Mongabay.co.id

Ini Rahasia Kamuflase Gurita

 

Gurita memiliki banyak keistimewaan. Selain tubuhnya yang elastis dan punya kecerdasaan dibandingkan hewan invertebrata lainnya, mahluk ini pandai berkamuflase di lautan.

Kamuflase adalah keterampilan penting dimiliki oleh hampir semua sefalopoda atau sekelompok invertebrata laut yang juga mencakup cumi-cumi dan sotong. Akan tetapi gurita punya kelebihan dalam berkamuflase.

Ada sekitar 300 spesies gurita dalam ordo Octopoda. Tetapi tidak setiap spesies gurita mampu berubah warna. Demikian juga dengan ragam mekanisme kamuflase yang digunakannya.

Leila Deravi, ahli biokimia di Northeastern University di Massachusetts, Amerika Serikat mempelajari mekanika kamuflase gurita seperti dikutip dari Live Science, (10/8/2022), mengatakan sekalipun kamuflase gurita telah dipelajari dan diamati selama berabad-abad, namun tidak banyak perkembangan yang diketahui hingga saat ini.

Dan apa yang membuat gurita berubah warna?

baca : Gurita Punya Kesamaan Otak dengan Manusia?

 

Seekor gurita yang berkamuflase. Foto : Vlad Tchompalov/Unsplash

 

Dia menjelaskan, gurita dapat mengubah warna karena mereka memiliki kromatofora. Sebuah organ kecil yang tersebar di seluruh kulit tubuhnya. Bentuknya seperti kantung kecil yang diisi dengan nanopartikel pigmen yang disebut xanthommatin. Kantung pigmen tersebut dikelilingi oleh matriks elastis yang terhubung ke sel-sel otot yang mengelilingi kantung.

Saat sel-sel otot ini berkontraksi, kantung pigmen meregang. Hal inilah yang memungkinkan lebih banyak cahaya memasuki sel dan memantulkan partikel xanthommatin. Karena xanthommatin menyerap panjang gelombang tertentu, atau warna, cahaya yang dipantulkannya kembali keluar dari kromatofor adalah warna yang berbeda dibandingkan dengan cahaya yang pertama kali memasuki sel.

“Ada tiga lapisan kromatofora di kulit gurita, dan setiap lapisan memiliki partikel xanthommatin yang memantulkan kembali warna yang berbeda. Lapisan atas menghasilkan warna kuning, lapisan tengah memantulkan kembali warna merah dan lapisan bawah menghasilkan warna coklat,” kata Leila.

Gurita dapat menggabungkan warna-warna ini dengan mengubah bentuk kromatofora di setiap lapisan, yang memungkinkan sefalopoda untuk membuat beragam warna. “Ini seperti bagaimana kita akan melenturkan bisep kita. Di mana sinyal otak kita menyuruh untuk melenturkannya. Dengan kromatofora, otak (gurita) memberi isyarat untuk menarik otot-otot ini untuk membuka kantung-kantung yang kemudian mengubah warna kulit,” jelasnya.

Video dari akun Instagram Live Science berikut ini menunjukkan kromatofora cumi-cumi berkontraksi dan bersantai mengikuti irama lagu “Insane in the Brain” dari band Cypress Hill. Dalam skenario ini, getaran dari musik disalahartikan sebagai sinyal saraf oleh otot kromatofor.

baca juga : Gurita, Spesies Cerdas dengan Delapan Lengan

 

 

Kata Leila, kromatofora bukan satu-satunya bagian dari gurita yang terlibat dalam proses pengubah warna. Terdapat organ tambahan yang dikenal sebagai iridofor dan leukofor. keduanya dapat membantu meningkatkan atau mengubah warna yang mereka hasilkan makin beragam.

Gurita juga memiliki mekanisme di kulitnya yang membantu mengubah teksturnya ketika kamuflase. Mereka memiliki benjolan kecil yang disebut papila. Benjolan itu mampu membantu proses perubahan tekstur kulit gurita.

Leila mengatakan perubahan tekstur kulit ini masih belum banyak diteliti. Kadang bisa halus seperti rumput laut, sekali waktu bisa keras seperti karang.

 

Cara Gurita Bisa Berubah Warna dengan Cepat

Gurita dapat membuat perubahan warna yang begitu cepat karena otaknya saling berhubungan dengan permukaan kulit. Mereka memiliki mekanisme persinyalan yang sangat cepat seperti tombol on atau off di seluruh tubuh mereka.

“Saya pikir (transisi perubahan warna gurita) tercepat terjadi di bawah 100 milidetik (0,1 detik), yang lebih cepat daripada sekejapan mata,” tegasnya.

Penjelasan utama keterkaitan antara otak dan kulit pada gurita ini, lanjut Leila, tidak seperti kebanyakan otak hewan. Otak gurita tidak terbatas pada satu wilayah yaitu di bagian kepala. Selain otak mereka yang berbentuk donat, gurita juga memiliki “kantong otak” atau simpul syaraf di sekujur tubuh dan lengan mereka.

Para peneliti percaya bahwa ini memungkinkan lengan gurita memiliki otaknya sendiri, yang dapat memainkan peran dalam perubahan warna. “Namun, mencoba memahami cara kerjanya adalah bidang penelitian yang berbeda,” imbuhnya.

baca juga : Amphioctopus marginatus, Gurita Kelapa Yang Cerdas

 

Seekor gurita. Foto : Diane Picchiottino/Unsplash

 

Namun, Leila percaya, masih ada satu misteri besar yang belum terpecahkan seputar kamuflase cephalopoda. Tentang bagaimana mereka begitu pandai mencocokkan warna kulit mereka dengan lingkungan mereka. Padahal, sebagian besar gurita dan sefalopoda buta warna.

Mata gurita hanya memiliki satu jenis fotoreseptor, sel-sel mengubah cahaya menjadi sinyal saraf, yang berarti mereka hanya dapat mendeteksi perbedaan intensitas cahaya. Hal ini masih menjadi misteri dalam penelitin yang Leila Deravi lakukan.

Salah satu penjelasan potensial adalah bahwa mata gurita mampu melihat warna tanpa fotoreseptor. Berdasarkan satu penelitian di Jurnal Biophysics and Computational Biology yang diterbitkan tahun 2016, menduga bahwa ada jenis reseptor tambahan di mata gurita yang tidak dikenal. Reseptor itu memungkinkan sefalopoda melihat warna dengan cara yang berbeda.

Ada juga teori bahwa reseptor cahaya di kulit dapat membantu gurita mencocokan warna di sekitarnya. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa lengan gurita dapat bereaksi terhadap perubahan intensitas cahaya ketika mereka tidak dapat melihat. Namun, belum ada bukti bahwa itulah kemampuan gurita untuk membantu mereka menyesuaikan warna.

Jennifer Mather, psikolog yang berspesialisasi dalam perilaku sefalopoda di University of Lethbridge di Kanada, kagum dengan pertahanan diri gurita. Menurutnya kamuflase gurita efektif untuk bertahan sekaligus efiesien ketika berburu. Kemampuan istimewa yang tak dimiliki hewan lain.

menarik dibaca : Indahnya Flamboyan Cuttlefish, Si Sotong Warna Warni

 

Seekor gurita. Foto : K Mitch Hodge/Unsplash

 

Sumber : livescience.com dan frontiersin.org

 

Exit mobile version