Mongabay.co.id

Gempa Maluku Rusak Seratusan Rumah dan Bangunan, Muncul ‘Pulau’ Baru di Tanimbar

 

 

 

 

Ketika warga masih lelap tidur, Selasa dini hari, sekitar pukul 02.47 WIT,  gempa bumi magnitudo (M) 7,5  mengguncang Maluku, berpusat di 136 km barat laut Kepulauan Tanimbar dengan kedalaman 130 km.

Berselang beberapa waktu, gempa susulan dengan magnitudo 5,5 sekitar pukul 01.10 WIB atau 03.10 waktu setempat.

Dampak gempa paling terasa di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dan Maluku Barat Daya,  Maluku, sekitar seratusan rumah dan bangunan rusak.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan,  dampak gempa menyebabkan 92 rumah warga dan bangunan di Kepulauan Tanimbar, alami kerusakan.

Kerusakan selain rumah warga juga fasilitas umum seperti kantor bupati dan tribun lapangan Mandriak di Desa Sifnana. Selain itu, kerusakan di dua sekolah SMA Negeri 1 dan SMP Kristen Saumlaki.

Laporan yang masuk ke BNPB kerusakan juga terjadi di Kabupaten Maluku Barat Daya, sebanyak sembilan rumah warga rusak berat, 23 rusak ringan. Ada juga dua fasilitas pendidikan rusak berat.

 

Rumah rusak dampak gempa di Tanimbar Selatan. Foto: BNPB

 

Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam rilis kepada media mengatakan, sebagian besar kerusakan di Maluku Barat Daya berada di Desa Watuwei dan Letmasa, Kecamatan Dawelor Dawera.

Dia bilang, hingga kini belum ada laporan korban jiwa maupun warga yang mengungsi pasca gempa.

BPBD Maluku, katanya,  telah berkoordinasi dalam mendukung penanganan darurat di daerah terdampak. Personel Pusdalops BPBD Maluku, katanya, sudah turun membantu pengelolaan data dan informasi. “Bantuan logistik dari pemerintah provinsi berupa beras, tikar, selimut, family kits, tenda gulung, kids ware dan obat-obatan,” katanya.

Muhari katakan, merujuk referensi Katalog Gempa bumi Signifikan dan Merusak 1821–2018, warga Saumlaki pernah alami gempa magnitudo lebih M7,0, pada tahun 1920, 1995, 2006 dan 2009.

 

Pulau itu semacam tumpukan lumpur bercampur batu karang ini ada setelah gempabumi.. Foto: Foto: Kepala Desa Teineman, Boni Kelmaskosu)

 

Muncul pulau baru

Di tengah kekhawatiran gempa bumi,  warga heboh dengan kemunculan ‘pulau’ baru di Desa Teniman,  Kecamatan Wuarlabobar, Kepulauan Tanimbar. Tumpukan lumpur bercampur batu karang berbentuk bukit itu muncul di permukaan laut.

Boni Kelmaskosu, Kepala Desa Teniman, kaget melihat tumpukan batu-batu karang di permukaan laut itu.  “Tumpukan lumpur bercampur batu karang ini ada setelah gempabumi. Kami juga takut,” katanya dalam video yang beredar di media sosial.

 

Rumah hancur dampak gempa bumi di Kepulauan Tanimbar. Foto: BNPB

 

Menurut dia, tumpukan batu bercampur lumpur yang membetuk bukit ini sebelumnya tak pernah ada di di laut dekat desa mereka. Peristiwa ini membuat sebagian warga panik dan mulai mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Dia berharap, pemerintah baik daerah maupun pusat menindaklanjuti fenomena ‘pulau’ baru ini.

“Alternatif yang saya ambil mengarahkan masyarakat saya mengungsi sementara waktu karena kejadian aneh. Masyarakat ketakutan,” katanya.

 

Kemunculan ‘pulau’ baru di Desa Teniman, Kecamatan Wuarlabobar, Kepulauan Tanimbar. Foto: Kepala Desa Teineman, Boni Kelmaskosu)

 

******

 

Exit mobile version