Mongabay.co.id

Studi: Burung dan Kelelawar Berperan Penting Pulihkan Hutan

 

 

Ancaman deforestasi terjadi di berbagai belahan Bumi. Penyebab utamanya, mulai alih fungsi hutan hingga kebakaran. Adakah cara efektif untuk memulihkan hutan kembali?

Studi yang dilakukan tim internasional dari Max Planck Institute of Animal Behavior, Yale School of the Environment, New York Botanical Garden, dan Smithsonian Tropical Research Institute berjudul Animal Seed Dispersal Recovery During Passive Restoration In a Forested Landscape, edisi 14 November 2022, menunjukkan penyebaran benih yang dilakukan hewan merupakan kunci pemulihan hutan tropis.

Riset yang dipimpin Sergio Estrada Villegas dan kolega ini meneliti rangkaian regenerasi hutan di Panama tengah yang berlangsung 20 hingga 100 tahun. Tepatnya, di Barro Colorado Nature Monument [BCNM].

Hutan BCNM diklasifikasikan sebagai hutan tropis, dengan musim kemarau dari pertengahan Desember hingga pertengahan April. Di sini, terdapat campuran pepohonan tua dan tegakan hutan sekunder dengan umur berbeda.

“Cara penyebaran spesies pohon di hutan ini cenderung bervariasi seiring berjalannya suksesi ekosistem,” tulis peneliti.

Baca: Restorasi Ekosistem untuk Kehidupan Satwa Liar Indonesia

 

Hutan dan ekosistemnya merupakan bagian penting bagi kehidupan kita di Bumi. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

Hasil analisis menunjukkan, jenis pohon berbiji kecil disebarkan oleh burung kecil, kelelawar, dan angin.

Pepohonan ini membentuk kanopi yang mendorong kolonisasi oleh burung dan mamalia, yang kemudian terjadi suksesi.

“Pada bentang alam sekitarnya, berdampak pada interaksi antara penyebar dan sumber benih,” tulis peneliti.

Pemulihan hutan akan lambat di wilayah yang terjadi deforestasi dan sekitar. Sebab, pergerakan benih bergantung pada angin, kelelawar dan burung kecil.

Sebaliknya, di lokasi yang dikelilingi tumbuhan dengan hutan luas, interaksi antara penyebar dan tumbuhan akan tinggi, sehingga hutan akan pulih lebih cepat. Sebab, pergerakan benih dilakukan juga oleh burung lebih besar dan mamalia yang tidak dapat terbang, juga burung kecil dan kelelawar.

“Penyebaran benih merupakan interaksi ekologi yang penting bagi keberhasilan restorasi ekosistem.”

Peneliti menegaskan, tantangan restorasi ekologi adalah pembentukan kembali interaksi spesies yang mempercepat regenerasi hutan dan fungsi ekosistem.

“Dalam studi ini, kami menggunakan data jangka panjang untuk menggambarkan interaksi antara tumbuhan dan penyebar benih selama restorasi pasif, yaitu regenerasi alami dalam lanskap yang terpelihara dengan baik,” jelas laporan tersebut.

Foto: Rangkong, Burung Sakti Penebar Biji

 

Kangkareng perut-putih saat bertengger di pohon penuh buah. Jenis rangkong ini berperan penting menebarkan benih tumbuhan di hutan. Foto: Asep Ayat

 

Pulihkan hutan

Sergio Estrada-Villegas, ahli biologi Universitas del Rosario [Bogotá, Kolombia], penulis pertama studi ini, mengatakan penyebaran benih oleh hewan adalah kunci perluasan hutan. Bahkan di daerah tropis, lebih dari 80% spesies pohon dapat disebarkan oleh hewan, yang mengangkut benih ke seluruh lanskap.

“Dalam upaya restorasi hutan, fokus utama pada peningkatan tutupan pohon dan membangun kembali interaksi hewan-tanaman untuk menopang fungsi ekosistem, harus dilakukan,” terangnya, dikutip dari Sciencedaily.

Menurutnya hutan di BCNM, merupakan contoh bagaimana beberapa generasi ilmuwan telah mendokumentasikan interaksi hewan dan tumbuhan untuk memahami penyebaran spesies pohon.

Baca: Riset Membuktikan, Tanpa Satwa Ini Durian Tidak akan Berbuah Lebat

 

 

Kalong hitam [Pteropus alecto] dengan nama lokal poniki hitam memiliki peran sebagai penyerbuk bunga durian. Foto: Dok. Sheherazade

 

Dalam keterangan yang sama dari Sciencedaily, Daisy Dent, ahli ekologi tropis dari MPI-AB mengatakan dari data yang mereka kumpulkan selama 100 tahun itu, terdapat gambaran mengenai fase akhir restorasi. Hutan regenerasi, sebagian besar terdiri dari pohon-pohon yang benihnya disebarkan burung-burung kecil.

Namun seiring bertambahnya usia hutan, pepohonan yang disebarkan oleh burung yang lebih besar meningkat. Akan tetapi, yang mengejutkan, sebagian besar tanaman disebarkan oleh mamalia darat di semua umur hutan -dari usia 20 tahun hingga pertumbuhan tua.

“Hasil ini sangat tidak biasa untuk regenerasi hutan pasca-pertanian,” kata Dent.

Dia meyakini, keberadaan hutan lindung dekat tegakan hutan sekunder BCNM, dan rendahnya perburuan, memungkinkan populasi mamalia berkembang dan membawa masuknya benih tanaman.

“Hewan adalah teman kita paling handal dalam hal menghijaukan hutan,” paparnya.

 

Exit mobile version