Mongabay.co.id

Luka-luka, Paus Sperma Mati Terdampar di Perairan Balantak

 

 

 

 

 

Satu paus terdampar dan mati di pesisir Tanjung Balantak, Kelurahan Talang Batu, Banggai, Sulawesi Tengah, Selasa (21/2/23), sekitar pukul 07.00 pagi. Masyarakat heboh.  Informasi cepat tersebar melalui media sosial Facebook. Masyarakat pun berduyun-duyun menuju lokasi kejadian.

“Saya mendapatkan kabar dari nelayan dan langsung menuju TKP jam 07.00 pagi,” kata Jakson Nursin, warga Talang Batu saat dihubungi Mongabay via telepon, Rabu(22/2/23).

Setibanya di lokasi, sudah banyak orang berkumpul. Jakson mendekat, memperhatikan detail, ternyata hewan besar yang terdampar itu adalah paus.

“Nelayan yang mengabari saya melihat paus ini sejak pukul 4.00 subuh terombang- ambing, lalu terdampar dalam keadaan lemah dan sekarat. Kata mereka juga, ombak besar membuat paus itu kandas dan terdampar sampai ke pesisir,” kata Jakson.

Samlan, Penyuluh Perikanan Kecamatan Balantak, saat dihubungi Mongabay membenarkan, ada mamalia laut terdampar di perairan Balantak.

“Anggota kelompok nelayan saya melihatnya dan memberi  informasi ke saya melalui pesan Whatsapp. Dia mengirim foto, ternyata itu paus terdampar,” kata Samlan via telpon seluler, Rabu (22/2/23).

 

Warga melihat paus mati terdampar di perairan Belantak, Banggai. Foto: dokumen warga

 

Setelah dia identifikasi melalui foto, katanya, ternyata yang terdampar itu jenis paus sperma (Physeter macrocephalus).

Samlan bilang, paus sperma mudah dikenali dengan tubuh besar dan bagian kiri kepala ada lubang tiup yang mampu menyemburkan air ke udara.

Sedangkan kepala bagian depan memiliki zat berwarna putih (spermatocite). Penamaan paus sperma ini seiring cairan spermatocite yang mereka miliki. Paus sperma ini merupakan satu dari 35 jenis mamalia laut yang ada di Indonesia.

Dia langsung meminta anggota kelompok nelayan binaannya segera mungkin mengevakuasi paus terdampar ke perairan dalam. Belum juga dievakuasi, paus sperma terdampar itu mati.

“Saat ditemukan warga sudah sekarat. Para nelayan kesulitan mendekati disebabkan ombak lumayan tinggi.”

Samlan bilang, perairan Balantak yang terletak di WPP 715 ini merupakan jalur lintasan ikan-ikan besar. Namun, untuk pertama kalinya, mamalia laut ini terdampar di perairan Balantak.

“Pernah lihat saya waktu memancing paus. Cuman jarang muncul, hanya sesekali.”

Senada dengan Samlan, Getreda M. Hehanusa, Kepala BPSPL Makassar, mengatakan, mamalia laut yang terdampar di perairan Balantak merupakan whale sperm atau paus sperma yang sekarat. Paus kepala kotak ini ditemukan dengan tubuh terluka pada bagian kepala dan perut.

“Berdasarkan hasil pengamatan dan pengambilan data morfometrik didapatkan informasi paus sperma itu panjangnya sekitar delapan meter lebih dengan jenis kelamin jantan,” katanya kepada Mongabay, Kamis (23/2/23).

 

Bangkai paus di Banggai. Foto: dokumen warga

 

Penanganan bangkai

Informasi yang dikumpulkan BPSPL Makassar, paus sperma mati itu berhasil dievakuasi masyarakat, penyuluh perikanan, yang bekerjasama dengan kepolisian setempat.

“Berdasarkan koordinasi BPSPL Makassar dengan jejaring di Luwuk, paus berhasil ditangani, ditarik ke tengah laut kemudian ditenggalamkan,” kata Getreda.

Opsi penenggalaman dilakukan karena kondisi pantai berbatu dan tubuh paus terdampar besar membuat tim kesulitan menarik ke pinggir pantai. Juga, tak memungkinkan penguburan di sekitar area terdampar.

“Jika bangkai paus lambat penanganan, berpeluang memberi dampak buruk terhadap kesehatan manusia di sekitar, apalagi bersentuhan langsung. Sangat tidak dianjurkan untuk kontak langsung dengan bangkai paus yang sudah membusuk tanpa alat perlindungan diri memadai,” katanya lagi.

Umumnya, bangkai mamalia laut yang sudah membusuk terdapat bakteri hingga berisiko bagi manusia.

Menurut “Buku Pedoman Penanganan Mamalia Laut” (2018),  satu masalah yang akan dihadapi jika ada mamalia laut terdampar hidup ataupun mati adalah persoalan bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Mamalia laut mati juga tidak dianjurkan dikonsumsi, apalagi disentuh perempuan yang sedang hamil dan anak-anak. Sebisa mungkin, tak kontak dengan bangkai mamalia laut.

Mamalia laut di tanah Banggai bukan kali ini saja. Pada 8 November 2021,  masyarakat dan nelayan di Desa Pasos Lalongo, Kecamatan Banggai Tengah, Banggai Laut, menemukan paus biru (Balaenoptera musculus) terdampar dan mati sepanjang sekitar 12 meter. Pada 30 April 4 2022, warga menemukan paus seberat enam ton mati terdampar di pesisir Pantai Desa Leme-leme, Kecamatan Buko, Banggai Kepulauan.

 

Paus terdampar dan mati di perairan Belantak, Banggai. Foto: dokumen warga

*******

Exit mobile version