelatan sehingga cepat menjadi tengik.

“Daya simpannya pun tidak lama, sekitar dua bulan,” jelasnya.

Rahma menjelaskan, pembuatan minyak kelapa murni atau VCO dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas rendah, berwarna bening, dan berbau harum, mempunyai daya simpan hingga 12 bulan.

Caranya, siapkan buah daging kelapa [santan] dan fermipan atau ragi pengembang [Saccharomyces cereviseae].

“Daging buah kelapa yang sudah dibuang batoknya diparut. Diambil santannya kemudian ditambah air panas [70 derajat Celcius] dengan perbandingan 2:1, lalu diperas dan disaring.”

Kemudian, masukkan dalam toples besar dan diamkan selama 2-3 jam, hingga terpisah menjadi dua bagian [krim dan skim]. Lapisan krim ditambah 0,1 gram ragi yang dilarutkan dalam 10 ml air hangat-hangat kuku, diaduk merata.

Berikutnya, krim dimasukkan dalam botol kecil 350 ml, dibiarkan selama 14 hingga 24 jam dalam kondisi tertutup.

“Hasilnya, krim terbagi menjadi 3 lapisan yaitu VCO, gelondo [protein], dan air. Lalu, minyak dipisahkan dari galendo dengan kertas saring,” tulis Rahma.

Di beberapa daerah, VCO dikenal juga dengan nama minyak perawan, minyak sara, atau minyak kelapa murni.

Baca: Menyoal Debat Masalah Kelapa versus Kelapa Sawit

 

Tidak hanya airnya yang segar diminum, daging buah kelapa juga dapat diolah menjadi minyak. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Riset minyak goreng kelapa

Peneliti Pusat Riset Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional [BRIN], Teuku Beuna Bardant, menjelaskan riset minyak kelapa dan ragi tempe dikembangkan oleh salah satu peneliti Pusat Penelitian Kimia [P2 Kimia] LIPI yang kini menjadi Pusat Riset Kimia BRIN, yakni almarhumah Tami Idiyanti pada 2002 – 2012.

Dalam pengembangan ragi tempe tersebut, Tami mengembangkan jalur produksi ragi khusus untuk produksi minyak kelapa. Hasil penelitiannya menunjukkan, VCO bagus untuk kosmetik dan kesehatan tubuh.

Ragi tempe dinilai lebih unggul dalam proses pengolahan, karena jamur Rhizopus oligosporus lebih lahap dalam memakan protein dibandingkan ragi komersial lainnya, seperti ragi roti maupun ragi tape.

Teuku Beuna Bardant menjelaskan, ragi tempe pada santan akan membuat protein kelapa dimakan oleh ragi. Saat jumlah proteinnya berkurang, fungsinya untuk menjaga kestabilan campuran minyak dan air menurun, maka tidak ada lagi yang memegang molekul minyak dan air.

“Sehingga keduanya akan terpisah dengan sendirinya,” jelasnya, dikutip dari laman BRIN, 11 Februari 2022.

Dia menuraikan, minyak kelapa sebagai minyak goreng maupun sebagai VCO, bermanfaat untuk kesehatan. Minyak goreng dari minyak kelapa memiliki rantai lebih pendek daripada rantai minyak sawit, sehingga lebih mudah dicerna.

“Mengkonsumsi minyak kelapa, dampaknya adalah membuat tubuh kita tidak lebih cepat gemuk, dibandingkan minyak sawit,” jelasnya.

Baca juga: Tempe, Makanan Khas Indonesia yang Mendunia

 

Indonesia memiliki potensi kelapa menjanjikan. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Manfaat minyak kelapa

Mengutip Alodokter, minyak kelapa baik untuk menurunkan berat badan, sebab kandungan nutrisi dalam minyak kelapa murni dapat meningkatkan metabolisme, sehingga lemak dalam tubuh akan semakin cepat terbakar dan diubah menjadi energi.

Meski begitu, data efektivitas minyak kelapa untuk diet masih terbatas sehingga diperlukan penelitian mendalam. Selain itu, dalam menurunkan berat badan, kita tetap perlu olahraga rutin serta menjalani pola makan sehat seimbang, sehingga tidak mengandalkan minyak kelapa semata.

Minyak kelapa juga baik menjaga kesehatan jantung, sebab kandungan polifenol dapat mencegah terjadinya aterosklerosis. Yaitu, pengerasan dinding pembuluh darah akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Dengan demikian, risiko penyakit jantung  menurun.

Manfaat lain adalah mengurangi kolesterol jahat [LDL] dan meningkatkan kolesterol baik [HDL] dalam tubuh.

“Efek ini dapat memelihara kesehatan jantung dan pembuluh darah. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minyak kelapa hanya meningkatkan kadar lemak baik, tetapi tidak memberikan dampak signifikan pada penurunan kolesterol total dan lemak jahat dalam darah,” jelas tulisan tersebut.

 

 

Exit mobile version