- Sejak diperkenalkan awal 1970-an, teknologi bioflok terus berkembang. Di antaranya pemanfaatan bakteri baru dan penggunaan teknologi terkini, serta memperluas penerapannya pada berbagai jenis ikan.
- Berbeda dengan budidaya ikan secara konvensional, teknologi bioflok justru memanfaatkan medium buangan untuk menghasilkan senyawa yang berguna bagi perkembangan ikan.
- Teknologi bioflok lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk menyerap amonia dan nitrit yang dihasilkan sisa makanan, kotoran, dan ikan, yang secara alami dihasilkan dari proses metabolisme dalam produk perikanan.
- Tingkat harapan hidup ikan terbukti meningkat dengan bioflok. Ini berkaitan dengan berkurangnya stres ikan karena membaiknya lingkungan air dan penambahan asam amino esensial, asam lemak, dan senyawa nutrisi yang ada di bioflok.
Meski harus berimpitan bagai cendol dalam semangkuk es, ternyata ikan lebih enjoy di kolam berteknologi bioflok dibanding kolam konvensional. Mereka lebih sehat, dan tidak gampang stres. Tingkat mortalitasnya pun rendah.
Baru-baru ini, beberapa peneliti menuliskan laporan kajian penerapan teknologi bioflok dalam budidaya ikan. Laporan diterbitkan dalam jurnal Antioxidants, 2023, berjudul “Biofloc Technology in Fish Aquaculture: A Review.”
Para peneliti itu mengamati tingkat pertumbuhan, mengukur parameter hematologi, respon antioksidan dan imun, serta ketahanan terhadap penyakit pada ikan yang dibiakkan melalui teknologi bioflok.
Baca: Ini Keuntungan Budidaya Ikan Nila dengan Teknologi Bioflok
Budidaya
Bioflok, yang berasal dari kata bio [kehidupan] dan floc [gumpalan] bermakna kumpulan berbagai organisme dalam gumpalan. Dalam budidaya ikan berteknologi bioflok, gumpalan itu menjadi makanan ikan.
Mengutip tulisan Maurício Emerenciano, dalam “Biofloc Technology (BFT): A Review for Aquaculture Application and Animal Food Industry” edisi 2013, teknologi bioflok menjadi sistem budidaya alternatif efisien karena pakan bisa terus menerus didaur ulang dan digunakan.
Sejak diperkenalkan awal 1970-an oleh Ifremer-COP [French Research Institute for Exploitation of the Sea, Oceanic Center of Pacific], teknologi bioflok terus berkembang. Di antaranya pemanfaatan bakteri baru dan penggunaan teknologi terkini, serta memperluas penerapannya pada berbagai jenis ikan.
Berbeda dengan budidaya ikan secara konvensional, teknologi bioflok justru memanfaatkan medium buangan itu untuk menghasilkan senyawa yang berguna bagi perkembangan ikan.
“Teknologi bioflok lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk menyerap amonia dan nitrit yang dihasilkan sisa makanan, kotoran, dan ikan, yang secara alami dihasilkan dari proses metabolisme dalam produk perikanan,” kata Young Bin Yu, dalam laporan yang diterbitkan pada Februari 2023 itu.
Baca: Seperti Apa Peran Teknologi Bioflok untuk Ketahanan Pangan Nasional?
Peneliti dari Department of Aquatic Life Medicine, Pukyong National University, Busan, Korea Selatan, itu bersama rekannya mengkaji sejumlah penelitian terkait penggunaan teknologi bioflok yang semakin banyak dipakai.
Mereka menyebutkan bahwa tingkat harapan hidup ikan terbukti meningkat dengan bioflok. Misalnya, pemberian sumber karbon pada budidaya Oreochromis niloticus [sejenis ikan nila] di antaranya melalui molase, terbukti menurunkan angka kematian.
“Peningkatan angka harapan hidup O. niloticus berkaitan dengan berkurangnya stres karena membaiknya lingkungan air dan penambahan asam amino esensial, asam lemak, dan senyawa nutrisi yang ada di bioflok,” mengutip laporan itu.
Menggunakan parameter hematologi, beberapa penelitian juga mengungkapkan teknologi bioflok meningkatkan performa ikan. Pemberian sumber karbon meningkatkan sel darah merah ikan, yang bertanggung jawab mensintesis protein sebagaimana hemoglobin. Ikan menjadi tidak gampang stres dan tidak mudah terserang penyakit. Sementara peningkatan sel darah putih pada ikan meningkatkan sistem imunitas. Ini dipengaruhi tingginya protein pada lingkungan bioflok.
Hemoglobin, yang bertanggung jawab mengangkut oksigen ke seluruh jaringan, dalam lingkungan bioflok juga mengalami peningkatan. Ini menjadi pertanda bahwa ikan lebih sehat. Ikan yang stres ditandai dengan kadar gula darah yang meningkat. Dalam lingkungan bioflok, level gula darah dan kortisol menurun.
Respon antioksidan ikan dalam lingkungan bioflok pun meningkat. Sementara mikroorganisme dalam bioflok bertindak sebagai faktor yang menumbuhkan dan menstimulasi kekebalan, yang pada akhirnya mengurangi risiko infeksi patogenik.
Bacillus, bakteri dominan dalam lingkungan bioflok merupakan satu dari probiotik penting pada budidaya perikanan, yang memperkuat daya tahan ikan terhadap serangan penyakit. Sejumlah penelitian sebelumnya menunjukkan, lingkungan bioflok mampu melindungi ikan dari beberapa macam penyakit.