Mongabay.co.id

Seekor Paus Terdampar Mati di Pulau Morotai

 

Bangkai seekor paus dengan panjang kurang lebih 7 meter dan lebar sekira 1,5 meter ditemukan terdampar di Desa Bobula Wayabula, Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, Rabu (14/12/2022) pukul 10.00 WIT.

Informasi yang dihimpun Mongabay Indonesia di lapangan menyebutkan, bangkai paus ini awalnya dilihat warga terapung di depan kampung sejak Selasa pukul 09.00 WIT. Setelah terapung-apung sehari, bangkai paus itu kemudian terseret arus mendekati kampung hingga terdampar di pantai berkarang, Rabu pagi.

“Bangkai paus itu pagi tadi (kemarin) terbawa arus dari arah barat ke timur tepatnya di depan pantai Wayabula. Kami mengira paus ini masih hidup ternyata sudah bangkai,” kata Anton Karim warga setempat.

Warga baru tahu paus itu sudah mati setelah arus air mendorong ikan ke tepi pantai dan terdampar di atas pantai berkarang Desa Bobula. Paus ini terdampar di depan desa Bobula berdekatan dengan masjid di tepi pantai. Saat air laut surut bangkai paus sudah tidak bisa terbawa lagi ke luar.

Terdamparnya bangkai paus ini membuat warga bermaksud mengevakuasinya ke tengah laut. Warga lalu mengikat bangkai paus di ekor dan tubuhnya lalu rencananya ditarik ke tengah laut.

Namun hingga Kamis (15/12/2022) siang meski kondisi air pasang, bangkai paus itu tidak bisa ditarik ke tengah laut. Kebetulan daerah pantai kampung ini juga berkarang jadi tidak mungkin ditarik. Hal ini sulit dilakukan karena sebagian tubuh paus sudah hancur. Warga juga tidak bisa berbuat banyak karena bobot mamalia diperkirakan bisa mencapai 7 ton.

“Kita juga tidak bisa berbuat apa-apa karena bobot ikan terlalu besar, tidak mungkin ditarik ke darat atau ditanam di atas karang di pantai ini, ” ujarnya.

baca : Warga Selamatkan Paus yang Terdampar di Morotai

 

Bangkai Paus yang terdampar di pantai Desa Bobula, Morotai, Maluku Utara. Foto : Hamsir Yusuf

 

Warga memperkirakan paus tersebut mati sudah seminggu sebelumnya. Hal ini karena bagian perut paus sudah hancur. Isi perut sudah keluar. Akibatnya baunya sangat mengganggu warga yang beraktifitas di sekitar pantai.

Bongkahan isi perut paus yang sudah membusuk mengeluarkan bau tidak sedap. Menyengat tercium di seantero kampung. Karena itu warga tinggal berharap ada upaya dari pemerintah mendatangkan alat berat untuk melakukan penanganan bangkai paus tersebut. “Bau menyengat di kampung ini mulai Selasa sore saat bangkai paus terapung di depan kampung,” jelas Anton.

Kepala Desa Bobula Hamsir Yusuf dihubungi dari Ternate Kamis (15/12/2022) menceritakan warganya melihat bangkai paus ini terapung-apung sehari sebelum terdampar.

Warga sudah berusaha menggunakan perahu mendorong ke laut tetapi tetap dibawa arus dan terdampar di kampung ini. Pihaknya berpikir keras mengatasi bangkai paus besar yang terdampar di kampungnya ini. Pasalnya, bau busuk itu membuat warga kampungnya sangat menderita.

Dia bilang, sudah menghubungi pihak Pemerintah melalui Dinas Perikanan Kabupaten Pulau Morotai untuk memikirkan cara penangananya. Yang jelas bangkai paus sebesar ini harus dikubur agar tidak menyebabkan bau menyengat dan berdampak bagi kesehatan warga.

Meski begitu, hingga Kamis siang petugas dari DKP Morotai belum ada. “Kami menunggu mereka untuk bisa bersama memikirkan penanganya seperti apa,” katanya.

Yang bisa dilakukan untuk penanganan bangkai paus ini yakni dengan menggunakan alat berat untuk menguburkannya. Untuk cara lain memang agak sulit. Dia lantas berharap ada upaya pemerintah membatu warga mengatasi masalah ini.

“Kita sangat berharap ada upaya instansi terkait membantu warga. Bangkai paus ini berada tidak jauh dari pemukiman warga dan tempat ibadah yang tentu sangat mengganggu akibat bau menyengat,” katanya.

baca juga : Seekor Dugong dan Seekor Paus Ditemukan Mati dalam Dua Hari di Morotai. Ada Apa?

 

Seekor Paus yang terdampar dan mati di Morotai, Maluku Utar. Foto : Hamsir Yusuf

 

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pulau Morotai Yopy Jutan dihubungi dari Ternate Kamis (15/12/2022), mengaku masih bertugas di luar daerah. Meski demikian, dia sudah menugaskan beberapa stafnya turun ke lokasi melihat dan menganalisis bagaimana cara penanganan bangkai paus ini.

Dari situ baru diambil langkah apakah pakai alat berat atau seperti apa. “Kami sudah berkoordinasi juga dengan pemerintah desa setempat proses penangananya. Tapi menunggu staf di DKP melakukan pemantauan dan merekomendasikan seperti apa. Apakah perlu menggunakan alat berat atau seperti apa,” katanya.

Dia bilang semua tergantung topografi pantainya. Apakah bisa menggunakan alat berat atau jika tidak bisa, maka perlu brgotong royong dilakukan penanganan secara manual.

Kepala Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (Loka PSPLSorong yang wilayah kerjanya termasuk Maluku dan Maluku Utara, Santoso menjelaskan, dari hasil koordinasinya dengan pihak DKP Morotai di lapangan menyebutkan bahwa mamalia laut ini berada di atas pantai berbatu karang.

Mamalia laut yang terdampar di desa Bobula, Kecamatan Morotai Selatan itu sudah seminggu di tengah laut dan mengikuti arus melewati selat akhirnya terdampar di pesisir pantai Desa Bobula, Kamis 14 Desember 2022. Jarak mamalia laut terdampar dengan rumah penduduk di wilayah pesisir desa Bobula cukup dekat hanya kurang lebih 30-40 m. Pihak desa berencana menguburkan bangkai mamalia laut tersebut, hanya saja masih perlu identifikasi apakah dapat ditarik ke pantai berpasir atau seperti apa. “Mereka  juga masih perlu melakukan pengecek ketersediaan alat berat,” katanya

Saat ditanya soal jenis paus ini Santoso belum bisa memberikan penjelasan secara rinci. Dia tidak punya cukup bahan untuk dianalisasi, misalnya foto atau video. Namun dari sekilas foto yang beredar dimana di bagian bawahnya ada garis-garis ventral dengan tubuh paus sebesar itu, diduga jenis paus sperma.

Untuk memastikan jenis mamalia laut ini, kata dia, butuh bahan untuk identifikasi semisal video dan foto yang detail atau melalui uji DNA atau foto-foto untuk dengan kondisi kepala utuh, bagian bawah kepala, gigi, bagian punggung, bagian perut, bagian ekor. “Jika tidak terdapat uji DNA atau foto lengkapnya kami hanya bisa menyampaikan dugaan,” kata Santoso.

baca juga : Paus Sperma Kembali Ditemukan Terdampar di Kepulauan Aru. Bagaimana Akhirnya?

 

Bangkai Paus yang mulai hancur dan menmbulkan bau menyengat. Foto : Hamsir Yusuf

 

Sekadar diketahui, kawasan perairan pulau Morotai hampir setiap saat ditemukan mati dan terdampar berbagai jenis mamalia laut. Tidak hanya Paus tetapi juga dugong. Pada 2022 ini, sudah ada dua kejadian mamalia laut jenis paus mati dan terdampar. Sementara kasus dugong mati dalam 2022 ini sudah ada 4 kasus.

Kepala Dinas Perikanan Morotai Jopy Jutan mengatakan Morotai ada dalam pusaran arus sehingga jadi sasaran terdamparnya mamalia laut yang mati. Bulan-bulan sekarang ini cuaca agak ekstrem sementara pusaran arus cenderung mengumpul ke Morotai. Jadi tidak hanya mamalia laut yang mati terdampar di Morotai. Berbagai macam benda dalam bentuk sampah juga terkirim dari kurang lebih 8 negara di daerah Pasifik terkumpul ke Morotai.

Dia contohkan baru baru ini ada ribuan ton sampah laut terdampar di Morotai diduga kuat berasal dari beberapa negara luar. Hal ini bisa diidentifikasi dari sampah plastik dalam bentuk botol yang terdampar di Morotai. “Dari botol kemasan yang ada dipastikan asal negaranya. Tidak hanya kemasan plastik tetapi potongan batang kayu gelondongan ikut terdampar di Morotai,” jelasnya.

 

Exit mobile version