Mongabay.co.id

White Bellbird, Burung dengan Suara Terkeras di Dunia

 

 

Kita terbiasa mendengar kicau burung yang merdu di pagi hari.

Tetapi, kicau jenis yang ini berbeda, tidak merdu melainkan keras. Namanya White Bellbird [Procnias albus] atau burung lonceng putih.

Meski seukuran merpati, burung dari benua Amerika Selatan ini memiliki suara memekakkan telinga, lebih keras dari lolongan monyet pelolong [Howler].

Burung lonceng putih memiliki suara paling keras yang pernah didokumentasikan, menurut sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Current Biology tahun 2019 lalu. Pekiknya pendek, menggelegar, tiga kali lebih keras dari intensitas suara burung Screaming Piha [Lipaugus vociferans], pemegang rekor sebelumnya.

“Kami dapat mendengarnya di mana-mana, mereka seperti soundtrack hutan,” kata Mario Cohn-Haft, penulis riset tersebut dan ahli burung di Instituto Nacional de Pesquisas da Amazônia di Brasil. “Mereka mengeluarkan suara keras yang terdengar seperti seseorang sedang membentur logam, layaknya pandai besi,” terangnya dikutip dari Audubon.

Cohn-Haft menjadi akrab dengan suara tersebut melalui ekspedisinya di pegunungan Amazon, Brasil. Penasaran untuk mengetahui seberapa keras suara burung itu, dia menghubungi Jeff Podos, ahli bioakustik di University of Massachusetts Amherst.

Keduanya melakukan perjalanan ke pegunungan tersebut dua kali, membawa alat pengukur tingkat suara yang dikalibrasi untuk merekam amplitudo panggilan White Bellbird dan Screaming Piha, yang mereka sesuaikan dengan kebisingan dan jarak untuk melakukan perbandingan secara akurat.

Baca: Rekor. Burung Ini Terbang Tanpa Henti Sejauh 13.560 Km

 

White Bellbird jantan yang memiliki suara sangat keras. Foto: Anselmo d’Affonseca

 

Richard Prum, ahli burung di Universitas Yale yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa ia terkesan melihat para peneliti benar-benar dapat mengukur tingkat desibel White Bellbird.

“Volume adalah hal tersulit untuk diukur secara empiris di alam liar karena banyak elemen lain yang dapat mengganggu pengukuran akurat,” kata Prum. “Mereka melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam mengendalikan elemen-elemen itu.”

White Bellbird bagian dari keluarga Cotinga, yang meliputi burung payung, piha, dan ayam jantan. Burung ini biasanya hidup di pegunungan tinggi di Brasil utara dan Venezuela selatan. Sang jantan berwarna putih cerah dengan paruh hitam mencolok, memiliki pial menjuntai dari atasnya. Sementara sang betina, memiliki bulu hijau garis-garis cokelat.

Baca juga: Mengapa Beberapa Jenis Burung Memiliki Kecerdasan Luar Biasa?

 

White Bellbird dijuluki sebagai burung dengan suara terkeras di dunia. Foto: Anselmo d’Affonseca

 

Suara keras biasanya diasosiasikan dengan komunikasi jarak jauh, dikeluarkan pejantan saat  betina di dekatnya. Para peneliti juga terpesona sang betina dan jantan dapat menahan suara keras tersebut tanpa merusak pendengaran.

Pada beberapa kesempatan, para peneliti mengamati betina bergabung dengan jantan di tempat bertengger mereka. Dalam interaksi ini, sang jantan akan memunggungi betina, lalu secara dramatis berputar menghadapnya saat dia meneriakkan nada kedua lagu tersebut. Betina akan mundur sebelum lagu dimulai, tetapi akan tetap dalam jarak dekat.

Suara burung ini bisa terdengar hingga bermil di hutan dan pegunungan Amazon. Berdasarkan hasil penelitian sejumlah ahli, diperkirakan kekuatan suara yang dikeluarkan mencapai 125 dB. Sebagai perbandigan, suara jet tempur saat lepas landas, rata-rata memiliki tingkat kebisingan suara antara 120 dB hingga 140 dB.

 

 

 

Kerasnya suara White Bellbird tentu bukan taktik bertahan hidup, justru bisa meningkatkan risiko terdeteksi predator. Hal ini membuat para peneliti berkesimpulan bahwa burung jantan melakukannya karena sang  betina menyukainya. Dengan kata lain, betina sebenarnya lebih menyukai dan mendorong jantan memekik lebih keras.

Yang masih menjadi pertanyaan adalah mengapa jenis ini berevolusi menjadi burung bersuara keras untuk memikat betina, dibandingkan dengan melakukan tarian yang rumit atau mengenakan bulu cerah, yang  tidak terlalu berisiko.

Para peneliti berpikir hal tersebut terkait paruhnya berkembang. Ini dikarenakan makannya buah-buahan, beberapa seukuran bola golf, dengan membuka paruhnya sangat lebar. Ini, pada gilirannya, memberi mereka struktur yang sempurna untuk menghasilkan panggilan kawin yang sangat keras. Syrinx/pita suara dan otot perut yang berkembang dianggap membantu mengeluarkan suara keras.

White Bellbird mengunghuni hutan awan Amazon di ketinggian 1.000 mdpl. Namun, ekosistem pegunungan ini terancam perubahan iklim, kata Cohn-Haft. Saat pemanasan terjadi, zona habitat burung akan berpindah menghuni kawasan lebih ke atas.

“Jenis ini belum dianggap terancam punah sekarang, tetapi tidak akan ada tempat untuk pergi jika iklim terus menghangat,” katanya. [Berbagai sumber]

 

Exit mobile version