Mongabay.co.id

Penggunaan Sunscreen Sebabkan Terumbu Karang Rusak?

 

 

Bagi penyuka wisata pantai, anda mesti bijak menggunakan ramuan pelindung dari sinar matahari. Pasalnya, baru-baru ini, para ilmuwan menemukan bahwa beberapa bahan kimia ditemukan dalam tabir surya atau ramuan untuk menghalangi pengaruh cahaya matahari yang merusak kulit seperti sunscreen dapat merusak terumbu karang.

Sebagai informasi, terumbu karang merupakan salah satu ekosistem paling berharga di bumi. Keberadaanya bisa memberikan dampak positif bagi ekosistem lingkungan, perlindungan pantai, dan sektor pariwisata.

Akan tetapi, ekosistem karang di seluruh dunia kini menghadapi ancaman serius. Perubahan iklim, penangkapan ikan yang merusak, polutan sampah, pembangunan pesisir tak sesuai kaidah konservasi, hingga penggunaan pelindung kulit berbahan dasar senyawa kimia menjadi ancaman ekosistem terumbu karang.

baca : Riset : Meski Terancam, Terumbu Karang Keberadaannya Masih Berlimpah

 

Penggunaan lotion sunscreen. Foto : rawpixel.com

 

Lalu bagaimana itu bisa terjadi?

Dalam penelitian Stanford University yang diterbitkan pada 2 Mei 2022 lalu, diketahui bahwa oxybenzone, kandungan yang terdapat dalam sunscreen dan sejenisnya itu, berkontribusi pada kesehatan terumbu karang. Bahan kimia pada ramuan itu disinyalir mematikan biota laut pada ekosistem terumbu karang.

“Ini akan menjadi ironi yang menyedihkan jika ekowisata yang bertujuan melindungi terumbu karang malah mengancam ekosistem mereka,” kata Djordje Vuckovic, penulis pada jurnal tersebut yang merupakan seorang mahasiswa Ph.D di bidang teknik sipil dan lingkungan sebagaimana dikutip dari news.stanford.edu, Minggu (22/5).

Senada dengan Djordje, Profesor Teknik Sipil dan Lingkungan di Stanford, William Mitch, berminat mendalami efek samping dari penggunaan pelindung kulit itu. Katanya, hal yang tampak sepele ternyata berdampak serius.

Beberapa tahun lalu, dia mendengar tentang larangan penggunaan sunscreen di Hawaii. Karena didorong rasa kepedulian, ia dan rekannya John Pringle, Profesor Genetika di Stanford School of Medicine, mulai bekerjasama mengkarakterisasi mekanisme kimia dan biologis dari oxybenzone.

baca juga : Dulu Penambang, Kini Pelestari Terumbu Karang

 

Bagan bahan kimia dalam tabir surya yang dapat mempengaruhi kehidupan biota laut. Sumber : NOAA

 

Dikutip dari Science Daily, mereka melakukan proyek penelitian itu menggunakan anemon sebagai pengganti karang. Obyek tersebut diberikan kandungan oxybenzone dalam air laut buatan di bawah sinar matahari yang disimulasikan. Hasilnya, semua anemon mati dalam waktu 17 hari. Sedangkan anemon yang terkena senyawa organik tersebut tanpa adanya sinar matahari tetap bisa bertahan hidup.

“Kami heran menyaksikan bahwa oxybenzone membuat sinar matahari menjadi beracun bagi karang. Ini berkebalikan dari apa yang seharusnya dilakukan,” katanya.

Mereka berkesimpulan, setelah menyerap sinar ultraviolet, oxybenzone memang dirancang untuk menghilangkan energi cahaya sebagai panas, sehingga mencegah sengatan matahari pada kulit. Sementara anemon dan karang melakukan metabolisme ketika terkena sinar matahari.

Para peneliti juga berhasil melihat bagaimana mekanisme pertahanan karang. Alga di karang berperan untuk melindungi inang mereka dari racun yang disebabkan oxybenzone. Akan tetapi ketika air laut menghangat, karang kehilangan ganggang tersebut. Dampaknya, kerangka karang memutih seperti tulang. Kondisi itu rentan memicu fenomena pemutihan terumbu karang.

baca juga : Gelasa, Pulau Perawan Bertabur Terumbu Karang Purba

 

Karang Acropora sp (kiri) dalam hamparan luas dan Porites sp (kanan) sedang megalami pemutihan karang (coral bleaching). Foto: Ofri Johan/Mongabay Indonesia

 

Bijak Menggunakan Sunscreen

sunscreen yang menjadi perhatian para peneliti. Masih banyak produk-produk sunscreen menggunakan struktur kimia yang sama bahayanya. Efeknya yakni dapat membentuk metabolit fototoksik atau keracunan pada tumbuhan termasuk biota pada terumbu karang.

Sebetulnya ada kandungan sunscreen yang aman di pasaran. Bahan itu berbahan dasar zink oxide seperti logam, seng dan titanium. Bukan berasal senyawa organik, seperti oxybenzone. Namun, sejauh ini peneliti belum menyimpulkan ambang batas yang aman yang dapat digunakan. Yang jelas, tanpa segera diminimalisir penggunanaan sunscreen dapat menjadi bom waktu dikemudian hari.

Sementara itu, National Ocean Service USA merilis bahan kimia dalam beberapa sunscreen yang dapat membahayakan kehidupan laut meliputi: Oxybenzone, Benzophenone-1, Benzophenone-8, OD-PABA, 4-Methylbenzylidene camphor, 3-Benzylidene camphor, nano-Titanium dioksida, nano-Zinc oxide, Octinoxate, Octocrylene.

Barangkali ada cara bijak untuk melindungi diri kita sendiri dari matahari dan kehidupan laut. Yaitu dengan mempertimbangkan sunscreen tanpa bahan kimia yang dapat membahayakan kehidupan laut. Mungkin bagi penikmat wisata pantai, anda disarankan menghindari berjemur atau beraktifitas pada jam 10.00 – 14.00. Atau anda bisa juga gunakan pakaian Ultraviolet Protection Factor (UPF) sebagai pilihan utama menghindari teriknya sinar matahari.

 

Sekelompok terumbu karang yang mengalami pemutihan di perairan Maldives. Foto : sustainabletravel.org

 

Exit mobile version