- Saat Lebaran Idul Adha dilakukan pemotongan hewan kurban yang dagingnya dibagikan kepada masyarakat.
- Di Gorontalo, daging kurban diolah menjadi makanan yang terkenal bernama tabu moitomo. Aromanya sangat khas karena memiliki banyak rempah.
- Tabu moitomo secara harfiah berarti kuah hitam yang sepintas mirip rawon. Namun, yang membedakan adalah warnanya tidak terlalu hitam.
- Tabu moitomo termasuk makanan yang sangat ramah lingkungan karena bahan-bahannya berasal dari sumber daya alam Indonesia.
Saat Lebaran Idul Adha dilakukan pemotongan hewan kurban berupa kambing maupun sapi yang dagingnya dibagikan kepada masyarakat.
Di Gorontalo, biasanya warga mengolah daging kurban tersebut menjadi kuliner spesial yang sangat terkenal yaitu kuah bugis. Atau, dalam bahasa setempat disebut tabu moitomo. Kuliner ini diolah dengan resep khas yang sudah ada sejak generasi sebelumnya.
“Kami suka memasak tabu moitomo karena rempahnya yang banyak dan cita rasanya yang menggugah selera. Biasanya disantap pakai nasi, namun bisa juga dengan singkong rebus. Untuk bahan-bahan, selain daging kurban, sangat mudah didapatkan di lingkungan sekitar atau pasar tradisional,” ungkap Elviyen Een, warga di Telaga, Kabupaten Gorontalo kepada Mongabay, Minggu [10/07/2022].
Tabu moitomo secara harfiah berarti kuah hitam yang sepintas mirip rawon. Namun, yang membedakan adalah warnanya tidak terlalu hitam. Warna ini justru berasal dari kelapa parut yang disangrai.
Selain itu, dalam tabu moitomo terkandung rempah mulai jahe, lengkuas, kunyit, kemiri, lada, jintan, kayu manis, dan sebagainya. Kurang lebih terdapat 30 jenis rempah.
“Cara memasaknya mudah. Aromanya agak harum dan sangat gurih saat disantap,” ungkap Elviyen.
Baca: Tiliaya, Kuliner Khas Gorontalo yang Disajikan Saat Sahur
Amanda Katili Niode, Direktur The Climate Reality Project Indonesia, mengatakan tabu moitomo merupakan kuliner lokal yang sangat ramah lingkungan karena bahan-bahannya berasal dari Indonesia. Selain itu, dapat membantu mengurangi pemanasan global karena tidak banyak menggunakan energi serta bukan bahan impor.
“Kuliner nusantara mempunyai potensi mendunia. Permasalahannya, bagaimana mengemas kuliner tersebut sehingga mempunyai cerita yang juga menarik untuk diketahui,” ujarnya dikutip dari Republika.
Kekayaan rempah-rempat tabu moitomo, membuatnya memiliki kandungan gizi lengkap dan sehat. Tidak heran bila makanan ini menjadi salah satu menu yang disajikan kepada atlet yang berlaga pada Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
Baca juga: Kasoami, Makanan Legendaris Buton Berbahan Singkong
Peraturan daerah
Ada kekhawatiran, generasi muda di Gorontalo mulai tidak mengenal makanan tradisional tabu moitomo.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo membuat Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2015 tentang Pembelajaran Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo, dan memasukan tabu moitomo sebagai jenis penganan yang diatur dalam pembelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah.
Penelitian berjudul “Perubahan Pengetahuan Makanan Tradisional Gorontalo dalam Tiga Generasi” yang dilakukan oleh Arifasno Napu, Hidayat Syarief, Ikeu Tanziha, dan Minarto, diterbitkan pada Jurnal Inovasi Gorontalo [November, 2012], coba menjawab persoalan itu.
Tiga generasi yang dimaksud pada objek penelitian adalah siswa, ibu dari orang tua siswa, dan nenek dari siswa.
Hasilnya menunjukkan, semakin muda usia maka semakin rendah pengetahuan mereka tentang makanan tradisional Gorontalo.
“Salah satunya, tabu moitomo,” jelas riset tersebut.