Mongabay.co.id

Penelitian: Tak Hanya Serap CO2, Hutan Tropis Turut Atasi Krisis Iklim

Hutan merupakan habitatnya satwa liar. termasuk burung, yang penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di Bumi. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Hutan, -dan khususnya hutan tropis, akhir-akhir ini mendapat banyak perhatian karena perannya dalam meredam perubahan iklim. Hutan mengeliminasi sepertiga lepasan karbon dioksida (CO2)  yang manusia lepaskan  ke atmosfer, yang sebagian besar dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar fosil. Namun, manusia terus menerus membabatnya.

Dalam sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan  pada 24 Maret di jurnal Frontiers in Forests and Global Change, tanpa hutan  suhu global akan meningkat menjadi sekitar 0,5°C lebih tinggi. Mengunci karbon yang menghangatkan iklim di hutan membantu menjaga suhu bumi.

“Publik perlu menyadari bahwa CO2 adalah masalahnya, -dikeluarkan dari bahan bakar fosil, dan bahwa pohon adalah bagian dari solusi,” kata Deborah Lawrence, seorang ilmuwan lingkungan dan profesor di University of Virginia, yang juga ketua tim penulis jurnal ini.

Tetapi Lawrence mengatakan itu hanya sebagian dari sebuah cerita yang kompleks. Serangkaian “mekanisme biofisik” hutan, juga turut berperan dalam mengubah suhu dan cuaca di daratan.

Misalnya, ketika pohon mengambil air dari lantai hutan melalui akar dan naik ke kanopi dalam proses yang disebut evapotranspirasi, ia turut menarik panas dari tanah. Panas itu sendiri tidak pernah meninggalkan sistem iklim global, proses ini lebih berdampak pada suhu di dalam dan di sekitar hutan.

Demikian pula, cara hutan memantulkan atau menyerap sinar matahari, atau bahan kimia yang dilepaskan dan berkontribusi terhadap pembentukan awan dapat membuat perbedaan di permukaan bumi.

 

Kabut naik dari hutan hujan Amazon di Peru. Serangkaian “mekanisme biofisik” hutan, demikian para ilmuwan menyebutnya, berperan dalam mengubah suhu dan cuaca yang kita dan makhluk hidup lainnya temui di tanah. Gambar oleh Rhett A. Butler/Mongabay.

 

Hutan sebagai Sistem Pendingin Global

Pada konferensi iklim PBB 2015 di Paris, para pemimpin dunia berjanji untuk mencoba menjaga kenaikan suhu global tidak lebih dari 1,5°C di atas tingkat pra-industri pada pertengahan abad ke-19. Para ilmuwan mengatakan bahwa mencapai tujuan ini akan menghindarkan kita dari konsekuensi terburuk perubahan iklim. Mereka memperkirakan suhu rata-rata saat ini sekitar 1,1°C lebih tinggi daripada sebelum industrialisasi.

“Pada titik ini, kita akan memiliki pengalaman melewati 1,5°C jika kita tidak mempertahankan hutan kita,” kata Lawrence.

Dalam penelitian ini, Lawrence dan rekan-rekannya mengumpulkan data penelitian ilmiah sebelumnya yang merinci efek pengaruh hutan terhadap sistem bumi yang lebih luas.

Mereka menggabungkan temuan tersebut dengan analisis simpanan karbon hutan dari data satelit, dan kemudian merinci hasilnya berdasarkan garis lintang.

Hutan tropis adalah “mesin pendingin yang sangat besar,” kata Lawrence. Dari hutan tropis, para peneliti menemukan, mereka menjaga suhu rata-rata global turun hampir 1°C.

Seperti yang dijelaskan oleh Yan Li, profesor geografi di Beijing Normal University, efek biofisik hutan, termasuk bagaimana deforestasi akan turut mempengaruhi suhu dan pertanian. Pelestarian hutan tropis sebutnya sebagai “kemenangan ganda” bagi iklim, karena keduanya turut menyerap karbon dalam jumlah besar dan mendinginkan daerah sekitarnya.

 

Para ilmuwan menyebut pelestarian hutan tropis sebagai “kemenangan ganda” untuk iklim karena keduanya menyerap karbon dalam jumlah besar dan mendinginkan daerah sekitarnya. Gambar oleh colourcuties via Pixabay.

 

“Situasi ini adalah penyangga penting bagi berbagai spesies,” Kata Stephanie Roe, peneliti iklim global di WWF, menyebutkan kepada Mongabay.

“Itulah alasan mengapa pohon di daerah perkotaan dan pemukiman, misalnya, dianggap sebagai solusi berbasis alam,” tambahnya. Pohon menumpulkan dampak gelombang panas yang didorong oleh perubahan iklim dan efek pulau panas dari hutan beton kota.

Namun, ada hal ironis yang tergambar saat menambahkan pengaruh hutan boreal ke dalam analisis. Di hutan bagian lintang utara ini, mengurangi hutan menyebabkan lebih sedikit pemanasan daripada yang diharapkan dari hilangnya pohon pengekstrak karbon.

Di sini, kanopi pohon-pohon gelap menyerap energi sinar matahari dan menghangatkan lingkungan. Ketika hutan-hutan itu hilang, maka  salju di tanah akan tampak. Salju memantulkan lebih banyak energi matahari daripada menyerapnya, yang mengarah ke suhu yang lebih dingin secara lokal — setidaknya selama salju itu tetap ada tentu saja.

Christopher Williams, seorang ilmuwan lingkungan dan profesor geografi di Universitas Clark di AS, mengatakan bahwa penelitian tersebut sebagai kesimpulan yang rumit, bahkan terkadang sulit tentang hutan.

“[Berdasarkan penelitian] dua hal yang paling penting adalah bahwa kita dapat memberi simpulan bahwa melindungi hutan tropis yang lembab akan turut membantu mendinginkan iklim,” katanya dalam email kepada Mongabay, “tetapi ini tidak selalu berlaku untuk hutan boreal dengan garis lintang yang lebih tinggi.”

Williams, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, juga mencatat bahwa akan sangat membantu untuk memasukkan dampak dari daerah yang lebih gersang di planet ini, di mana keberadaan hutan dapat menjadi alasan bagi pemanasan.

“Sekarang telah didokumentasikan dengan baik bahwa beberapa jenis hutan di dunia berkontribusi terhadap pemanasan planet, dan hutan-hutan ini tidak dapat berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim,” katanya.

Mirip dengan cara salju atau es memantulkan lebih banyak energi matahari daripada hutan boreal yang lebih gelap, dia menambahkan. “Lahan kering biasanya memiliki tanah yang cerah dan memantulkan cahaya serta rerumputan yang cerah dan memantulkan cahaya serta jenis vegetasi herba, yang semuanya tersingkap tanpa adanya tutupan hutan.”

 

Salah satu hal penting yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa kita dapat dengan aman menyatakan bahwa melindungi hutan tropis yang lembab dapat membantu mendinginkan iklim. Gambar oleh Lingchor melalui Unsplash.

 

Namun, kehilangan hutan di mana pun berpotensi meningkatkan suhu global, kata William Schlesinger, mantan presiden Institut Studi Ekosistem Cary di AS, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

“Semakin banyak karbon dioksida yang ada  di atmosfer, maka akan semakin hangat planet ini,” kata Schlesinger.

“Dengan demikian, melestarikan hutan tropis adalah sesuatu yang dapat dilakukan saat ini untuk mengatasi perubahan iklim,” Roe menambahkan.

Dengan mekanisme biofisik hutan dalam model iklim tentu dapat membantu memandu keputusan negara tentang mitigasi perubahan iklim.

Terlepas dari peran penting hutan, ia hanyalah sebagian dari jawaban untuk menghadapi perubahan iklim dan meminimalkan dampak terburuk yang terjadi.  Memotong jumlah lepasan karbon dioksida oleh manusia yang dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan seperti pertanian juga penting.

“Hutan dan ekosistem lainnya memberikan layanan yang sangat besar bagi perubahan iklim, baik dari perspektif mitigasi maupun adaptasi, tapi tidak dapat menjadi solusi untuk semuanya” tutup Roe.

 

Referensi:

Lawrence, D., Coe, M., Walker, W., Verchot, L., & Vandecar, K. (2022). The unseen effects of deforestation: Biophysical effects on climate. Frontiers in Forests and Global Change5. doi:10.3389/ffgc.2022.756115

Li, Y., Zhao, M., Motesharrei, S., Mu, Q., Kalnay, E., & Li, S. (2015). Local cooling and warming effects of forests based on satellite observations. Nature Communications6(1). doi:10.1038/ncomms7603

Roe, S., Streck, C., Beach, R., Busch, J., Chapman, M., Daioglou, V., … Lawrence, D. (2021). Land‐based measures to mitigate climate change: Potential and feasibility by country. Global Change Biology27(23), 6025-6058. doi:10.1111/gcb.15873

foto utama : Hutan merupakan habitatnya satwa liar. termasuk burung, yang penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di Bumi. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

***

Diterjemahkan dari Bahasa Inggris oleh Akita A. Verselita. Sumber asli berasal dari artikel: Beyond CO2 tropical forests a cool solution to climate crisis study finds.

 

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version