Mongabay.co.id

Tekuni Bonsai, Cara Zulkifli Idris Lestarikan Tanaman

 

 

 

 

Halaman samping rumah Zulkifli Idris , warga Kelurahan Kalumata, Kota Ternate Selatan,  Maluku Utara, tak dibiarkan kosong. Dari depan ke belakang, lebar sekitar tiga meter dan panjang 15 meter itu penuh berisi pot tanaman bonsai.  Rumah berpagar beton itu kiri kanan terhimpit bangunan rumah tetangga berlantai dua.

Ada juga beberapa jenis pohon agak tinggi  sebagai ‘induk’ untuk  setek batang jadi bonsai.

Tidak sembarangan pohon yang dibonsai oleh Zulkifli. Rata- rata  jenis pohon yang masuk kategori langka setidaknya di Maluku Utara.

Untuk khas Maluku  Utara,  yang dibonsai  seperti pohon tawabi. “Pohon ini   diburu juga jadi ikon.  Pohon  ini mulai hilang  dari bumi Maluku Utara.  Pohon Ia tumbuh di pesisir dan pulau kecil berkarang.  Di Indonesia lebih dikenal dengan santigi,” katanya.

Bagi penggemar bonsai  santigi  tidak  asing lagi. Pohon  bernama latin Pemphis acidula ini, jadi tanaman  bonsai untuk  menghias ruangan. Selain punya rupa elok, karakteristik batang, daun, bunga menjadikan santigi sebagai bonsai bernilai tinggi.

Tak heran bonsai tanaman ini banyak dikoleksi ataupun diperjual-belikan.

Secara umum,  pohon ini tumbuh di wilayah beriklim tropis seperti Indonesia, tepatnya di pesisir pantai berkarang, tanah berpasir dan tepi hutan mangrove.

Selain di Indonesia,  santigi  juga banyak ditemukan di negara-negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam. Juga Srilanka (Maldives), Australia bagian utara, dan Afrika Timur.

 

Bonsai asam Jawa, empat tahun lalu. Foto: Mahmud Ichi/ Mongabay Indonesia

 

Di gugusan pulau di Halmahera Selatan  ada nama kampung diambil dari nama lokal kayu ini yakni tawabi. Ada tiga nama Kampung Tawabi   sekaligus, satu di Pulau Kayoa, Kasiruta   dan Kepulauan Joronga.

Kampung-kampung ini dulu banyak pohon tawabi. Seiring waktu, katanya,   karena eksploitasi tak terkontrol  kini tanaman ini sangat sulit ditemukan. “Ini yang membuat saya berinsiatif membuat bonsai pohon santigi,” kata  Zulkifli.

Pohon santigi ini dibiakkan dengan biji. Proses bonsai sudah empat tahun, belum juga terbentuk.

Selain santigi ada juga lemo lemo. Pohon lemo- lemo  ini dikenal di Jawa  dengan  jeruk kingkit.  Ia bukan pohon asli Maluku Utara, tetapi jadi ciri khas karena keberadaannya punya hubungan sejarah dengan Tiongkok. Diduga pohon ini dibawa berlayar seturut kedatangan pedagang Tiongkok ke Indonesia.

Dulu, pohon ini  banyak di Ternate bahkan ada di sekitar kedaton kesultanan. Seiring waktu, sudah sulit cari pohon ini di  Malut.

Zulkifli bilang, bonsai pohon lemo lemo ini adalah tumbuhan yang mengilhami pembuatan bonsai pertama kali. Lemo lemo di Indonesia termasuk di Maluku Utara sebenarnya tumbuhan  introduksi dari luar. Sejarahnya, pertama kali di Tiongkok jadi tanaman obat batuk  yang dipelihara para tabib di istana di  masa kekaisaran Dinasti Tang.

Ada juga bonsai tome tome.  Pohon ini juga jadi bonsai Zulkifli karena mulai langka.

 

Bonsai akar gumira. Foto: Mahmud Ichi/ Mongabay Indonesia

 

Tidak hanya pohon lokal Maluku Utara, ada juga  dari luar dengan habitat asli di beberapa negara Asia.  Ada beberapa pohon beringin, pinus Jepang, waru Vietnam dan Thailand.

Pohon-pohon itu  ada yang sudah lama  juga yang  baru masuk ke Indonesia.

Zulkifli yang mengawali hobi membonsai  sejak 2000 ini, bilang, membonsai pohon rumit karena perlu kesabaran dan ketelatenan merawat agar batang bisa membentuk dalam bertahun tahun.

Dia kenal bonsai sejak sekolah di Sekolah Pertanian (SPMA) pada  1995.  Dia bilang, ada beberapa alasan pilih membonsai. Pertama,  ingin memprakatikkan ilmu pengetahuan di  sekolah. Kedua, ingin menyelamatkan tanaman langka dan terancam punah di Maluku  Utara.

Pohon yang dipilih untuk jadi bonsai,  katanya,  tidak sembarangan  karena ada syarat dan ketentuan.

Menurut dia, ada lima syarat harus dipenuhi ketika akan membuat bonsai. Yakni, tanaman adalah pohon atau kelomppk dikotil berkayu. Karena tidak semua tanaman dikotil itu berkayu dan berumur panjang.  Lalu, pohon  berdaun kecil atau daun besar yang bisa dikecilkan. Ada tanaman berbiji dikotil berdaun besar tetapi tak bisa dikecilkan.

“Tak semua pohon berdaun besar bisa dikecilkan.”

 

Lemo-lemo yang sudah dibentuk menjadi tanaman mini. Foto: M Ichi/ Mongabay Indonesia

 

Kemudian, tanaman harus tahan dalam proses training alias tak mudah mati dalam perlakuan tertentu. Misal, ketika dahan ditekuk, dahan dan akar dipangkas atau dalam kondisi ekstrem.

Syarat lain, pohon memiliki tingkat perantingan padat.

Membuat bonsai adalah membuat miniatur pohon di alam. “Nah, untuk  mencapai kematangan sempurna seperti di alam,   sudah harus dibentuk  dari akar, batang  cabang, ranting dan anak ranting.  Butuh kesabaran.”

Zulkifli juga menginisiasi Komunitas Bonsai Galamalama disingkat Kobong. Kobong bermakna kebun dalam bahasa Melayu Ternate. Komunitas ini punya lebih 20 pebonsai di Kota Ternate. Wadah ini jadi tempat bertukar informasi mengenai bonsai hingga menggelar agenda penting  di Kota Ternate.

Dalam membonsai, katanya, paling penting  merawat dan memuliakan tanaman. Membonsai ini baginya, menggabungkan sisi pengetahuan  tentang  botani  dan ilmu seni.

Basic sekolah saya di ilmu agronomi jadi cocok dengan hobi ini. Selain asal sekolah juga memanfaatkan  lahan terbatas  di pulau dan  kota  seperti di Ternate ini,” katanya.

 

Zulkifli Idris, dengan bonsai beringinnya. Foto: M Ichi/ Mongabay Indonesia

*******

 

Exit mobile version