Mongabay.co.id

Penurunan Polutan Saat Nyepi Tahun Ini Hampir 50%

 

Mudah memperkirakan ada penurunan emisi saat Hari Raya Nyepi di Bali karena selama 24 jam sebagian besar aktivitas manusia di luar rumah terhenti. Namun berapa penurunannya dan bagaimana ini diukur?

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali melakukan pengukuran emisi selama Nyepi dan membandingkannya dengan situasi harian. Nyepi tahun ini jatuh pada 3 Maret 2022. Mulai pukul 06:00 hingga 4 Maret pukul 06:00 WITA, warga dilarang keluar rumah, pada malam hari lampu dimatikan (kecuali fasilitas publik penting), termasuk aktivitas penerbangan bandara berhenti.

Pada saat Nyepi, partikulat polutan di udara diperkirakan berkurang. Karena itu diperlukan dukungan data observasi kualitas udara untuk menghitung presentase penurunan emisi saat Nyepi. Dr Danang Eko Nuryanto, Peneliti BMKG Pusat mengatakan, dengan memperoleh data observasi, diharapkan dapat menjadikan pembuktian bagi masyarakat dan dunia mengenai usaha penurunan emisi di Indonesia untuk perubahan iklim.

Dalam rangka memperingati Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-72 dengan tema “Peringatan Dini dan Aksi Dini untuk Pengurangan Risiko Bencana Hidrometeorologi”, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BMKG melakukan pengukuran kualitas udara pada Nyepi tahun ini. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, UPT BMKG di Provinsi Bali, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat, DLH Kota Denpasar dan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara (P3E) KLHK.

Lokasi pengukuran dipilih yang mewakili daerah urban dan suburban. Daerah urban diwakili oleh pengamatan pada lokasi kantor Balai Wilayah III Denpasar Bali, sedangkan daerah suburban diwakili oleh penempatan alat di Kabupaten Jembrana dan Karangasem. Jembrana berada di barat pulau Bali, sedangkan Karangasem di sisi timur. Sementara Kota Denpasar di sisi selatan.

baca : Nyepi dan Kearifan Ekologi

 

Ritual Melasti atau penyucian alam pada Nyepi 2022 ini di pantai. Foto : Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

Pengukuran tersebut menggunakan peralatan untuk mengukur partikel debu total (TS) menggunakan HAZ-DUST EPAM-5000 dan Met One, sedangkan untuk mengukur karbonmonoksida (CO) dan karbondioksida (CO2) menggunakan Multigas Sensync.

Secara umum, hasil pengukuran menunjukkan terjadinya penurunan secara nyata konsentrasi partikulat debu yang bervariasi pada setiap lokasi pada saat Hari Nyepi 2022 dibandingkan dengan hari lain. “Nyepi sebagai suatu ritual keagamaan secara khusus terbukti mampu memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas udara,” urai Danang diwawancara pada 9 April 2022.

Jika dibandingkan dengan hasil pengukuran konsentrasi partikulat debu oleh DLHK Bali periode data tahun 2020 – Februari 2022, penurunannya sekitar 47.07%. Ini dibandingkan rata-rata harian periode 2020-2022.

Menurutnya melalui pengukuran lapangan ini, terbukti bahwa aktivitas manusia sehari-hari memberi pengaruh signifikan terhadap konsentrasi gas polutan dan partikulat di udara. Pada saat Hari Nyepi dimana seluruh aktivitas manusia tereduksi, konsentrasi udara menjadi lebih baik. Hal ini ditandai dengan menurunnya konsentrasi partikel debu (TSP) di udara.

Penurunan konsentrasi partikel debu bervariasi di tiap lokasi pengamatan, hal ini disebabkan oleh sensitivitas peralatan, karakter tiap lokasi pengamatan dan penempatan alat pengukur. Daerah urban yang sehari-hari dipenuhi dengan aktivitas masyarakat mengalami perbaikan kualitas udara paling besar dibanding daerah sub-urban. Penempatan alat ukur yang dekat dengan lokasi sumber polutan, meskipun berada di daerah sub-urban, akan menghasilkan karakter penurunan konsentrasi gas polutan seperti di daerah urban.

Daerah dengan konsentrasi karbon monoksida tertinggi di Bali adalah Kota Denpasar, ibukota Provinsi Bali. Hal ini misalnya dilihat dari penghitungan periode 28 Februari – 5 Maret 2022, Denpasar lebih tinggi dibanding daerah lainnya.

Namun, situasi ini bisa berubah setiap hari. Misalnya jika memantau dari prakiran indeks kualitas udara (AQI) di situsnya iqair.com, maka pada 7-10 April kualitas di Denpasar termasuk sedang, dan pada 10 April termasuk baik.

baca juga : Tradisi Merehatkan Laut dengan Nyepi Segara di Desa Kusamba

 

Ada sarana persembahyangan berisi permen yang bungkusnya mencemari laut. Foto : Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Rekomendasi terkait ekologi dari perhitungan ini, menurut Danang adalah menegaskan pentingnya upaya mitigasi pemanasan global dan perubahan iklim. Berikutnya ini adalah pembuktian terukur bahwa aktivitas manusia meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca. Hasil awal pengukuran secara umum menunjukkan terjadinya penurunan secara nyata konsentrasi gas polutan dan partikulat debu yang bervariasi pada setiap lokasi pada saat Nyepi 2022 dibandingkan hari normal.

Ni Made Puriati, aktivis Yayasan Wisnu yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan mengatakan kesadaran ekologi mulai nampak saat pandemi ini. Misalnya saat pengarakan ogoh-ogoh di banjar (wilayah tinggalnya) sudah ada perubahan perilaku dengan membersihkan sampah yang mereka hasilkan di jalanan. Selain itu ada tema lingkungan juga yang dibawa ke wujud ogoh-ogoh seperti penggunaan bahan ramah lingkungan.

Menurutnya langkah penurunan emisi lain adalah amati (tidak melakukan) aktivitas online. Tahun ini, internet selular (berbasis ponsel) dinonaktifkan namun internet kabel optik via wifi masih bisa diakses.

 

Laporan kualitas udara dunia

Laporan Kualitas Udara Dunia 2021 yang dirilis IQAir menemukan bahwa hanya tiga persen kota dan tidak ada satu negara pun yang memenuhi pedoman kualitas udara tahunan PM2.5 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terbaru. Laporan tersebut menganalisis pengukuran polusi udara PM2.5 dari stasiun pemantauan udara di 6.475 kota di 117 negara dan wilayah.

Dari stasiun pemantauan kualitas udara yang termasuk dalam laporan ini, 44 persen dioperasikan oleh lembaga pemerintah, sedangkan sisanya merupakan stasiun pemantauan yang dikelola oleh ilmuwan warga, organisasi nirlaba, dan perusahaan. IQAir adalah perusahaan teknologi kualitas udara berbasis di Swiss yang memberdayakan individu, organisasi, dan komunitas untuk menghirup udara bersih melalui informasi dan kolaborasi. Di antaranya dengan badan PBB urusan lingkungan, UNEP.

baca juga : Nyepi 2020: Merehatkan Alam, Manusia, dan Pandemi Corona

 

Peta Indeks Kualitas Udara real time Indonesia pada 10 April 2022

 

Laporan Kualitas Udara Dunia 2021 IQAir adalah laporan kualitas udara global utama pertama berdasarkan pedoman kualitas udara WHO tahunan yang diperbarui untuk PM2.5. Pedoman baru dirilis pada September 2021 dan memangkas nilai pedoman PM2.5 tahunan yang ada dari 10 g/m 3 menjadi 5 g/m 3 .

Polusi partikel halus, yang dikenal sebagai PM2.5, umumnya diterima sebagai polutan udara yang paling berbahaya dan dipantau secara luas dan telah ditemukan sebagai faktor utama yang berkontribusi terhadap efek kesehatan seperti asma, stroke, penyakit jantung dan paru-paru. PM2.5 menyebabkan jutaan kematian dini setiap tahun.

Lima besar negara paling tercemar pada tahun 2021 adalah Bangladesh, Chad, Pakistan, Tajikistan, dan India. New Delhi (India) adalah ibu kota paling tercemar di dunia selama empat tahun berturut-turut diikuti oleh Dhaka (Bangladesh), N’Djamena (Chad), Dushanbe (Tajikistan), dan Muscat (Oman).

Kualitas udara di China dinilai terus membaik pada tahun 2021. Lebih dari separuh kota di China yang termasuk dalam laporan tersebut mengalami tingkat polusi udara yang lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tingkat polusi di ibu kota Beijing melanjutkan tren sembilan tahun peningkatan kualitas udara, didorong oleh pengendalian emisi dan pengurangan aktivitas pembangkit listrik tenaga batu bara dan industri emisi tinggi lainnya.

 

Exit mobile version