Mongabay.co.id

Smulen, Aren Unggulan Nasional dari Bengkulu

Pohon aren yang menghasilan gula aren dan buah kolang-kaling. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

 

Aren atau enau [Arenga pinnata] merupakan tanaman perkebunan andalan di Provinsi Bengkulu, selain kopi dan durian. Bahkan di Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, dan Kepahiang, ketiganya “hidup” berdampingan.

Data Dinas Pertanian dan Perikanan [Distanak] Kabupaten Rejang Lebong 2021 menunjukkan,   luas perkebunan tanaman aren masyarakat mencapai 2.280 hektar. Dari luasan tersebut, dikutip dari Antara Bengkulu, tumbuhan palma ini bisa menghasilkan produksi gula aren sekitar 5.442 ton per tahun.

Heru Ferdiansyah, petani aren Rejang Lebong menjelaskan, alasan produksi aren melimpah di kabupaten ini karena ada varietas unggul yang tumbuh, yaitu aren smulen.

“Varietas smulen bisa menghasilkan air nira sekitar 15-30 liter per hari,” terangnya kepada Mongabay Indonesia, Selasa [13/09/2022].

Baca: Pohon Aren, Kolang-Kaling, dan Jasa Musang

 

Pohon aren yang menghasilan gula aren dan buah kolang-kaling. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Berdasarkan keterangan Badan Litbang Kementerian Pertanian, varietas aren asal Bengkulu ini telah dirilis dengan nama Aren Smulen ST 1. Penetapannya, melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 44/KPTS/KB.020/2/2019, tertanggal 1 Februari 2019.

Nama smulen diambil dari bahasa Suku Rejang yang artinya gadis. Hingga saat ini sudah ditetapkan sebanyak 127 pohon induk sumber benih pada empat populasi di Kecamatan Curup Tengah, Binduriang, dan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong.

Di Kabupaten Rejang Lebong, ada beberapa daerah yang menjadi sentral aren seperti Kecamatan Sindang Kelingi [984,5 hektar], Kecamatan Selupu Rejang [592 hektar], dan Kecamatan Sindang Dataran [375 hektar]. Wilayah paling minim berada di Kecamatan Curup Utara [13,75 hektar] dan Curup Timur [19,9 hektar].

Baca: Jengkol, Tumbuhan Kaya Manfaat Asli Indonesia

 

Pohon aren smulen yang merupakan varietas unggul nasional asal Bengkulu. Foto: Heru Ferdiansyah

 

Zulkarnain, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan, aren unggulan Bengkulu ini tahan terhadap berbagai jenis hama penyakit, bisa tumbuh di berbagai wilayah Rejang Lebong.

“Kami tengah membuat kebun induk aren di balai benih holtikultura dan perkebunan Bermani Ulu,” terangnya kepada Mongabay Indonesia.

Dijelaskannya, dari penelitian yang dilakukan oleh Balit Palma Manodo, Semulen ST 1 memiliki produksi nira pertengahan antara aren varietas genja dan varietas dalam/liar.

Varietas genjah dari Kalimantan timur memang terkenal karena memiliki kecepatan produksi saat usia 4-5 tahun, sedangkan aren dalam saat usia 10 tahun.

“Semulen ST 1 berproduksi di tahun ke-6 sampai 7. Tinggi pohon sekitar 10 meter,” terangnya.

Baca juga: Bengkulu Juga Punya Varietas Durian Unggulan

 

Aren smulen bisa menghasilkan air nira sekitar 15-30 liter per hari. Foto: Heru Ferdiansyah

 

Tanaman sela untuk konservasi lahan

Aren merupakan jenis tanaman serbaguna. Tersebar hampir seluruh wilayah Indonesia, tumbuh pada ketinggian 0-1.500 meter di atas permukaan laut.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian menjelaskan, aren dapat dibudidayakan sebagai tanaman sela dan reboisasi untuk konservasi lahan.

“Tanpa menimbulkan persaingan dengan tanaman pangan lain.”

Bahkan, lebih cocok ditanam dalam kondisi rimbun sebagai bagian agroforestri atau secara polikultur dengan beberapa spesies tanaman lain. Tujuannya, menciptakan ekosistem dengan kondisi iklim mikro seperti habitat aslinya.

“Aren juga memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi ekspor. Dapat diolah menjadi berbagai produk pangan dan non-pangan seperti dijadikan bioetanol yang diolah dari nira,” jelas tulisan tersebut.

 

Bibit aren smulen yang terus dikembangkan di Bengkulu. Foto: Heru Ferdiansyah

 

Tanaman yang memiliki sejumlah nama lokal seperti enau, nau, hanau, indu, biluluk, piluluk, ijuk, kawung, bak juk, taren, bagot, bargot, pola, kolotu, moke, seho, saguer hingga indruk ini dapat dimanfaatkan mulai akar, batang, daun, ijuk, buah, hingga nira. Tumbuhnya di tebing,  ideal sebagai tanaman penahan erosi.

Penelitian Yulius Budiman, Ketut Sukiyono, dan Bambang Sumantri dari Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, menunjukkan rata-rata petani aren di Rejang Lebong memiliki lahan sekitar 0,96 hektar. Sekitar 125 batang pohon.

“Di daerah penelitian, aren tumbuh liar dan sebagian digunakan sebagai batas lahan.”

Namun, ketika tumbuhan ini tidak produktif, pendapatan mereka menurun.

“Diperlukan peremajaan dengan membudidayakan aren dengan pemeliharaan intensif,” jelas peneliti.

 

Exit mobile version