Mongabay.co.id

Inspirasi Burung Hantu pada Teknologi Peredam Suara

Celepuk reban. Foto: Asep Ayat

 

 

Burung hantu dikenal sebagai satwa yang aktif di malam hari [nokturnal]. Dijuluki burung hantu, karena jenis ini memiliki kemampuan terbang senyap alias tanpa mengeluarkan suara, yang kehadirannya begitu tiba-tiba.

Kemampuan terbang luar biasa ini telah menginspirasi para peneliti untuk merancang airfoil super senyap yang dapat mengurangi polusi suara.

Seperti yang kita ketahui, saat menukik menuju mangsa, kepak sayap burung hantu nyaris tidak terdengar. Ini dikarenakan ada bulu khusus dengan tepi bergerigi yang berada di tepi sayap depannya.

Gerigi itu seperti struktur sisir yang mempengaruhi aliran udara, sehingga membuat suara yang dihasilkan lebih tenang. Pada burung hantu, gerigi tersebut lebih berkembang dibandingkan dengan jenis burung yang aktif siang hari [diurnal].

Baca: Mengapa Beberapa Jenis Burung Memiliki Kecerdasan Luar Biasa?

 

Celepuk reban. Foto: Asep Ayat

 

Sebuah tim dari Universitas Xi’an Jiaotong di China telah memeriksa fitur unik sayap burung hantu dan menjadikannya sebagai desain airfoil baru. Tujuannya, untuk mengurangi kebisingan suara. Penelitiannya sudah terbit di jurnal Physics of Fluids, edisi 18 Januari 2022.

“Burung hantu menghasilkan suara sekitar 18 desibel, kebisingannya lebih minimalis dibandingkan jenis burung lain saat terbang dengan kecepatan sama. Konfigurasi sayapnya begitu unik,” jelas Xiao Min Liu, penulis laporan tersebut, dikutip dari Science Focus.

“Hal menarik lain adalah ketika menangkap mangsa, bentuk sayap burung hantu secara konstan berubah. Studi tentang konfigurasi ujung sayap selama burung hantu terbang sangat penting dilakukan,” lanjut Liu.

Baca: Ini 10 Fakta Menarik tentang Burung Hantu

 

Beluk jampuk [Bubo sumatranus]. Foto: Asep Ayat

 

Para peneliti melakukan serangkaian riset untuk melakukan analisis kebisingan, yaitu pada desain airfoil dengan fitur yang terinspirasi tepi bergerigi sayap burung hantu. Hasilnya, mereka dapat menekan volume kebisingan serta paham bahwa gerigi asimetris memiliki efek lebih besar ketimbang gerigi simetris.

Studi sebelumnya menunjukkan, meskipun efektif namun pengurangan kebisingan pada mesin yang berputar tidaklah menyeluruh. Bergantung pada aplikasinya.

“Saat ini, desain mesin turbo semakin bagus, akan tetapi teknologi pengurangan kebisingan masih mengalami hambatan. Penelitian harus terus dilakukan,” jelas Liu.

Baca: Burung Hantu yang Tidak Perlu Kita Takuti

 

Serak jawa. Foto: Asep Ayat

 

Burung hantu memang istimewa. Mengutip tulisan Asep Ayat berjudul “Burung Hantu yang Tidak perlu Kita Takuti” dijelaskan ciri utama satwa ini terlihat pada mata yang menghadap ke depan, seperti mata manusia. Bola mata besarnya selalu melotot. Kepalanya bisa berputar 180 derajat, bahkan hingga 230 derajat.

John MacKinnon dkk, mengelompokkan burung hantu dalam anggota Ordo Strigiformes. Ordo yang terdiri dua suku, yakni suku burung serak atau burung-hantu gudang [Tytonidae] dan suku burung hantu sejati [Strigidae].

Sebutan burung hantu pun beragam mulai dari celepuk, serak, jampuk, kokok beluk, beluk ketupa, dan punggok atau pungguk. Banyak dari jenis ini yang merupakan endemik alias tersebar terbatas di satu pulau atau satu wilayah saja di Indonesia. Terutama dari Marga TytoOtus, dan Ninox.

 

Exit mobile version