- Perairan Indonesia merupakan bagian dari segitiga terumbu karang dunia dengan keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi. Sayangnya terumbu karang terancam dampak perubahan iklim dan ulah manusia
- Berbagi pihak melakukan rehabilitasi terumbu karang dalam rangka memperingati Coral Triangle Day 2022 yang dipusatkan di Pantai Oesina, Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT.
- Rehabilitasi terumbu karang dilakukan dengan memasang sekitar 50 rak karang dengan metode jaring laba-laba (spider web). Juga dilakukan bersih pantai Oesina
- Rehabilitasi ekosistem terumbu karang dilakukan dalam kawasan konservasi perairan di NTT. Hal itu dilakukan untuk merehabilitasi ekosistem akbiat aktivitas pembangunan dan pemanfaatan sumber daya perikanan kelautan
Terumbu karang memiliki fungsi yang sangat besar bagi kehidupan biota laut dan masyarakat pesisir. Selain memberikan manfaat ekologi juga memberikan manfaat ekonom bagi nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut.
Catatan COREMAP-LIPI (2020), bahwa keanekaragaman hayati pada ekosistem terumbu karang lebih tinggi dibanding hutan hujan tropis dan ekosistem pesisir laut lainnya. Jumlah produksi ikan, kerang, kepiting dari ekosistem ini di dunia mencapai 9 juta ton atau 12% dari jumlah tangkapan perikanan dunia.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ekosistem terumbu karang yang ada di sekitar kita. Apalagi Indonesia merupakan bagian dari segi tiga terumbu karang dunia (coral triangle) dengan pusat keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi. Tercatat ada sekitar 750 spesies di kawasan ini.
Walaupun dengan luas hanya 1,6% dari luas lautan di dunia, namun kawasan segitiga karang tersebut memiliki peran dalam mempengaruhi kondisi lingkungan di dunia saat ini.
Disisi lain, secara regional, terumbu karang juga mengalami ancaman dari perubahan iklim dan ulah manusia, termasuk kawasan segitiga terumbu karang dunia.
baca : Kisah Sukses Tramena dan Gili Matra Lakukan Restorasi Terumbu Karang di Gili Trawangan
Sebagai upaya untuk menekan kerusakan terumbu karang yang ada di wilayah segitiga terumbu karang di salah satu wilayah di Indonesia yaitu di Nusa Tenggara Timur (NTT), dilakukan rehabilitasi terumbu karang dalam rangka memperingati Coral Triangle Day 2022 yang dipusatkan di Pantai Oesina, Desa Lifuleo, Kec. Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT.
Acara dengan tema Sustaining Coral Triangle Ecosystems through Blue Economy ini dihadiri sekitar 85 peserta yang terdiri atas BKKPN Kupang (KKP), PT. PLN, PT. PP, Karantina Ikan, Perguruan Tinggi, BSP, SKPD, akademisi, mahasiswa, pokdarwis, kepala desa, kecamatan, YAPEKA, BSP/BCL, Bumdes, dan pihak lainnya.
“Ekosistem terumbu karang penting untuk dijaga dan menjadi perhatian utama. Jika karang rusak, potensi sumber daya akan turun,” kata Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Imam Fauzi.
Imam mengatakan ada sekitar 50 rak dengan metode jaring laba-laba (spider web) yang dipasang dan digunakan dalam melaksanakan rehabilitasi ekosistem terumbu karang. “Kegiatan dilanjutkan bersih Pantai Oesina sebagai tujuan wisata karena saat ini sampah di tempat ini menjadi permasalahan bagi ekosistem yang ada,” katanya.
baca juga : Dulu Penambang, Kini Pelestari Terumbu Karang
Melalui Coral Triangle Day 2022, Perguruan Tinggi seperti Politeknik Pertanian Negeri yang berada di Kupang memberikan dukungan dan terlibat dalam perbaikan dan menjaga ekosistem terumbu karang. Politeknik Pertanian Negeri Kupang yang memiliki Jurusan Perikanan dan Kelautan diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata pada ekosistem terumbu karang tersebut.
Alexander S. Tanody, Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan Politani Negeri Kupang mengatakan Coral Triangle Day 2022 telah dilakukan beberapa kali seiring dengan pengembangan kawasan konservasi di NTT yang dikelola Pemerintah Pusat seperti di TNP Laut Sawu dan juga kawasan konservasi yang dikelola Pemerintah Provinsi NTT.
Terumbu karang menjadi perhatian bersama karena seiring waktu aktivitas pembangunan dan pemanfaatan sumber daya perikanan kelautan mengakibatkan tekanan yang cukup signifikan terhadap terumbu karang.
“Berbagai aktivitas tersebut mengakibatkan kerusakan akibat tindakan antropogenik/aktivitas manusia mulai nyata. Disamping itu juga terjadi juga pemutihan terumbu karang karena peningkatan suhu permukaan seiring dengan perubahan iklim, sehingga diperlukan upaya bersama menjaga dan merehabilitasi terumbu karang yang rusak,” tambah Alexander.
Perayaan Coral Triangle Day 2022 merupakan saat yang tepat untuk mengingatkan semua pihak bahwa terumbu karang sebagai habitat berbagai jenis ikan yang dimanfaatkan hampir tiap hari oleh masyarakat pesisir harus benar-benar harus dijaga secara bersama.
Selain kegiatan rehabilitasi, penting dilakukan edukasi dan penyadaran masyarakat. Melalui Coral Triangle Day 2022, para pemangku kepentingan mengajak masyarakat berkolaborasi menjaga ekosistem terumbu karang dan memanfaatkannya secara berkelanjutan seperti penangkapan ikan dan ekowisata bahari.
Konsepnya bagaimana terumbu karang bisa mendukung konsep pengembangan ekonomi biru yang saat ini menjadi target dan perhatian dalam perayaan Coral Triangle Day 2022 ini.
baca juga : Gelasa, Pulau Perawan Bertabur Terumbu Karang Purba
Sedangkan Akbar A. Digdo, CEO YAPEKA, mengatakan kelestarian terumbu karang menjamin hajat hidup orang banyak, secara khusus masyarakat nelayan skala kecil di kawasan pesisir.
Ekosistem pesisir beserta terumbu karang merupakan kawasan penting untuk adaptasi perubahan iklim berbasis ekosistem bagi masyarakat pesisir.
“Dengan adanya Coral Triangle Day dapat juga memobilisasi anak-anak dan generasi muda kepulauan dan pesisir untuk terlibat aktif dalam pelestarian terumbu karang sebagai masa depan mereka nantinya,” katanya.
Fredik Ngili, Koordinator Lapangan-YAPEKA di NTT mengatakan kegiatan ini bertepatan dengan rangkaian hari lingkungan hidup, hari laut dan puncaknya Coral Triangle Day.
“Ini menjadi tanggung jawab semua pihak untuk menjaga kestabilan lingkungan serta kesadaran menjaga lingkungan dengan kegiatan yang positif seperti bersih pantai dan transplantasi terumbu karang menjadi contoh kegiatan yang perlu ditindaklanjuti dan bisa menjadi kegiatan rutin untuk memulihkan ekosistem yang terdampak badai beberapa tahun yang lalu,” imbuh Fredik.
baca juga : Melihat Restorasi Terumbu Karang di Lewotobi. Kenapa Pertumbuhannya Begitu Cepat?
Sementara Zwingli Say yang akrab dipanggil Engi selaku Kepala Desa Lifuleo mengatakan kondisi terumbu karang yang beberapa waktu lalu rusak mulai bagus kembali dengan dukungan dari para pihak. Desa dan masyarakat setempat telah memiliki kesadaran.
“Jika dulunya melakukan penangkapan ikan dengan berbagai cara yang merusak, saat ini sudah sadar bahwa cara tersebut tidak baik untuk masa depan mereka,” ungkap Engi.
Engi menambahkan bahwa kehadiran Pemerintah dan LSM memberikan manfaat bagi pengetahuan dan kehidupan masyarakat pesisir di Desa Lifuleo.
Dia menyambut baik dan mendukung kegiatan ini serta mengharapkan acara ini dapat dilakukan secara rutin. Karena dengan adanya terumbu karang yang baik yang merupakan “rumah” ikan tersebut dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Selain itu, kegiatan Coral Triangle Day 2022 ini juga didukung dan dihadiri oleh PT. PLN. Lalu Irlan Jayadi selaku Asisten Komunikasi dan CSR PT. PLN Wilayah Nusa Tenggara mengatakan PLN mendapatkan amanah dari Kementerian BUMN dan Pemerintah Pusat untuk menciptakan lingkungan yang baik. Lokasi kegiatan Coral Triangle Day ini berdekatan dengan aset pembangunan PLN dan merupakan kawasan penting dari kawasan segitiga karang yang harus dilestarikan.
“PLN tidak hanya menfokuskan infrastruktur kelistrikan dan bisnis, namun juga memiliki kepedulian dengan lingkungan dan masyarakat, salah satunya mendukung aksi Coral Triangle Day dengan transplantasi terumbu karang yang nantinya akan dilanjutkan dengan transplantasi di titik lainnya”, ungkap Irlan.