Mongabay.co.id

Lumba-lumba Mati Terdampar di Pesisir Puger

 

 

 

 

 

Satu lumba-lumba ditemukan mati terdampar di  Pesisir Dusun Jadukan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, 10 Februari pagi. Informasi ini laporan Kepala Satuan Polisi Air (Kasat Polair) Kepolisian Resor (Polres) Jember, AKP Muhammad Na’i.

Na’I mengatakan, temuan itu bermula saat Sura’I,  petugas pantai di Mojosari mau bersih-bersih pantai sekitar pukul 9.00 pagi. “Bapak Sura’i ini, melihat dari kejauhan ada sesuatu mirip ikan yang terdampar di tepi pantai. Ternyata benar,  itu lumba-lumba,” kata Na’i via aplikasi percakapan.

Wahyudi,  nelayan Dusun Gedangan, Desa Puger Kulon, juga melihat lumba-lumba terdampar ini.

Satpolair Jember, baru menerima informasi sekitar pukul 09.30. Satu setengah jam kemudian anggota Satpolair dan Unit Penegak Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum LHK) sampai di lokasi untuk pengecekan dan tindakan penanganan.

Hasil pengecekan,  lumba-lumba itu sepanjang 1,5 meter dan bobot 60 kg. Sekitar pukul 10.00, lumba-lumba dibawa ke pantai untuk penguburan bersama instansi terkait dibantu nelayan sekitar.

“Kami juga koordinasi dengan Polsek Puger dan instansi terkait baik UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Puger dan Dinas Kelautan dan Perikanan Jember,” katanya.

 

Penguburan lumba-lumba yang mati terdampar di pantai Kecamatan Puger, Jember. Foto: dokumen warga

 

Menurut dia, penguburan disegerakan agar tak jadi tontonan dan bangkai tak mencemari lingkungan. “Kami sudah berupaya melakukan sesuai aturan dan Ketentuan Perundang-undangan. Kami berterima kasih atas kerjasama para pihak yang melakukan penanganan. Juga mengapresiasi warga yang melaporkan kejadian itu sekaligus membantu penanganan.”

Suwardi, Koordinator BPSPL Denpasar wilayah kerja Jawa Timur membenarkan informasi ini. Dia bilang, dari melihat sekilas gambar, seperti lumba-lumba hidung botol. Lumba-lumba, katanya,  jenis mamalia laut, dilindungi PP 7/1999.

Berdasarkan beberapa kejadian serupa, misal, di Bali, Banyuwangi, Tulungagung, Trenggalek, dan Pacitan, lumba-lumba alami luka-luka yang mungkin karena diburu hewan laut lain atau terkena karang dari hantaman ombak dan badai.

Penyebab lain, katanya, bisa juga karena sistem metabolisme tubuh terganggu karena pencemaran, misal, makan plastik, atau pencemaran minyak, atau navigasi sensor terganggu sensor karena ada gangguan pendengaran.

“Misal survei seismik bawah laut, gempa bawah laut, ledakan bom ikan atau ranjau, atau latihan perang laut. Bisa karena lepasan dari terjerat jaring atau pancing nelayan sehingga luka lalu mati dan terdampar,” katanya.

Faktor lain, ucap Suwardi,  lumba-lumba terserang penyakit atau parasit. Untuk mengetahui penyebab kematian, katanya, harus nekropsi dan analisis di laboratorium.

 

Lumba-lumba mati terdampar di Pantai Puger. Apa penyebabnya? Foto: dokumen warga

*******

Exit mobile version