Mongabay.co.id

Penelitian Menunjukkan Karang Mampu Bertahan terhadap Perubahan Iklim

 

Perubahan iklim memang memengaruhi berbagai sektor kehidupan. Semua kehidupan di muka bumi, termasuk terumbu karang yang sebarannya ada di daerah tropis dan subtropis. Ancaman pemutihan terumbu karang akibat perubahan temperatur laut menjadi isu kuat perubahan iklim. Akankah terumbu karang dapat bertahan dari ancaman ini?

Meningkatnya kadar karbondioksida di atmosfer telah menyebabkan lautan yang lebih hangat dan sekitar seperempat karbon dioksida di udara larut ke laut. Hal tersebut menyebabkan laut menjadi lebih asam dan suhunya naik. Tentu saja situasi ini mengancam habitat karang.

Dalam penelitian yang dipublikasikan jurnal Scientific Reports pada 10 Maret 2022 lalu, para peneliti di Hawaii mengumpulkan sampel dari tiga spesies karang yang paling umum di Hawaii, yakni Montipora capitata, Porites compressa dan Porites lobata.

baca : Kerusakan Terumbu Karang di Indonesia Dipicu Dampak Perubahan Iklim?

 

(a) Peta empat lokasi pengumpulan karang di sekitar pulau Oʻahu, Hawaiʻi (teks hitam), lokasi percobaan di Institut Biologi Kelautan Hawaii (HIMB, teks biru), dan foto spesies penelitian (b) M. capitata, (c) P. compressa, dan (d) P. lobata. Foto : Keoki Stender.

 

Ketiga sampel itu ditempatkan dalam tangki dengan empat kondisi lingkungan berbeda. Tangki pertama dengan kondisi laut saat ini; tangki kedua dengan kondisi pengasaman laut (-0,2 unit pH); tangki ketiga kondisi pemanasan laut (+2 derajat Celcius); dan tangki keempat adalah gabungan kondisi antara pemanasan dan pengasaman.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan dua hal. Pertama, lautan yang memanas akan merusak spesies karang. Sebanyak 61% karang yang berada para kondisi pemanasan bisa bertahan, dibandingkan dengan 92% karang yang terkena suhu laut saat ini.

Hasil kedua menunjukkan, spesies Porites lebih tangguh daripada M. capitata dalam kondisi pemanasan dan pengasaman gabungan. Selama penelitian, tingkat kelangsungan hidup adalah 71% untuk P. compressa, 56% untuk P. lobata dan 46% untuk M. capitata.

“Dari karang yang selamat, terutama spesies Porites, mereka bertahan dengan baik, bahkan berkembang,” kata McLachlan pemimpin penelitian dari The Ohio State University dalam ScienceDaily.

baca juga : Menguak Ketangguhan Terumbu Karang Dari Perubahan Iklim

 

Tampilan tangki setelah 22 bulan dalam kondisi yang diperkirakan dipengaruhi perubahan iklim. Foto : Rowan McLachlan

 

Menurut McLachlan, karang Porites mampu beradaptasi dengan suhu dan keasaman diatas rata-rata. Karang itu juga mampu mempertahankan pertumbuhan dan metabolisme secara normal. Selain itu, tiga spesies karang yang diteliti memang mengalami kematian yang signifikan dalam kondisi yang disimulasikan untuk memperkirakan suhu laut dan keasaman.

Dalam laporan Scitechdaily, penelitian tersebut berlangsung 22 bulan. Jauh lebih lama daripada kebanyakan penelitian serupa, yang sering berlangsung berhari-hari hingga lima bulan. Menariknya, diakhir penelitian, nyatanya tidak satupun dari karang-karang tersebut benar-benar mati, melainkan mampu berkembang. Hal itu tentu saja memberikan harapan untuk masa depan karang di tengah perubahan iklim global.

“Kami menemukan hasil yang sangat positif dalam penelitian kami. Kami tidak mendapatkan banyak hal di bidang penelitian karang ketika datang ke efek pemanasan lautan,” katanya.

Menurut Profesor Ilmu Bumi di Ohio State University, Andréa Grottoli, profesor ilmu bumi terkemuka di Ohio State, hasil penelitian ini memberikan optimisme tentang keberlangsungan terumbu karang. Penelitian jangka panjang ini juga semakin memperkuat fakta dan hasil yang didapat.

“Ada aspek biologi karang yang membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan diri. Mungkin ada penurunan ketika mereka dihadapkan dengan stressor, tetapi setelah cukup waktu karang dapat mengkalibrasi ulang dan kembali ke keadaan normal,” tambah Grottoli.

baca juga : Pemulihan Terumbu Karang di Tengah Pandemi COVID-19

 

Foto representatif dari mesocosms setelah dua puluh dua bulan terpapar: (a) kontrol, (b) pengasaman laut, (c) pemanasan laut, dan (d) kondisi perawatan laut di masa depan. Foto : Rowan McLachlan

 

Temuan mengenai dua spesies karang Porites menawarkan harapan khusus ihwal keberadaan karang di seluruh dunia. Porites sendiri adalah bagian dari genus karang yang umum di seluruh dunia. Karang sejenis ini memiliki peran kunci dalam pembangunan terumbu karang, sehingga daya tahan karang tersebut dalam penelitian ini menunjukkan sebuah pertanda baik.

Kendati mendapatkan hasil yang positif, hasil penelitian terbaru ini tidak berarti juga bahwa karang tidak menghadapi ancaman di bawah perubahan iklim. Para peneliti mengasumsikan bahwa setengah dari spesies karang bisa mati karena dampak perubahan iklim yang parah.

 

Sumber : sciencedaily.com, scitechdaily.com, nature.com

 

Exit mobile version