Mongabay.co.id

Pendiri Mongabay Raih Penghargaan Bergengsi Heinz Awards 2022 untuk Lingkungan

 

 

Pendiri dan CEO Mongabay, Rhett Ayers Butler, meraih penghargaan Heinz Awards 2022 untuk Lingkungan atas usahanya memajukan jurnalisme lingkungan di seluruh dunia.

Butler mendirikan Mongabay pada 1999 dan sejak itu memperluas cakupan dan dampaknya dengan membangun tim global dengan staf dan kontributor di lebih 80 negara.

Tahun 2012, dia mengarahkan organisasi tersebut ke status nirlaba untuk meningkatkan jangkauannya, dengan menyampaikan berita dan inspirasi dari garis depan alam dalam beberapa bahasa.

“Penghargaan Heinz adalah kehormatan yang tak terduga dan mengejutkan,” kata Butler.

Pengakuan dari Teresa Heinz dan Yayasan Keluarga Heinz merupakan bukti kerja luar biasa yang dilakukan setiap hari oleh tim Mongabay dan para jurnalis berdedikasi.

“Sekarang adalah waktu yang sangat kritis bagi jurnalisme lingkungan, mengingat tantangan planet yang kita hadapi dan berkurangnya kebebasan pers di seluruh dunia,” lanjutnya.

“Jurnalisme dapat menghasilkan dampak dunia nyata dengan meningkatkan kesadaran publik, mengidentifikasi masalah dan solusi, dan meminta pertanggungjawaban pada mereka yang berkuasa.”

 

 

Penghargaan Heinz Awards adalah untuk menghormati mendiang Senator AS H. John Heinz III, telah diberikan setiap tahun sejak 1993 untuk menghormati keunggulan dan prestasi di bidang yang sangat penting bagi senator.

Ini adalah salah satu penghargaan teratas untuk sains, beasiswa, dan advokasi di AS, memberi pengakuan terhadap orang-orang yang telah menunjukkan “semangat untuk keunggulan yang melampaui batas keingintahuan intelektual; kepedulian terhadap kemanusiaan yang berakar pada kepekaan yang mendalam terhadap kesejahteraan orang lain; dan visi jauh yang mencakup universal.”

Pemenang sebelumnya dari kategori lingkungan adalah Paul dan Anne Ehrlich, Amory Lovins, Jane Lubchenco, dan James Hansen, serta banyak nama lain. Teresa Heinz, Ketua Yayasan Keluarga Heinz dan pendiri Penghargaan Heinz, mengatakan upaya Butler menunjukkan jenis hasil luar biasa dan berdampak, patut mendapatkan penghargaan tersebut.

“Laju degradasi lingkungan, penggundulan hutan, dan hilangnya habitat akibat aktivitas manusia sangat merusak, tetapi Rhett telah merespons dengan keberanian dan dedikasi, menciptakan platform yang melengkapi dunia dengan informasi berita penting yang dikumpulkan dengan integritas jurnalistik dan ilmiah tertinggi,” kata Heinz.

“Bekerja di persimpangan antara hak asasi manusia dan lingkungan, jurnalis Mongabay meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam, mendorong investor untuk lebih cermat memeriksa investasi keuangan, dan berkontribusi pada pencegahan deforestasi.

“Sekarang, lebih dari sebelumnya, dunia membutuhkan individu yang bersedia menghadapi tantangan yang tampaknya berat untuk diatasi demi melindungi sumber daya alam kita yang berharga,” lanjut Heinz.

“Kami mengapresiasi Rhett karena keberaniannya dan menginspirasi orang lain. Sebuah apresiasi yang baik untuk alam kita dan komitmen untuk melindungi planet kita bersama.”

Mewakili komunitas global Mongabay, dewan direksi organisasi memuji pencapaian Butler.

“Atas nama dewan Mongabay, karyawan, koresponden, pendukung, dan pembaca di seluruh dunia, kami bahagia melihat Rhett menerima pengakuan ini atas kepemimpinan dan visinya yang luar biasa,” kata ketua dewan Holt Thrasher.

“Mencapai keberhasilan dan kualitas liputan investigasi Mongabay dalam menghadapi tantangan yang semakin meningkat bagi jurnalis secara global merupakan kemenangan dari ketekunan dan dedikasi Rhett pada pekerjaan ini.”

 

Rhett Butler di rawa gambut Kalimantan Tengah. Foto: Mongabay

 

Awal mula minat pada hutan hujan

Mongabay lahir dari ketertarikan Butler pada lingkungan, yang sejak usia dini dipupuk, dengan  banyak waktu yang dihabiskan di alam. Peristiwa yang mengkatalisasi keputusannya untuk terlibat dalam isu lingkungan adalah perusakan hutan hujan di Kalimantan tak lama terjadi, usai dia mengunjungi daerah tersebut.

“Penghancuran hutan itu menginspirasi saya menulis buku tentang hutan hujan untuk meningkatkan kesadaran tentang apa yang terjadi pada tempat-tempat menakjubkan ini,” kata Butler. “Saya menulis buku untuk dampak, bukan uang, jadi alih-alih menerbitkan buku, saya meletakkannya secara online sehingga orang dapat membacanya secara gratis. Itulah awal kelahiran Mongabay.”

 

Rhett Butler selama perjalanan ke Sarawak, Malaysia. Butler menggemari fotografi dan telah menghasilkan banyak foto yang digunakan dalam artikel Mongabay. Foto: Mongabay

 

Dari awal sederhana itu, Mongabay tumbuh menjadi layanan berita disegani, yang informasinya menjangkau lebih dari satu miliar orang dan memberikan peluang berkelanjutan bagi jurnalis untuk melaporkan masalah lingkungan di seluruh dunia. Mongabay juga memiliki inisiatif pendidikan untuk anak-anak, menerbitkan konten video dan podcast dalam berbagai bahasa, dan menawarkan beasiswa untuk jurnalis muda dan calon jurnalis.

“Munculnya Mongabay sebagai salah satu sumber berita lingkungan yang paling banyak dibaca adalah bukti kuat tentang apa yang mungkin terjadi, ketika bahkan satu orang memiliki minat dan hasrat terhadap dunia alam yang dimiliki Butler,” kata Jeannie Sedgwick, anggota dewan Mongabay dan mantan direktur program konservasi di David & Lucile Packard Foundation.

“Butler telah menciptakan jaringan luas jurnalis hebat yang meliput isu-isu kritis di sejumlah negara dan menjangkau jutaan orang setiap bulan. Dan dia melakukan semua itu sambil menciptakan budaya organisasi yang kuat tentang keragaman dan kesetaraan. Pengakuan ini memang layak dan sangat dihargai.”

Butler mengatakan bahwa dia ingin tetap fokus pada pencapaian komunitas Mongabay daripada dirinya sendiri.

“Semua ini tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan dari donor kami, minat para pembaca kami, dan kerja keras tim kami,” kata Butler. “Dampak Mongabay telah berkembang jauh melampaui apa yang pernah saya bayangkan ketika saya memulai situs ini, karena cinta dan apresiasi saya terhadap alam.”

 

Pendiri dan CEO Mongabay Rhett Butler di Sulawesi. Foto: Christopher Paino/Mongabay Indonesia

 

Laporan Mongabay diproduksi oleh lima biro internasional dalam 10 bahasa, yaitu Indonesia, Spanyol, Portugis, Brasil, dan Hindi. Ada juga biro penting di India dan program yang berkembang pesat di Afrika, yang semua pekerjaan ini diterjemahkan oleh tim berdedikasi dalam bahasa Prancis, Italia, Jerman, Jepang, dan China yang disederhanakan.

Metode ini sejalan dengan filosofi Butler untuk membuat informasi yang handal dan objektif tentang lingkungan, yang tersedia seluas mungkin — sehingga beragam pembaca mulai dari pejabat pemerintah hingga pemimpin bisnis, ilmuwan, warga negara, pendidik, dan pembuat kebijakan dapat membuat pilihan berdasarkan informasi dan mendidik diri mereka sendiri tentang lingkungan mereka — konten situs diterbitkan atas dasar ‘Creative Commons’, sehingga media lain dapat menggunakan laporan tim Mongabay untuk meningkatkan literasi konservasi pembaca mereka sendiri, dalam bahasa apa pun yang mereka gunakan.

Banyaknya informasi yang dibagikan, dan akses yang mudah (desain situs yang sederhana dan penggunaan gambar kecil juga memudahkan siapa saja untuk memuat, terlepas dari kecepatan koneksi internet) telah membawa banyak dampak nyata selama bertahun-tahun.

Mulai dari perubahan dalam cara pengelolaan taman nasional di Chile hingga menghentikan proyek penambangan uranium di kawasan perlindungan harimau di India, hingga penghapusan daftar perusahaan dari Bursa Efek London — menggarisbawahi pernyataan Butler tentang pentingnya jurnalisme untuk menciptakan dampak dunia nyata dengan meningkatkan kesadaran publik, mengidentifikasi masalah dan solusi, dan meminta pertanggungjawaban orang dan perusahaan yang berkuasa.

 

Rhett Butler di hutan redwood dekat rumahnya di California. Foto: Mongabay

 

Dinamai seperti sebuah pulau di lepas pantai Madagaskar yang dikunjungi Butler sebagai relawan selama kuliah, Mongabay memiliki banyak inisiatif baru yang sedang berjalan, termasuk platform data yang akan membuat data lingkungan lebih banyak tersedia. Juga, alat online gratis yang membantu orang untuk mengidentifikasi proyek reforestasi berkualitas, guna mendukung minat dan motivasi yang selaras, Reforestation.app.

Selain bekerja untuk Mongabay dan menjalankan organisasi, Butler menulis di sejumlah publikasi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah dan secara regular berbicara di sejumlah universitas tentang tren konservasi, hutan, teknologi konservasi, dan jurnalisme.

Dia juga menjabat staf pengajar di Center for Global Discovery and Conservation Science di Arizona State University dan anggota dewan penasihat untuk K. Lisa Yang Center for Conservation Bioacoustics di Cornell Lab of Ornithology.

Butler merupakan pakar yang dinanti dalam berbicara masalah hutan tropis. Pemikirannya sering dikutip dalam publikasi mulai dari The New York Times hingga Bloomberg.

 

Tulisan asli dapat dibaca pada tautan ini: Mongabay founder wins prestigious 2022 Heinz Award for the Environment. Artikel diterjemahkan oleh Akita Verselita.

 

Exit mobile version