Mongabay.co.id

Ikan Robot untuk Atasi Persoalan Mikroplastik

Seekor pari manta berenang diantara sampah di perairan Manta Bay, Nusa Penida, Bali. Foto : Marine Megafauna Foundation

 

 

Enam dekade terakhir, kita telah memproduksi lebih dari 8,4 miliar ton plastik. Dari jumlah tersebut, sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah dan juga mengotori lingkungan kita, tanpa kecuali lautan.

Sampah plastik biasanya terpecah menjadi bagian-bagian lebih kecil, yang dikenal dengan istilah mikroplastik.

Mikroplastik juga bisa berasal dari plastik polietilen yang sengaja dibuat dan ditambahkan ke produk-produk tertentu. Misalnya, produk kecantikan, bahan pembersih, cat, dan sebagainya.

National Oceanic and Atmospheric Administration [NOAA] mendefinisikan mikroplastik sebagai partikel plastik kecil yang panjangnya kurang dari 0,2 inchi [5 milimeter], baik yang dilepaskan langsung ke lingkungan atau terbentuk secara tidak langsung di lingkungan.

Di lautan, mikroplastik dalam jumlah besar pertama kali terdeteksi pada 2004. Sejak itu, mikroplastik menjadi perhatian ilmuwan dan pegiat lingkungan.

Dengan ukurannya yang sangat kecil, mikroplastik diyakini dapat menimbulkan ancaman kesehatan bagi hewan dan juga manusia. Menurut Organisasi Pangan Dunia [FAO], mikroplastik dapat diangkut atau terakumulasi dalam rantai makanan dan kemudian masuk ke tubuh manusia.

Salah satu upaya memungkinkan mengatasi mikroplastik adalah dengan cara mengurangi pemakaian plastik dalam aktivitas keseharian kita. Upaya ini perlu dibarengi daur ulang, istilah kerennya reduce, reuse, dan recycle.

Baca: Peneliti: Dampak Mikroplastik Terhadap Kesehatan Manusia Perlu Kajian Lebih Lanjut

 

Seekor pari manta tampak dikelilingi sampah di perairan Manta Bay, Nusa Penida, Bali. Foto: Marine Megafauna Foundation

 

Para ilmuwan sendiri sejak beberapa tahun telah mencoba mengupayakan membuat plastik yang dapat benar-benar terurai [biodegradeable]. Upaya ini memang berhasil, namun masih menyisakan masalah. Pasalnya, plastik biodegradeable hanya dapat diurai pada fasilitas khusus, melalui proses pemanasan suhu tinggi.

Penelitian bertajuk Potential Human Health Risks due to Environmental Exposure to Nano and Microplastics and Knowledge Gaps: A Scoping Review, Rahman et.al [2021] menjelaskan, paparan mikroplastik dapat menyebabkan toksisitas melalui stres oksidatif, lesi inflamasi, dan peningkatan penyerapan atau translokasi.

Menurut dia, beberapa penelitian sebelumnya terkait mikropastik telah menunjukkan potensi gangguan metabolisme, neurotoksisitas, dan peningkatan risiko kanker pada manusia.

Baca: Studi: Memprihatikan, Hiu di Lautan pun Kini Terpapar Mikroplastik

 

Mikroplastik yang berasal dari plastik, kini sudah memasuki tubuh manusia, di darah dan paru-paru. Foto: 5Gyres/Universitas Oregon State

 

Ikan robot

Sekelompok ilmuwan Tiongkok tengah mengembangkan ikan robot yang dapat menghilangkan partikel mikroplastik dari lingkungan air. Mereka meyakini, cara tersebut dapat membantu membersihkan polusi plastik di lautan dunia.

Menurut para peneliti dari Universitas Sichuan ini, ikan robot bekerja cukup baik di perairan dangkal dan rencananya akan diujicobakan di perairan lebih dalam.

Ikan robot sepanjang 1,3 sentimeter itu terbuat dari senyawa kimia lunak. Dirancang untuk menyerap mikroplastik saat bergerak di air dan dapat dikendalikan melalui cahaya. Ikan tersebut dapat berenang hingga 2,76 kali panjang tubuhnya per detik, lebih cepat dari kebanyakan robot lunak serupa.

Dalam paparannya, tim menyatakan ikan robot dapat mengambil berbagai jenis mikroplastik dan bahkan memperbaiki dirinya sendiri ketika rusak. Selain itu, jika ikan robot secara tidak sengaja dimakan ikan asli, maka materi ikan robot dapat dicerna dan  aman.

Baca juga: Manta dan Mola Rentan Memakan Mikroplastik di Manta Bay

 

Ikan robot yang tengah dikembangkan peneliti. Foto: Nano Letters 2022

 

Wang Yuyan, anggota tim peneliti, dikutip dari Reuters edisi 12 Juli 2022, mengatakan bahwa ikan robot baru digunakan untuk mengumpulkan mikroplastik, demi kepentingan penelitian.

Tetapi, tim ilmuwan berencana memperluas penggunaannya, sehingga dapat menghilangkan limbah mikroplastik dalam jumlah lebih besar yang berada di laut dalam.

“Ikan robot kemungkinan besar dapat dikembangkan untuk ditempatkan di dalam tubuh manusia. Tujuannya, menghilangkan zat atau penyakit yang tidak diinginkan,” papar Wang.

Hasil penelitan Ini telah dipublikasikan di jurnal Nano Letters, edisi 22 Juni 2022.

 

*Djoko Subinarto, kolumnis dan bloger, tinggal di Bandung, Jawa Barat. 

 

Rujukan:

Andrea Thompson. 2018. Solving Microplastic Pollution Means Reducing, Recycling—and Fundamental Rethinking.

Arifur Rahman. 2021. Potential Human Health Risks due to Environmental Exposure to Nano and Microplastics and Knowledge Gaps: A Scoping Review.

Lusher, Holmann, Hill. 2017. Microplastics in Fisheries and Aquaculture.

Reuters. 2022. Chinese Scientists Develop Robot Fish that Gobble up Microplastics.

Sam Walters. 2022. Tiny Robots Are Fishing For Microplastics.

Wang et al. 2022. Robust, Healable, Self-Locomotive Integrated Robots Enabled by Noncovalent Assembled Gradient Nanostructure.

 

Exit mobile version