Mongabay.co.id

Belajar Dari Pulau Putri, Abrasi Mengancam Pulau-pulau Terluar Indonesia

 

Gelombang laut menghantam pemecah ombak yang mengeliling Pulau Putri, Kelurahan Sambau Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau. Hempasan ombak bahkan masuk ke daratan pulau. Tidak jarang menghujani pejalan kaki yang sedang mengitari obyek wisata pulau ini.

Ombak paling kencang menerjang bagian utara Pulau Putri. Untungnya di pulau ini sudah dibangun pemecah ombak buis beton sejak 2014 lalu. Pemecah ombak itu dirasakan warga setempat berguna mengurangi dampak abrasi.

Meski, sudah dibangun pemecah ombak, abrasi masih terjadi. Masih jelas diingatan Yurna, air pasang menenggelamkan Pulau Putri pada 2016 lalu. Hanya terlihat dari kejauhan pucuk pohon menjulang keluar dari permukaan laut. Tidak nampak lagi rumah semi permanen atau warung-warung pedagang di pulau yang menjadi destinasi wisatawan itu.

Warga yang kebanyakan berdagang di pulau itu kembali bersama-sama ketika air surut. Mereka membersihkan bangunan-bangunan yang sudah tertimbun pasir yang dibawa air laut. “Kuasa Tuhan, air sampai ke atas sini,” kata Yurna menujuk bagian rumahnya yang terdapat di tengah pulau, kepada Mongabay Indonesia, Maret 2022 lalu.

baca : Ancaman Abrasi dan Cuaca Ekstrem Pulau Kecil Sunan Tolop

 

Pemecah ombak di Pulau Putri, Batam, jebol dihantam ombak. Foto : Yogi Eka Sahputra/Mongabay Indonesia

 

Sekarang, semenjak pemecah ombak dipasang, air tidak lagi naik sampai ke rumah atau ke warung pedagang di Pulau Putri. “Sekarang tetap masuk (air ombak), cuma sedikit saja,” kata Yurna disela-sela kesibukannya menjaga warung.

Di Pulau Putri terdapat setidaknya ada empat bangunan rumah semi permanen. Beberapa dari mereka tidak hanya berjualan, tetapi juga menetap. Ketika air laut naik ke darat, warga terpaksa tidak berjualan.

Fitriyeni, salah seorang warga yang sudah menetap di Pulau Putri sejak 1970 mengatakan, Pulau Putri awalnya terpisah menjadi tiga gugusan. Ketika air pasang, warga tidak bisa melintas antar pulau.

Selain itu, abrasi bibir pantai dari tahun ke tahun jelas terjadi di Pulau Putri. Wanita yang biasa disapa Upik ini menunjukan beberapa bangunan rumah di pulau ini awalnya berjarak cukup jauh dari bibir pantai. Sekarang rumah tersebut sudah dihantam langsung ombak laut.

Menurut Upik, pengikisan terjadi akibat air pasang saat musim angin utara dan angin barat daya. Abrasi parah terjadi sejak tahun 2005 lalu. “Diperkirakan pesisir pulau ini sudah habis sejauh 20 meter,” katanya.

perlu dibaca : Mencari Solusi Selamatkan Pulau Bengkalis dari Abrasi

 

Pantai Pulau Putri pada bagian lain pulau yang terlihat indah dan masih utuh. Foto : Yogi Eka Sahputra/Mongabay Indonesia

 

Perkiraan Upik selaras dengan hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Kementerian ESDM dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS yang diterbitkan di Jurnal Geologi Kelautan 2016 lalu. Hasil penelitian mereka menunjukan dalam kurun waktu 16 tahun sejak tahun 2000, rata-rata luas Pulau Putri berkurang 6.853 m2/tahun. Sedangkan garis pantai berkurang sekitar 58,6 meter/tahun. Perubahan garis pantai dan luas wilayah Pulau Putri ini mulai terjadi signifikan dari tahun 2013 sampai 2016. Pada tahun 2000, luas pulau sekitar 131.374 m2, pada tahun 2016 luasnya hanya tinggal sekitar 24.266 m2.

Penyebabnya adalah abrasi yang terjadi terus menerus. Dalam penelitian tersebut dijelaskan abrasi paling parah terjadi pada bagian utara pulau. Banyak faktor yang menyebabkan abrasi terjadi di pulau tersebut, salah satunya adalah arah dominan angin dan arus yaitu barat daya dan timur laut.

baca juga : Abrasi Pesisir Terjadi, Apakah Mengancam Kedaulatan Negara?

 

Perubahan luas Pulau Putri Batam akibat abrasi kurun 2000 – 2016. Sumber : Jurnal Geologi Kelautan 2016

 

Senada dengan itu, hasil penelitian Oseanologi dan Limnologi di Indonesia LIPI tahun 2018 menyebutkan abrasi hampir terjadi di sekeliling pulau Putri, terutama di sebelah utara. Selain itu faktor lain yang menyebabkan abrasi adalah arah dominan angin dan arus yaitu barat daya dan timur laut.

Abrasi membuat luasan Pulau Putri terus menyusut sehingga perlu segera dilakukan pencegahan karena pentingnya keberadaan Pulau Putri sebagai titik referensi pulau terluar sebagai batas wilayah negara.

 

Perbandingan Pulau Putri, Batam, sebelum dan sesudah penataan oleh pemerintah. Sumber : Pemerintah Kota Batam

 

Upik mengatakan, masyarakat yang berada di Pulau Putri sudah berupaya mengurangi abrasi air laut dengan cara menanam bibit mangrove. Tetapi, mangrove sangat sulit hidup di pesisir pantai yang ombaknya cukup kencang.

Saat ini Pulau Putri sudah direklamasi. Dipesisir pantai juga sudah dibangun batu pemecah ombak. Pembangunan terakhir pada 2018 lalu, terutama pada bagian pulau arah ke barat.

 

Pentingnya Pulau Putri

Pulau Putri merupakan pulau terluar yang menjadi batas wilayah nusantara karena berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Ancaman kuatnya abrasi di pulau ini, dikhawatirkan terjadi juga di pulau-pulau terluar lainnya, yang berpotensi menghilangkan batas wilayah Republik Indonesia. Diseluruh Indonesia setidaknya terdapat 111 pulau terluar.

Sedangkan wilayah Kota Batam, tidak hanya Pulau Putri, juga ada Pulau Nipa, Pulau Pelampong dan Pulau Batu Berantai yang ditetapkan sebagai pulau terluar. Penetapan pulau ini tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar.

Dikutip dari situs resmi Pemerintah Kota Batam, pemerintah terus melakukan pembangunan pengaman Pantai Pulau Putri yang tergerus oleh abrasi. Pembangunan dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) IV Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Proses pembangunan sudah dilakukan sejak 2014, mulai dengan membangun pemecah ombak berbentuk buis beton dan batu kosong mengelilingi Pulau Putri. Kemudian, juga membangun revetment sejak 2015 sampai 2018 secara bertahap. Tidak hanya itu, pada 2018 juga dilakukan penimbunan pasir laut dan landscaping mempercantik Pulau Putri sebagai objek destinasi wisata pulau.

menarik dibaca : Venu, Pulau ‘Surga Penyu’ Yang Terancam Hilang Dari Tanah Papua

 

Seorang pengunjung berdiri di atas struktur pemecah ombak di Pulau Putri, Batam. Foto Yogi Eka Sahputra/Mongabay Indonesia

 

Tembok Pemecah Ombak Jebol

Tidak semua pantai di Pulau Putri memiliki pemecah ombak yang kokoh. Pada bagian utara pantai, atau yang mengarah ke Singapura pemecah ombak yang terlihat sudah lama jebol dihantam ombak. Warga yang berada didekat lokasi, sering mengalami banjir akibat air laut pasang.

Salah satunya rumah milik Safrudin, seorang warga Batam yang sudah lama menetap di Pulau Putri. Safrudin melihatkan deretan beton pemecah ombak yang putus akibat diterjang ombak di belakang rumah semi permanennya. “Kalau ombak besar, air bisa masuk ke dapur rumah saya ini,” kata Safrudin sambil menunjuk dapur rumahnya yang berada dekat dibibir pantai.

Pemecah ombak itu sudah dibangun lima tahun lalu. Tetapi karena terbuat hanya dari coran batu, tidak kuat menahan ombak. “Pemecah ombak ini putus pada tahun 2020 lalu, katanya pemerintah akan segera membangun kembali tapi sampai sekarang belum ada,” kata Udin kepada Mongabay, Maret 2022 lalu.

Selain akibat kencangnya angin utara dan barat, Udin bilang, kapal tanker yang melintas di Selat Singapura juga menambah besarnya ombak yang menghantam Pulau Putri ini. Sampai saat ini ombak yang tinggi terus mengikis bagian pinggir pulau tersebut. Bahkan hanya berjarak kurang dua meter dari dapur Safrudin. “Ombak yang besar juga membawa pasir-pasir ini ke laut,” katanya.

 

Safrudin menunjukkan dinding pemecah ombak yang sudah dibuat 5 tahun lalu jebol dihantam ombak. Foto : Yogi Eka Sahputra/Mongabay Indonesia

 

Terkadang, meskipun sudah ada pemecah ombak, ketika cuaca sangat buruk air laut tetap masuk ke darat. “Cuaca tidak menentu, kadang air bisa naik sampai ke rumah ini padahal sudah ada tembok pemecah ombak, mungkin pemecah ombaknya ini kurang tinggi,” katanya.

Pendiri LSM Lingkungan Akar Bhumi Indonesia Hendrik Hermawan mengatakan, Pulau Putri merupakan batas negara (geopolitik) Indonesia. Ketika pulau ini tenggelam batas negara akan berkurang.

Akar Bhumi sudah melakukan penanaman mangrove untuk memperkuat daratan Pulau Putri. Setidaknya terdapat 250 bibit mangrove yang ditanam. “Pemerintah melakukan revitalisasi (reklamasi), kita lakukan naturalisasi (penanaman mangrove),” katanya.

 

Exit mobile version