Mongabay.co.id

Bunga Lawang, Rempah Eksotis Penyedap Masakan

 

 

Jika Anda melihat rempah berbentuk bintang kecil berwarna cokelat, jari-jari kelopaknya terbelah dan menyimpan sebuah biji, dan baunya harum, maka itulah bunga lawang atau pekak [Illicium verum].

Rempah eksotis ini banyak digunakan sebagai penyedap masakan, terutama kuliner dari Aceh dan Sumatera Barat.

Di Bengkulu, tepatnya di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, wilayah pegunungan lanskap Bukit Barisan, masyarakatnya sering menggunakan rempah ini sebagai tambahan bumbu sup sayur atau sup buntut.

Jamhuri [64], warga Desa Watas Warga, Curup Selatan, mengatakan bunga lawang menjadi pelengkap lada, kayu manis, dan pala di masakan sup tersebut.

“Bagi kami Suku Rejang, bunga lawang merupakan obat tradisional untuk meredakan mual,” terangnya kepada Mongabay Indonesia, Rabu [08/03/2023].

Rempah ini sering juga dia gunakan sebagai tambahan minuman hangat, seperti teh.

“Aromanya harum dan menyegarkan tubuh,” terangnya.

Baca: Umbut Rotan yang Enak Dimakan

 

Bunga lawang digunakan sebagai rempah bumbu masakan dan juga sebagai obat herbal. Foto: Ahmad Supardi/Mongabay Indonesia

 

Obat tradisional

Berdasarkan penelitian Guo Wei Wang, Wen Ting Hu dan kolega berjudul Illicium verum: A Review on Its Botany, Traditional Use, Chemistry and Pharmacology yang terbit di Jounal of Ethnophamacology, Volume 136, Issue 1, 14 Juni 2011, diketahui masyarakat China menjadikan bunga lawang sebagai obat pereda mual, sakit perut, insomnia, radang kulit, hingga rematik.

“Bunga lawang telah ratusan tahun dimanfaatkan sebagai jamu tradisional dan penyedap makanan oleh masyarakat Tiongkok,” jelas penelitian tersebut.

Bunga lawang diketahui mengandung sejumlah senyawa bioaktif seperti tanin, anetol, linalool, asam shikimat, hingga asam galat. Senyawa tersebut diketahui memiliki fungsi antioksidan, antiperadangan, dan antimikroba.

Bahkan, asam shikimat pada rempah ini dijadikan bahan utama untuk membuat obat anti-virus, tamiflu [oseltamivir fosfat], yang dijadikan obat untuk virus flu burung jenis H5N1.

“Oseltamivir bermanfaat mengurangi flu burung,” jelas para peneliti.

Mengutip Alodokter, bunga lawang memiliki manfaat mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti. Ini dikarenakan ada kandungan minyak atsiri, seperti anetol, linalool, dan limonen, yang aromanya tidak disukai nyamuk. Selain itu, linalool juga dapat menyebabkan iritasi pada bagian tubuh nyamuk.

Baca: Edelweis, Bunga Abadi yang Dilarang Dipetik Sembarang

 

Pada abad ke-17, bunga lawang diperkenalkan ke Benua Eropa dan terkenal dengan nama Star Anise. Foto: Ahmad Supardi/Mongabay Indonesia

 

Tersebar di berbagai negara

Data Royal Botanic Garden KEW menunjukkan, tumbuhan ini diperkirakan berada di wilayah selatan China dan timur laut Vietnam. Pada abad ke-17, bunga lawang diperkenalkan ke Benua Eropa dan terkenal dengan nama Star Anise. Saat ini, sudah menyebar ke Indonesia, Laos, Korea, Jepang, Taiwan, Hainan, hingga Filipina.

“Kini bunga Lawang banyak tumbuh di daerah tropis Asia Timur dan Asia Tenggara,” tulis laporan tersebut.

Bunga lawang dihasilkan dari pohon cemara China. Tumbuhan ini dari Genus Illicium. Pemberian nama Illicium berasal dari Bahasa Latin illicium, yang berarti daya pikat, hal ini merujuk aroma bunga yang harum.

Baca juga: Asoka, Bunga yang Memiliki Makna Filosofi

 

Bunga lawang memiliki manfaat mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti. Foto: Ahmad Supardi/Mongabay Indonesia.

 

Royal Botanic Garden KEW mencatat, pohon ini memiliki tinggi hingga 15 meter. Batangnya berdiameter sekitar 25 sentimeter dan kulit kayu berwarna putih. Daunnya khas, yaitu mengkilap, kasar, dan memiliki tandan tiga sampai enam.

Bunganya muncul satu persatu namun juga bergelombol.

“Musim bunga biasanya Maret hingga Mei.”

Bunga ini nantinya akan berbentuk bintang. Buahnya berdaging, namun saat dikeringkan menjadi berkayu dan keriput.

Pohon bunga lawang tumbuh subur di wilayah dingin. Meski demikian, tumbuhan ini memiliki daya ataptasi baik, mampu bertahan dan tumbuh di wilayah tropis seperti Asia Tenggara.

 

Exit mobile version