Mongabay.co.id

Marak Penyiksaan Kucing, Kena Racun sampai Mutilasi

 

 

 

 

Penyiksaan terhadap kucing terjadi di berbagai daerah. Di Malang, Jawa Timur, kucing-kucing ditemukan mati diduga diracun. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, puluhan kucing mati mengenaskan dengan tubuh terpotong-potong atau  dimutilasi.

Rellys Irel, Ketua Tasikmalaya Peduli Kucing kepada Liputan6.com mengatakan, terjadi penyiksaan kucing di Pasar Indihiang, Tasikmalaya, Jawa Barat,  pada 30 September dan 1 Oktober lalu. Sekitar 13 kucing mati diduga disiksa bahkan ada yang dipotong-potong.

Sebelum itu, mereka juga mengetahui ada penyiksaan kucing di Pasar Cikurubuk. Dari laporan warga, sekitar 10 kucing disiksa, delapan mati, dua bisa diselamatkan.

“Saya curiga ini pelakunya sama karena di pasar dan waktunya selalu pagi dini hari. Itu kucing digorok. Ada yang organ tubuh hilang, beberapa ekor kepala disembelih,” kata Rellys seperti dikutip dari Liputan6.com. Tasikmalaya Pecinta Kcing pun melaporkan kasus ini ke polisi dan aparat pun mengusut kasus ini.

Di Malang, video berdurasi 1,11 menit merekam seekor kucing berwarna oranye-putih mengeong, terbaring lemah dengan perut kembang-kempis. Seekor kucing lain berwarna senada mendekati kucing yang tengah sekarat ini.

Bagian lain video, tampak kucing berwarna putih, hitam dan oranye tertidur. Lunglai dan kejang-kejang. Kucing, lemah tak bisa berdiri.

Seseorang mencoba memberi minum dengan telapak tangan, namun kucing tak bereaksi. Lemah. Video yang diunggah 24 September 2022 pukul 13.24 WIB di laman Facebook CLOW – Cat Lovers in The World ini sampai 30 September, ditonton 90.000 pasang mata dan respons 7.700 dengan emoji sedih, jempol dan marah. Ada sekitar 3.100 pemilik akun Facebook beri komentar.

“Puluhan kucing mati diracun terjadi di Perumahan Patraland Place, Malang. Ayo teman-teman Cat Lovers Malang, nmhon bisa datangi ke perumahan ini diskusi dengan pengurus RT atau RW bersama warga Mohon bantuuanya teman2 di sana ..,” tulis admin CLOW yang mengunggah video ini.

Merespons video ini, Wiratmono, Ketua RT 08, RW 04, Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang kepada jurnalis mengaku kaget melihat video kucing sekarat diduga diracun. Apalagi, kucing yang mati disebut puluhan. “Tiba-tiba ada video yang melaporkan kucing mati dengan indikasi diracun. Kaget. Ada kesan menuduh RT,” katanya.

Awalnya, kata Wiratno, warga melaporkan ledakan populasi kucing ras dan lokal di perumahan itu. Kucing berkeliaran, dan kotoran bercecer sembarangan. Lingkungan permukiman kotor dan bau.

“Fatal, bahkan dua kali mengotori karpet mesjid hingga mengganggu ibadah,” katanya.

 

Kucing yang ditemukan lemas di Kota Malang, diduga kena racun. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

 

Dia mengeluarkan imbauan kepada warga untuk menjaga dan merawat kucing agar warga lain hidup nyaman. Beberapa hari setelah imbauan, tidak ada kucing yang berkeliaran tetapi selang sebulan kembali berkeliaran.

Wiratno kembali membuat imbauan menjaga kucing peliharaan, ditambah pendataan kucing ras dan domestik disertai foto. Tak lama beredar video kucing diduga diracun di dunia maya.

“Akan ditindaklanjuti, tapi tidak ekstrem dengan meracuni. Saya penyayang kucing, saya memiliki tujuh kucing, berwarna hitam semua,” katanya.

Akun media sosial pengurus RT dan manajemen perumahan mengalami perundungan siber. Dia menyayangkan kematian kucing yang diduga diracun jadi sorotan publik. “Sebatas pendataan, tidak ada niatan pengurus RT meracun. Kaget. Dituduh pengurus RT menutupi dan melindungi yang meracun,” katanya.

Pengurus RT beserta cat lover dan seseorang yang merekam kucing yang diduga diracun beserta aparat kepolisian tiga kali berdialog. Hasilnya, disimpulkan empat kucing mati diduga diracun dan 11 hilang.

”Kami sudah serahkan dan menjadi ranah petugas berwenang (polisi),” kata Wiratno kepada Mongabay.

Sri Swastiyanti Marhaeni dari Cat Lovers Malang mengatakan, bertemu dengan penyidik Kepolisian Sektor Lowokwaru, Kota Malang. Dia memberikan keterangan kepada penyidik untuk menyelidiki kematian kucing itu. “Kami serahkan penyidikan ke polisi,” katanya.

Setelah beredar video kucing diduga diracun, dia mendatangi pengurus RT untuk klarifikasi dan mengecek kebenaran informasi. Hasil klarifikasi, tak menemukan indikasi kucing diracun. “Tidak ada bukti kucing diracun. Memang, ada dokter pemilik kucing yang menjelaskan jika tanda kematian kucing diracun tapi tak ada bukti.”

Pemilik video, katanya, juga sempat bertemu dengan pengurus RT sembari menunjukkan rekaman video CCTV yang memperlihatkan kucing kejang-kejang tetapi tak ada rekaman siapa dan kapan kucing diracun.

Mengenai populasi kucing di perumahan itu, katanya, tak bisa disebut terjadi ledakan populasi. Jumlah kucing di sana, relatif terkendali.

 

Beberapa waktu ini, banyak temuan kucing disiksa di beberapa daerah. Foto: Eko Widoanto/ Mongabay Indonesia

 

Tekan populasi kucing

Untuk mencegah ledakan populasi kucing di perumahan, Sri bersama Persatuan Kucing Domestik Indonesia (PKDI) Chapter Malang akan operasi pengangkatan ovarium atau proses steril. Usai operasi, katanya, kalau ada yang berminat dipersilakan untuk adopsi. Operasi steril sebagai salah satu solusi mengendalikan populasi kucing.

Sri bilang, sepekan sebelumnya, 30-an kucing mati di Pasar Blimbing, Kota Malang. Dia bersama pecinta kucing mengubur dan menyelamatkan sebagian kucing tersisa. Sampai saat ini, pelaku peracun kucing belum ditemukan.

“Dua saya bawa ke rumah. Diobati, diminum air kelapa, susu beruang dan norit (karbon aktif),” katanya. Kini, kedua kucing berusia sekitar delapan bulan dan setahun telah pulih. Kucing kembali beraktivitas normal meski berjalan bergoyang-goyang kemungkinan racun mengenai syaraf kucing.

Ajun Komisaris Anton Widodo, Kepala Kepolisian Sektor Lowokwaru mengatakan, penyidik meminta keterangan para pihak.

Kini, kepolisian dan warga bersama mencari pelaku. Dia bilang, tak dibenarkan meracun kucing.

Belakangan ini banyak kucing ditemukan mati diduga kena racun bahkan sampai tubuh terpotong-potong.

 

******

Exit mobile version