- Pakis sayur [Diplazium esculentum] merupakan tumbuhan paku-pakuan yang hidup di daerah tropis dan subtropis Benua Asia.
- Pakis sayur atau ada yang menyebut pakis tanjung, banyak tumbuh dekat sumber air seperti sungai, alur, rawa-rawa, atau daerah lembab.
- Pakis sayur yang dinamakan juga pakis ostrich merupakan tumbuhan menjalar. Jenis ini bisa dikonsumsi, terutama bagian pucuknya yang muda. Dibuat lalapan atau ditumis dengan bumbu sederhana sudah sangat enak dinikmati.
- Secara tradisional, pakis telah dimanfaatkan untuk kesehatan seperti di beberapa negara di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia. Sebut saja sebagai obat asma, diare, rematik, cacar, disentri, sakit kepala, demam, luka, nyeri, campak, darah tinggi, dan penyakit kulit.
Pakis sayur [Diplazium esculentum] merupakan tumbuhan paku-pakuan yang hidup di daerah tropis dan subtropis Benua Asia. Daun mudanya banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Pakis sayur atau ada yang menyebut pakis tanjung, banyak tumbuh dekat sumber air seperti sungai, alur, rawa-rawa, atau daerah lembab. Tumbuhan ini menyebar dan mudah dikenali.
Nanda, masyarakat Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, mengatakan pakis sayur paling mudah didapat di pinggir hutan.
“Kalau masyarakat ingin memetik pucuknya, cari saja sekitar hutan dekat sumber air,” ujarnya, baru-baru ini.
Di Aceh, umumnya pakis ditumis atau disayur dengan santan kelapa. Atau, bisa juga dimakan sebagai lalapan.
“Kami hanya tahu, daun pakis itu enak disayur dan tidak beracun,” ujar Nanda.
Baca: Ubi Hutan, Tumbuhan Kaya Manfaat di Kawasan Ekosistem Leuser
Hal senada disampai warga Tenggulun lain, Raudah. Menurut dia, masyarakat memilih daun pakis di pinggir hutan karena alami, tidak ada kandungan kimia.
“Di Tenggulun daun pakis mudah dicari. Masyarakat mengkonsumsinya sebagai sayuran. Namun harus diwaspadai, ada juga pakis hutan yang pahit,” ujarnya.
Baca: Madu Kelulut dan Kelestarian Hutan Leuser
Dalam buku “10+ Jenis Tanaman Pakis dan Manfaatnya Bagi Kesehatan” dijelaskan bahwa pakis sayur yang disebut juga pakis ostrich, bisa menghasilkan daun megah yang membentang sampai lima kaki panjangnya.
Hal ini berdasarkan karakteristiknya yang tumbuh menjalar, bisa mencapai tinggi hingga tiga kaki. Bahkan bisa tumbuh lebih besar lagi.
Pakis sayur merupakan jenis tanaman pakis yang bisa dikonsumsi, terutama pada bagian pucuknya yang muda: warna hijau dan mudah diolah menjadi berbagai masakan. Dibuat lalapan atau ditumis dengan bumbu sederhana pun sudah sangat enak.
Baca juga: Ada Gairah Budidaya Jernang di Kaki Leuser
Terabaikan
Dwi Koko Pratoko, mahasiswa program Doktor Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada [UGM] mengatakan, banyak yang tidak tahu cara memanfaatkan pakis sayur.
“Bahkan di kalangan ilmuwan obat-obatan, tumbuhan ini menjadi salah satu yang kurang mendapat perhatian,” jelasnya dalam tulisan.
Dwi menambahkan, secara tradisional, pakis telah dimanfaatkan untuk kesehatan seperti di beberapa negara Asia dan Afrika, termasuk Indonesia. Sebut saja sebagai obat asma, diare, rematik, cacar, disentri, sakit kepala, demam, luka, nyeri, campak, darah tinggi, dan penyakit kulit.
“Dikonsumsi segar maupun dibuat sup dapat menjaga kesehatan tubuh,” ujarnya.
Bagian pakis yang digunakan untuk pengobatan adalah daun muda atau kuncup, rhizoma, maupun keseluruhan. Secara tradisional, pakis sayur digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit karena mengandung senyawa bioaktif.
“Golongan senyawa fitokimia yaitu, alkaloid, flavonoid, glikosida, fenolik, tanin, terpenoid, dan steroid.”
Senyawa di pakis sayur terdiri minyak dan non-minyak. Sehingga, memiliki potensi mengobati maupun mencegah penyakit.
“Pakis sayur memiliki aktivitas antioksidan yang cukup baik setelah melalui berbagai metode pengujian,” jelas Dwi.
Riza Aris Apriyadi dan Nuri Andarwulan dari Institut Pertanian Bogor, tahun 2010, meneliti “Identifikasi Senyawa Asam Fenolat pada Sayuran Indigenous Indonesia” yang salah satunya pakis sayur.
Menurut mereka, senyawa polifenol pada sayuran, buah-buahan, dan teh, dapat mencegah penyakit degeneratif, termasuk kanker melalui aktivitas antioksidan dan/atau modulasi fungsi beberapa protein. Senyawa polifenol yang banyak terdapat pada sayuran adalah flavonoid dan asam fenolat.
Asam Fenolat merupakan antioksidan yang sangat kuat dan memiliki aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, antiinflamasi, dan aktivitas vasodilatory.
“Asam fenolat juga mempunyai peranan melindungi tubuh dari kanker dan penyakit jantung,” jelas riset tersebut.