Mongabay.co.id

Padang Lamun, Si Rumput Laut Pencegah Erosi Pantai dan Penyimpan Karbon

 

Pernahkah melihat vegetasi rerumputan di pesisir pantai?

Iya, itulah padang lamun. Tidak hanya rumput laut yang biasa dibudidayakan, padang lamun merupakan salah satu vegetasi yang tumbuh di pesisir pantai.

Padang lamun ternyata mempunyai peran ekologis yang sangat penting dalam ekosistem pesisir pantai. Daerah pesisir pantai bertindak sebagai zona penyangga alami antara daratan dan lautan. Oleh karena itu, peran padang lamun sangat efektif untuk meredam gelombang laut. Namun masih ada perdebatan tentang kemampuan akar lamun untuk mengurangi erosi.

Untuk membuktikan bahwa akar lamun kuat menahan erosi, peneliti dari University of Gothenburg, Swedia, melakukan pengujian kekuatan akar lamun yang tumbuh subur di sedimen berpasir dan berlumpur menggunakan lamun Zostera marina. Hasil penelitian menunjukkan, lamun berperan penting mengurangi erosi tebing hingga 70 persen dalam sedimen berpasir dengan biomassa akar lamun yang tinggi.

“Kita telah melihat bahwa padang lamun di pantai adalah aset berharga dalam mengurangi erosi. Kita sudah tahu bahwa daun panjang mereka berfungsi sebagai pemecah gelombang, tetapi sekarang kita dapat menunjukkan bahwa akar mereka juga mengikat bersama bukit pasir bawah laut,” kata Eduardo Infantes, seorang Ahli Biologi Kelautan di Universitas Gothenburg dalam jurnal Marine Ecology Progress Series, dikutip Jumat (30/12/2022).

baca : Padang Lamun, Gudang Karbon yang Terancam Punah

 

Padang lamun. Foto: Wikimedia Commons/Frédéric Ducarme/CC BY-SA 4.0

 

Ketika iklim berubah, badai berisiko menjadi lebih kuat. Pada akhirnya dapat menyebabkan peningkatan erosi pantai. Sekitar 8% dari populasi manusia di dunia tinggal di daerah pada ketinggian kurang dari 10 meter di atas permukaan laut. Naiknya permukaan air laut mungkin membuat banyak manusia terdampak erosi pantai. Contoh dekatnya adalah Jakarta dan kota-kota sepanjang Pantai Utara Jawa.

Dalam pengujian lamun, para peneliti melakukannya melalui dua cara; skala laboratorium dan skala lapangan. Untuk skala laboratorium, mereka mengambil sampel sedimen berpasir dengan lamun dan tanpa lamun. Lalu ditempatkan di tangki besar yang mampu menyimulasikan gelombang. Jenis lamun yang dipakai adalah eelgrass.

“Eksperimen menunjukkan bahwa pasir terkikis jauh lebih sedikit oleh gelombang ketika lamun tumbuh di dalamnya. Para peneliti juga mengambil sampel dari dasar laut berlumpur tetapi menemukan bahwa efek lamun di sana lebih sedikit,” ujar Eduardo seperti dijelaskan dalam jurnal Marine Ecology Progress terbit November 2022.

Setelah selesai skala laboratorium, langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran erosi pasir di garis pantai. Perkara Ini lebih rumit, katanya. Beruntung, Eduardo mampu membuat gelombang buatan sehingga hasil pengujiannya membuktikan bahwa lamun memiliki kemampuan perlindungan terhadap erosi.

baca juga : Padang Lamun di Teluk Bogam, Rumah Makan Kawanan Dugong

 

Contoh erosi di pantai yang membentuk semacam tebing di antara sedimen yang memiliki lamun dan tidak. Foto : Eduardo Infantes dalam Jurnal Marine Ecology Progress Series

 

Penyimpan Karbon

Di samping pencegah erosi, keberadaan lamun juga penting bagi solusi iklim. Peranan lamun ternyata dapat menyimpan karbon hingga dua kali lebih banyak daripada hutan beriklim sedang dan tropis.

“Lamun memiliki kemampuan unik untuk terus menyimpan karbon di pesisir. Kami menemukan contoh di mana padang lamun tertentu telah menyimpan karbon selama ribuan tahun,” kata James Fourqurean dari Florida International University, Amerika Serikat seperti dikutip dari live science.

Berdasarkan studi yang dilakukan James, ternyata padang lamun di pesisir pantai dapat menyimpan hingga 83.000 ton karbon per kilometer persegi. Sebagian karbon tersebut disimpan di tanah dan di bawah padang lamun. Sebagai perbandingan, hutan terestrial biasa menyimpan sekitar 30.000 metrik ton per kilometer persegi. Media penyimpanannya sebagian besar dalam bentuk kayu.

Penelitian ini juga memperkirakan, meskipun padang lamun menempati kurang dari 0,2 persen lautan dunia, tetapi mereka bertanggung jawab atas lebih dari 10 persen semua karbon yang terkubur setiap tahun di lautan.

“Padang lamun menyimpan 90 persen karbon mereka di tanah dan terus membangun ini selama berabad-abad. Di Mediterania, misalnya, merupakan wilayah geografis dengan konsentrasi karbon terbesar,” ujarnya.

baca juga : Pentingnya Padang Lamun untuk Mitigasi Perubahan Iklim, Sayangnya..

 

Padang lamun di sebuah pesisir pantai. Foto : The Ocean Agency

 

Kendati demikian, lamun adalah salah satu ekosistem yang paling terancam di dunia. Sekitar 29 persen dari semua padang lamun bersejarah telah dihancurkan. Penyebabnya karena pengerukan dan penurunan kualitas air. Setiap tahun, setidaknya 1,5 persen lebih banyak padang lamun hilang. Studi ini memperkirakan bahwa emisi dari kerusakan padang lamun berpotensi mengeluarkan karbon hingga 25 persen lebih banyak daripada dari deforestasi darat.

“Satu hal yang luar biasa tentang padang lamun adalah, jika dipulihkan, mereka dapat secara efektif dan cepat menyerap karbon dan membangun kembali penyerap karbon yang hilang,” kata Karen McGlathery, peneliti dari University of Virginia, Amerika Serikat.

Untuk itu, para peneliti menekankan bahwa melestarikan dan memulihkan padang lamun dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus meningkatkan simpanan karbon. Keberadaan lamun juga mampu memberikan perlindungan ekosistem utama kepada masyarakat pesisir dari ancaman erosi pantai. (***)

 

Referensi :

 

Exit mobile version