Mongabay.co.id

Ranu Grati, Pesona Danau dari Timur Pasuruan

 

 

 

 

Ranu Grati, danau alami di Kaki Gunung Bromo, bisa jadi tujuan saat akhir pekan. Ia berada tepat di sisi timur Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur atau berada di Kecamatan Grati ini menyuguhkan pemandangan indah, terlebih saat matahari terbenam.

Akses menuju ke sana terbilang mudah. Dari gerbang tol Grati– bagian ruas tol Pasuruan-Probolinggo, hanya sekitar satu setengah kilometer atau dua kilometer dari jalur Surabaya-Banyuwangi.

Pengunjung tak perlu merogoh kocek dalam karena harga tiket masuk ke obyek wisata yang dikelola Pemerintah Kabupaten Pasuruan ini hanya Rp2.500 per orang. Malam hari pun, lokasi wisata tetap buka.

Slamet, warga sekitar mengatakan, sore hari waktu paling favorit bagi pengunjung datang untuk menikmati sunset. Posisi matahari mulai condong ke baarat memantulkan cahaya keemasan di permukaan danau.

“Pagi atau siang ya ndak apa-apa. Kalau sore langit kelihatan keemasan, lebih eksotis,” katanya 13 April lalu.

Secara geografis, Ranu Grati tersebar di tiga desa: Grati Tunon, dan Ranu Klindungan, sekaligus akses utama masuk, serta Desa Sumberdawesari. Ketiganya berada di Kecamatan Grati. Danau ini disebut-sebut sebagai danau di dataran rendah Jawa Timur.

Ranu Grati merupakan danau alami yang terbentuk karena aktivitas vulkanik gunung berapi. Bentuk menyerupai corong dengan dasar danau yang dalam dan mengandung sedimen mineral jadi bukti penguat status Ranu Grati sebagai danau vulkanik. Selain rekreasi, danau ini juga banyak untuk keperluan irigasi.

Sebagai tempat rekreasi, ada banyak fasilita bisa dinikmati antara lain becak air atau sepeda air, bahkan perahu untuk berkeliling area danau. Beberapa anjungan apung di tepian danau juga bisa menjadi pilihan bersantai sembari memancing.

Pengunjung yang photoholic juga tak perlu khawatir. Pemkab Pasuruan, banyak menyediakan spot untuk berswa foto dengan latar belakang pegunungan Bromo-Tengger.

 

Memancing bisa jadi pilihan kala datang ke Danau Rani Grati. Foto: A. Asnawi/ Mongabay Indonesia

 

Cerita rakyat

Sebagai danau kuno, Ranau Grati juga tak lepas dari cerita legenda tentang asal usul terbetuknya danau ini. Dikutip dari laman pasuruankab.go.id., konon, ihwal Ranu Grati berawal dari kedatangan Endang Sukarni, putri kerajaan Mataram Kuno ke daerah setempat.

Di tempat ini, Endang lantas bertamu ke Begawan Nyampo, sesepuh desa yang kemudian menyatakan minat untuk berguru. Oleh Sang Begawan, Endang lantas diminta membantunya di dapur. Sebuah pisau suci pun diberikan Begawan kepada Endang.

Waktu berlalu, Endang melahirkan anak dari Sang Begawan tetapi bukan laiknya bayi manusia. Selain kulit bersisik seperti ular, bayi itu juga memiliki ekor. Bayi itu diberi nama Jaka Baru.

Baru Klinting diyakini dapat menjadi solusi mengatasi paceklik kala itu. Baru Klinting berhasil menyembuhkan pria buta dengan mengoleskan sisik kulitnya. Warga memburu Baru Klinting sebagai tumbal. Endang Sukarni marah. Dia menantang warga bila ada yang bisa mencabut batang lidi yang dia tancapkan di tanah, dia akan angkat kaki dari desa setempat. Tak satu pun berhasil. Endang cabut batang lidi sambil mengucap sumpah serapah. Seketika lubang bekas batang lidi mengeluarkan air deras dan jadilah Lanu Grati.

Terlepas dari cerita rakyat ini, Ranu Grati menyimpan sejumlah misteri terutama berkaitan dengan tenggelamnya tank amfibi pada 17 Oktober 1979.

Tak hanya bangkai tank. Ada 22 personel dalam tank tak pernah ditemukan. Untuk memperingati peristiwa memilukan itu, sebuah monumen dibangun tepat di pinggir sisi timur Ranu Grati, masuk Desa Sumberdawesari.

 

Tepian danau berpagar pepohonan besar hingga teduh dan menyenangkan. Foto: A. Asnawi/ Mongabay Indonesia

 

Danau vulkanik

Arif Darmawan, Dkk., dalam risetnya yang dimuat di jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, terbitan LIPI 2019 mengatakan, Ranu Grati merupakan danau alami yang terbentuk secara vulkanis. Ia didukung peta geologi skematis karya van Bemmelen yang dibuat 1947.

Menurut Arif, lokasi Ranu Grati merupakan pusat erupsi kecil yang terbentuk karena ada aktivitas vulkanik berupa erupsi kecil dan bersebelahan dengan celah sesar Pegunungan Bromo-Tengger Semeru.

Berdasar pemetaan mereka, Ranu Grati dengan luas 1.085 hektar itu memiliki kedalaman rata-rata 74,07 meter. Di beberapa titik, kedalaman maksimum 121,9 meter.

“Bagian barat daya memiliki dasar lebih curam dibanding bagian utara dengan panjang segmen mencapai 1.688,81 meter atau 1,68 kilometer,” tulis Arif dalam jurnal yang rilis 2019 itu.

 

Pemandangan paling favorit kala datang ke Ranu Grati, adalah kala matahari terbenan. Semurat keemasan begitu indah. Foto: A. Asnawi/ Mongabay Indonesia

 

Pengembangan wisata

Sebagai obyek wisata Pasuruan, pengelolaan Ranu Grati dinilai belum maksimal. Agus Sugiarto, praktisi ekowisata Jawa Timur mengatakan, kendati memiliki panorama menarik, Ranu Grati belum mampu bersaing dengan obyek-obyek wisata lain di Jawa Timur.

“Ia masih kalah populer dengna Ranupane di Lumajang atau Telaga Sarangan di Magetan, meski dengan basis sama, wisata air,” kata Sugik, sapaan akrabnya, Jumat (15/4/22).

Dia menyayangkan, mengingat posisi Ranu Grati yang berada daerah lingkar wisata Bromo-Ijen.

Sugik menilai, pelibatan masyarakat sekitar mutlak untuk menghidupkan wisata di Ranu Grati. Contoh, berbagi penjualan tiket, atau penyediaan wahana di lokasi untuk menghadirkan perasaan memiliki.

“Akses yang mudah, dekat tol jadi modal berharga, tinggal memperkuat manajemen pengelolaan supaya masyarakat juga merasakan hasilnya.”

 

Pemandangan sore di Ranu Grati. Foto: A. Asnawi/ Mongabay Indonesia

********

Exit mobile version