Mongabay.co.id

Menyoal Resistensi Antimikroba: Perketat Pengawasan Peternakan Ayam

 

 

 

 

A. Zaini, peternak ayam pedaging di Madura, punya sekitar 500-2.500 ayam, tergantung situasi dan kondisi pasar. Dua kandang ayam besar terbuat dari kayu dan bambu ada di samping rumahnya. Kandang itu bisa muat ribuan ayam. Dua kandang itu dipakai berkala demi kesterilan.

Peternakan ayam ini tergantung kebersihan kandang. Kalau kandang ini diistirahatkan selama tiga bulan, kandang tidak usah disemprot obat, tidak usah dicuci [sudah steril],” kata Zaini, belum lama ini.

Peternakan ayam pedaging sarat dengan obat-obatan kimia. Zaini bilang, bila produksi ayam ingin berlanjut, kandang harus benar-benar bersih dan steril, perlu penyemprotan obat pensterilan kandang ayam. Meski demikian, kandang ayam juga perlu jeda produksi.

Selain obat-obatan untuk sterilisasi kandang juga banyak macam obat buat ayam, sesuai usia ayam pedaging.

Setidaknya, Zaini memvaksin ayam tiga kali dalam satu siklus ternak sampai siap potong, rata-rata 40 hari. Vaksin pertama saat ayam baru masuk kadang, kedua, saat umur 11 hari, terakhir saat umur 21 hari.

Terkadang milik orang lain divaksin lagi, kalau kondisi ayam sehat. Umur 28 hari divaksin lagi, tetapi dengan vaksin dosis rendah,” katanya.

Berbagai obat itu untuk mencegah penyakit. Selain tiga kali vaksin, Zaini juga memasang obat ke minuman ayam dalam per tiga hari.

Banyak macam obat, tetapi sifatnya itu untuk pencegahan semua,” kata pria juga distributor ayam pedaging ke jagal di berbagai pasar di Madura.

Bila ayam mengalami gejala tertentu seperti flu, kotoran hijau, putih, atau ngorok, ada obat tersendiri mengatasi itu.

Sekarang, katanya,  ada pengembangbiak anak ayam sudah menerapkan vaksinasi sebelum didistribusikan tetapi ada biaya tambahan Rp35.000 per boks. Satu boks berisi 100 anak ayam.

Ada sebagian peternak ayam yang tak begitu percaya terhadap vaksin karena beranggapan hanya membuat ternak sakit. Padahal, kata Zaini, kalau vaksinasi rutin, ayam ternak sehat dan selamat dari berbagai serangan virus berbahaya.

 

Ayam dan kebersihannya mempengaruhi kualitas. Foto: Moh Tamimi/ Mongabay Indonesia

 

Resistensi antimikroba

Indonesia jadi negara ketiga yang memiliki populasi unggas terbesar di dunia. Berdasarkan temuan World Animal Protection (WAP), sektor peternakan di dunia menggunakan 13.000 ton antibiotik. Jumlah ini lebih banyak daripada antibiotik oleh manusia.

Data dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan,  terdapat 1,2 juta kematian di Indonesia karena antibiotik yang tak lagi mempan pada infeksi tertentu.

Rully Prayoga, Manajer World Animal Protection (WAP) Indonesia, mengatakan, penting peningkatan pengawasan penggunaan antibiotik dalam dunia peternakan sebagai upaya pencegahan supaya masyarakat yang resisten antimikroba makin sedikit.

“Kami mendorong penanggulangan AMR dengan komitmen bersama kesejahteraan hewan ternak yang baik atau better chicken commitment, ” kata Rully Prayoga.

WAP Indonesia, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Animal Friends Jogja, Animal Don’t Speak Human, SKN, dan beberapa kelompok relawan lain membentuk Koalisi Ayam Sejahtera.

Pada 26 November 2022, mereka menggelar aksi di Car Free Day, Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Di sana, mereka mengajak warga menandatangani deklarasi yang mendukung “Gerakan Ayam Sejahtera agar Konsumen Aman, Terhindar dari Resistensi Antimikroba”. Aksi itu diikuti sekitar seratusan orang dari berbagai usia dan kelompok.

Koalisi mendorong ada standar lebih tinggi untuk kesejahteraan ayam pedaging (broiler) dan petelur di Indonesia dengan mengadopsi standar global FARM BCC. Juga menerapkan sistem bebas kandang baterai—khusus untuk ayam petelur. Pengawasan ketat atas penggunaan antibiotik diharapkan dapat menghentikan penggunaan antibiotik berlebihan dalam bidang peternakan.

Banyaknya penggunaan antibiotik dalam sektor peternakan merupakan indikator yang menggambarkan pemenuhan standar kesejahteraan ayam oleh para peternak buruk. Padahal, katanya, kalau standar kesejahteraan hewan terpenuhi, ayam tak mudah sakit dan peternak tak perlu gunakan antibiotik berlebihan terhadap ternak.

 

Ratusan ayam potong dalam kandang kayu . Foto: Moh.Tamimi/ Mongabay Indonesia

 

Koalisi juga mengatakan,  perlu pengawasan ketat terhadap peredaran antibiotik karena banyak temuan penjualan antibiotik di toko online.

Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), bilang ini bagian tidak terpisahkan dari masalah keamanan pangan. Keamanan pangan adalah hak asasi konsumen. Dia meminta, pemerintah dan peternak ayam menjamin produk peternakan yang didistribusikan kepada konsumen adalah daging ayam sehat dan sejahtera.

“Daging ayam merupakan produk pangan sangat penting untuk memasok kebutuhan protein hewani. Jangan sampai daging ayam yang dikonsumsi masyarakat atau konsumen tercemar AMR, sebagai ekses dari ayam secara tidak sehat dan sejahtera.”

Berdasarkan penelitian, Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) dan World Animal Protection (WAP) pada 2020 ditemukan sampel daging ayam potong tercemar bakteri kebal antibiotik. Ia kebal terhadap hampir empat jenis antibiotik yang sangat penting bagi manusia menurut WHO: kolistin, meropenem, ciprofloxacin dan sulfamethoxazole.

Sampel daging ini diduga dari peternakan yang menggunakan antibiotik masif dan prosedur kesejahteraan hewan sangat rendah.

Ayam pedaging. Pelihara ayam kalau banyak pakai obat-obatan termasuk antibiotik dan pemelihafraan tidak dengan kandang yang baik akan bahayakan keamanan dan kesehatan manusia. Foto: Moh Tamimi/ Mongabay Indonesia

*******

 

Exit mobile version