Mongabay.co.id

Kapulaga, Rempah Asli Indonesia yang Mendunia

 

 

Kapulaga atau disebut juga kapulaga jawa merupakan tanaman dari suku jahe-jahean [Zingiberaceae]. Tanaman ini banyak ditemukan di Jawa Barat dan juga wilayah Gunung Honje, Banten.

Catatan Emma Sri Kuncari, peneliti dari Badan Riset Inovasi Nasional atau BRIN [dulu LIPI], menunjukkan masyarakat sekitar Gunung Honje menggunakan buah kapulaga sebagai penghangat tubuh anak-anak. Caranya, buah kapulaga dan minyak kayu putih diramu, lalu dikunyah dan dioleskan ke tubuh.

Biji kapulaga juga digunakan sebagai obat batuk, tenggorokan gatal, sakit perut, kembung, mencegah pengeroposan tulang, dan pewangi. Juga, sebagai rempah yang menguatkan rasa pada makanan.

“Adapun bagian tanaman yang digunakan sebagai obat perut kembung, obat gosok untuk rematik adalah seluruh bagian tanaman, dari akar hingga daun. Khusus akar, digunakan untuk obat demam,” tulis Emma.

Pada sejumlah daerah Indonesia, kapulaga memiliki sejumlah sebutan. Ada yang menamakan kardamon [Melayu], palogo [Sumatera], palago atau puwar [Minangkabau], kapulogo [Jawa], kapol [Sunda], kapolaha atau palagha [Madura], garidimang [Bugis], dan karkolaka [Bali].

Tanaman kapulaga termasuk tumbuhan tahunan, memiliki batang semu yang terbentuk dari pelepah daun. Seperti batang jahe atau kunyit. Tingginya bisa mencapai dua meter.

Ketika matang, buahnya akan pecah yang di dalamnya ada biji berbentuk bulat telur memanjang. Tanaman ini tumbuh subur pada ketinggian 300-500 meter di atas permukaan laut.

Baca: Umbut Rotan yang Enak Dimakan

 

Kapulaga jawa merupakan bahan rempah ekspor andalan Indonesia. Foto: Wikimedia Commons/Herusutimbul/Free to share

 

Rempah ekspor

Kapulaga tak hanya populer sebagai obat dan rempah di Indonesia. Di luar negeri, buah tanaman ini diminati dan dicari.

Mengutip Katadata, kapulaga masuk daftar 10 rempah ekspor andalan Kementerian Perdagangan. Selain cengkih, lada, kayu manis, pala, vanilla, jahe, bumbu instan, kecap, dan saus.

Bahkan, nilai ekspor kapulaga pada Januari-Agustus 2021 sebanyak US$ 41,2 juta. Sedangkan nilai proyeksi ekspor 2024 sebesar US$ 321,5 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun.

Adapun tujuan ekspor kapulaga dan rempah-rempah ini adalah Amerika Serikat, Cinha, Vietnam, India, Arab Saudi, Belanda, Jerman, Malaysia, Singapura, Jepang, dan Australia.

Baca: Kisah Cabai, Bumbu Wajib di Dapur Asal Benua Amerika

 

Kapulaga bermanfaat sebagai tanaman obat. Foto: Ahmad Supardi/Mongabay Indonesia

 

Berkhasiat obat

Penelitian Hery Winarsi, Nurtjahjo Dwi Sasongko, Agus Purwanto dan kolega berjudul “Ekstrak Daun Kapulaga Menurunkan Indeks Atherogenik dan Kadar Gula Darah Tikus Diabetes Induksi Alloxan” di jurnal Agritech, Vol. 33, No. 3, Agustus 2013, menunjukkan daun kapulaga berpotensi besar sebagai obat diabetes.

Uji coba ini menggunakan 45 ekor tikus [Rattus norvegicus] galur Sprague Dawley, jantan, berat 210-310 gram, umur 2-3 bulan. Hasilnya, ekstrak daun kapulaga dapat mengendalikan kadar glukosa darah dan berat badan tikus putih tersebut.

“Ekstrak daun kapulaga terbukti berpotensi sebagai antiatherogenik pada tikus diabetes,” tulis peneliti.

Dari penelitian ini, dapat kesimpulan daun kapulaga berpotensi sebagai pangan fungsional bermanfaat sebagai antidiabetes, antiaterogenik, dan antiobesitas.

Baca juga: Jambu Mete yang Bukan Keluarga Jambu

 

Kapulaga merupakan tanaman asli dari suku jahe-jahean. Foto: Ahmad Supardi/Mongabay Indonesia

 

Badan Kesehatan Dunia WHO mencatat, sekitar 422 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes, mayoritas tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Bahkan angka kematian oleh penyakit ini diperkirakan mencapai 1,5 juta per tahun.

WHO menegaskan diabetes adalah penyakit kronis karena peningkatan kadar glukosa darah [atau gula darah], yang menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.

Di Indonesia, berdasarkan laporan Hery Winarsi, Nurtjahjo Dwi Sasongko, Agus Purwanto dan kolega, menunjukkan diabetes meningkat dari tahun ke tahun.

“Tahun 2008, Badan Kesehatan Dunia WHO, mencatat Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar, setelah India, China dan Amerika,” tulis mereka.

Daun kapulaga, lanjut peneliti, memiliki potensi sebagai penawar diabetes karena kaya antioksidan in vitro, juga banyaknya kandungan flavonoid dan Vitamin C.

Senyawa antioksidan mampu memperbaiki indeks atherogenik dan sekresi insulin, sehingga dapat mengendalikan kadar glukosa dalam darah.

 

Exit mobile version