Mongabay.co.id

Jalur Mudik Lebaran Aman Bencana? Pantau Peta BNPB

 

 

 

 

 

Jelang Hari Raya Idul Fitri, warga yang akan mudik diminta mewaspadai jalur rawan bencana karena musim peralihan ini masih menyebabkan sejumlah bencana di Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan peta mudik aman bencana yang berisi informasi jalur rawan bencana terutama banjir dan longsor selama beberapa tahun terakhir.

Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB pada disaster briefing 10 April lalu mengatakan,  warga yang mudik diperkirakan 140 juta orang atau setengah penduduk Indonesia berpindah saat mudik lewat jalur darat, laut, dan udara.

Frekuensi bencana alam, katanya, masih tinggi hingga warga diminta memperhatikan jalur rawan bencana saat intensitas hujan tinggi. Seminggu terakhir, pada 3-9 April ada 37 kejadian bencana dominan hidrometeorologi basah seperti banjir dan longsor, sebagai tanda musim peralihan.

Dia bilang, cuaca ekstrem terbanyak di Sumatera, banjir di Kalimantan dan Indonesia bagian timur.

Bibit Siklon di laut Banda dan utara, katanya,  berkembang di Indonesia bagian timur mendorong intensitas hujan. Dengan begitu, kata Muhari, intensitas curah hujan tinggi di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Sebelumnya,  Siklon Seroja pada 2021 di NTT mengakibatkan 60-an  orang korban jiwa mendorong banjir bandang dan debris flow, air penuh lumpur berisi batu besar dari material gunung berapi menghancurkan rumah-rumah di hilir.

“Mitigasinya sulit, karena itu harus waspada tidak membuat pemukiman di area ini,” katanya.

 

 

Jatuh korban jiwa, katanya, karena warga banyak membuat pemukiman di jalur material kering dan puluhan tahun merasa aman. Cerita bencana masa lalu sudah lama tidak diketahui. Padahal,  pada 1973 terjadi Siklon Tropis Flores dengan korban lebih 1.500 jiwa.

Saat ini, Bibit Siklon 98S berpotensi hampir seperti Seroja tetapi pola pergerakan lebih dekat Australia bagian utara, menjauhi NTT. Namun pola awan di NTT cukup membawa potensi hujan lebat.

Contoh mitigasi yang baik adalah di Alor, NTT, ketika hujan tak berhenti selama dua jam, Ketua RT berinisiatif mengevakuasi warga karena ada kemungkinan longsor. Benar saja, tak lama terjadi banjir bandang. Warga tak bisa mengakses peringatan dini.

Menurut Abdul, penting mengaktifkan Siskamling bencana kalau hujan lebat lebih dari 1-2 jam. “Jika dalam jarak 100 meter saat hujan jalan tak kelihatan atau bisa disenter, maka sangat lebat.”

Pun demikian, walau intensitas hujan tak tinggi namun kondisi lingkungan sekitar buruk, harus diwaspadai. Awal April selama sepekan, banjir merendam 90 rumah di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, juga di Dompu, Sumbawa merendam 15 desa, dan banjir Bima dengan ribuan warga terdampak.

 

Banjir di Barito Selatan, Kalteng 2023. Foto: BNPB

 

Peta mudik

Jelang arus mudik dan arus balik libur hari raya,  peta aman bencana panduan mudik bisa diakses di website BNPB.

Situs peta mudik aman bencana ini khusus di dua pulau dengan rute terpadat, Jawa dan Sumatera. Berisi informasi tingkat bahaya longsor, banjir, dan cuaca ekstrem beberapa tahun terakhir. Kalau posisi kendaraan akan melewati jalur rawan banjir, saat hujan ekstrem, bisa cari jalur lebih aman. Misal, di Bogor dengan frekuensi banjir dan longsor tinggi, warga diminta memantau jalur alternatif.

Untuk transportasi laut, peta akan ditambah dengan menampilkan prediksi cuaca maritim dari BMKG jelang mudik. Ada juga aplikasi Inarisk personal, memetakan potensi risiko tiap daerah.

Dalam siaran pers, Suharyanto, Kepala BNPB Letjen TNI mengatakan, ada potensi bencana hidrometeorologi basah dan kering saat periode mudik Lebaran nanti. Dia sampaikan ini dalam  rapat koordinasi kesiapan menghadapi Idul Fitri 144H dan antisipasinya di Mabes Polri, 6 April lalu.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga mungkin terjadi di beberapa provinsi. Riau dan Jambi, katanya,  sudah menetapkan status siaga darurat. BNPB mendukung peralatan pemadaman darat dan personel, kemudian menyiapkan 46 helpkopter di enam provinsi prioritas yakni, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Pada wilayah-wilayah itu disiapkan 13 helikopter patrol dan 33 helikopter water bombing. BNPB dengan intansi terkait akan melakukan pencegahan bencana, salah satunya dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi dan BMKG 8 April lalu menyebut,  sejak 6 April BMKG mengeluarkan informasi pertumbuhan bubut Siklon 98S di sekitar Laut Arafuru dan 90W di sekitar Samudera Pasifik,  utara Papua.

 

Tim evakuasi saat banjir di Kapuas, Kalimantan Tengah. Foto: BNPB

 

Peningkatan intensitas dengan posisi masih di sekitar Laut Timor sebelah barat daya Saumlaki dan berada di area tanggung jawab Tropical Cyclone Warning Center Jakarta.

Data BNPB menyebutkan,  bencana di Indonesia pada Januari-14 April 2023 sebanyak 846 peristiwa. Terbanyak banjir 366, cuaca ekstrem 263, tanah longsor 151, karhutla 44, gelombang pasang dan abrasi 11, gempa bumi 9, dan erupsi gunung api 2.

Korban jiwa 121 jiwa, hilang 6, 180 luka-luka dan terdampak mengungsi lebih 2 juta jiwa. Rumah rusak lebih dari 9.800 unit.

Salah satu bencana terparah di Sumbawa. Laporan BPBD Sumbawa yang diambil dari kesaksian warga terdampak, banjir bandang datang begitu cepat.

Muhammad Nurhidayat, Kepala Pelaksana BPBD Sumbawa dalam laporan asesmen sementara mengatakan,  banjir bandang dipicu beberapa faktor, selain intensitas curah hujan tinggi, yakni, banyak lahan tandus karena penebangan liar. Kondisi ini, katanya,  mengurangi cakupan dan intensitas penyerapan air tanah.

Selain itu, infrastruktur pengaman tebing dan tanggul di daerah aliran sungai (DAS) juga tak maksimal menahan peningkatan debit air. Ditambah dengan sedimentasi sungai parah.

 

Banjir Dompu, NTB. Foto: BNPB

 

******

 

Exit mobile version