Mongabay.co.id

Longsor di Pulau Serasan Natuna, Lebih 50 Orang Tertimbun

 

 

 

 

 

Kabar duka datang dari Pulau Serasan, Natuna,  Kepulauan Riau. Diperkirakan lebih 50-an orang tertimbun tanah longsor di pulau itu Senin (6/3/23). Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai 7 Maret, sekitar 10 korban meninggal dunia, 42 orang dinyatakan hilang dan lima luka berat, tiga orang luka ringan, lebih 1.200-an orang mengungsi.

“Diperkirakan rumah tertimbun sekitar 27 rumah,” kata Muhammad Hasbi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Riau, Selasa, (7/3/23).

Pulau Serasan ini terletak cukup jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Natuna. Proses evakuasi terkendala jarak. Sampai saat ini hujan lebat dan angin kencang masih terjadi. Warga pun diminta tetap waspada.

Longsor dipicu hujan deras melanda Kecamatan Serasan sejak satu pekan belakangan, atau 1 Maret 2023. Buntutnya, beberapa daerah longsor, terparah di Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan.

 

 

Awalnya, longsor kecil terjadi pagi hari, menjelang siang warga berupaya membersihkan sisa longsoran. Naas, di bawah cuaca gerimis longsor besar kembali menimpa Desa Pangkalan, diduga juga mengenai warga yang sedang gotong royong.

Pemukiman warga maupun jalan penghubung antar desa dihantam tanah yang diduga runtuhan dari bukit.

Sampai saat ini Bupati Natuna bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) terdiri dari Tim Sar, TNI, polri dan lain-lain sudah sampai di tempat kejadian. Evakuasi korban tertimbun terus dilakukan oleh personil yang datang ke lokasi kejadian.

Ansar Ahmad, Gubernur Kepulauan Riau meminta,  warga di sekitaran tempat kejadian tetap waspada bencana longsor, mengingat curah hujan masih tinggi di Pulau Serasan, Natuna.

Dia juga memerintahkan BPBD Kepri mengirimkan bantuan logistik untuk korban longsor di Serasan Natuna. “Semoga yang hilang dan diduga tertimbun tanah longsor bisa segera ditemukan dan bisa dievakuasi,” kata Ansar, Senin, (6/3/23) sore.

 

Longsor di Pulau Sersan, Natuna. Foto: BNPB

 

 

Terkendala

Pulau Serasan ini berada di antara Pulau Besar Natuna dan Pulau Kalimantan. Pulau ini terisolir dan memiliki jarak cukup jauh. Akses satu-satunya hanyalah kapal laut baik dari Ibu Kota Tanjungpinang, Kepri, atau dari pusat pemerintahan Kabupaten Natuna di Pulau Ranai.

Dari Pulau Natuna Besar,  perlu perjalanan enam jam menggunakan kapal laut untuk sampai di Pulau Serasan bahkan bisa lebih lama kalau cuaca buruk. Diperkirakan jarak antara Pulau Natuna Besar ke Serasan sekitar 93 mil laut.

Kendala jarak ini juga menyebabkan distribusi pengiriman bantuan logistik untuk korban longsor di Pulau Serasan, perlu waktu setidaknya tiga hari. Bantuan ini berasal dari Kantor BPBD Kepri di Tanjungpinang.

 

Longsor di Pulau Serasan, Natuna, lebih 50 orang diduga tertimbun. Foto: tangkapan dari video

 

Bayu Taufan, Kasi Logistik BPBD Kepri, mengatakan, bantuan logistik akan dikirim ke Pulau Serasan dengan kapal roro dari Pelabuhan Tanjung Uban, Bintan,  Selasa (7/3/23).

Bantuan, katanya, diperkirakan sampai di Serasan Kamis (9/3/23) sore. “Kata orang kapal, kapal akan tiba Kamis sore di Serasan, setelah itu bantuan langsung kita bawa ke lokasi longsor,” katanya di Tanjungpinang, Selasa, (7/3/23).

Bantuan logistik yang akan dikirim berupa 50 lembar selimut, 50 matras, hingga 48 paket makanan siap saji dan beberapa kantong jenazah.

“Kemudian ada juga pelengkapan keluarga 89 paket, hand sanitizer, dan vitamin untuk masyarakat serta petugas yang bekerja,” katanya.

Tak hanya terkendala jarak. Sampai saat ini jaringan komunikasi mengalami ganggu di lokasi longsor. Informasinya,  salah satu tower pemancar sinyal juga terganggu karena tanah longsor. “Sinyal tidak bagus,” ujar Tarnadi, Camat Serasan Timur, Kabupaten Natuna, melalui pesan singkat, Selasa, (7/3/23).

Begitu juga yang disampaikan Kasi Humas Polres Natuna Aipda David Arviad di Polres Natuna. Sampai saat ini, katanya,  jaringan komunikasi di Pulau Serasan mengalami gangguan hingga sulit tahu perkembangan korban longsor.

 

Longsor di Pulau Serasan, Natuna. Jarak jauh hingga evakuasi dan bantuan terkendala. Foto: BNPB

 

Permasalan ini menjadi atensi Pemerintah Kepulauan Riau. Tidak hanya akan mengatasi gangguan jaringan komunikasi juga listrik padam di lokasi banjir dan tempat para korban mengungsi.

“Kami bersama Pemkab Natuna sampai saat ini masih terus berkoordinasi dengan PLN dan Telkom sebagai penyedia layanan kelistrikan dan jaringan telekomunikasi di daerah yang berjarak cukup jauh dari Ibukota Natuna itu,” ujar Hasan,  Kepala Dinas Kominfo Kepulauan Riau.

Sampai saat ini hujan lebat masih melanda sebagian Kepulauan Riau. Prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hujan ringan masih terjadi di Natuna. Begitu juga BMKG mengeluarkan peringatan kewaspadaan potensi angin kencang dengan kecepatan mencapai 25 knots di Laut Natuna Utara, dan dapat meningkatkan tinggi gelombang daerah lain.

 

******

 

Exit mobile version