Mongabay.co.id

Masyarakat Papua dan Maluku Antusias Saksikan Gerhana Matahari, Ini Foto-fotonya

 

 

 

 

Mendung menutupi langit kota dan Kabupaten Jayapura, Papua, tak menyurutkan awak media menyaksikan gerhana matahari pada 20 April 2022. Sekitar pukul 11.00 waktu Papua, para wartawan dari berbagai media sudah berkumpul di Bukit Hele’yo,  tepi Danau Sentani, tempat tim dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Jayapura lakukan  pengamatan.

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) melakukan pengamatan gerhana matahari sekaligus hilal jelang Idul Fitri di lokasi ini. Jelang tengah hari, kabut yang menutupi langit Danau Sentani pelan-pelan menghilang, tim BMKG pun menangkap fenomena gerhana ini.

Secara umum gerhana matahari hibrid (GMH) di Papua, berlangsung mulai pukul 12.14 WIT. Puncak gerhana pukul 13.51 WIT dan berakhir 15:30 WIT.

 

Baca juga: Hari ini Fenomena Gerhana Matahari Hibrid di Indonesia

 

Herlambang Huda, Kepala Stasiun Geofisika klas I Angkasapura Jayapura mengatakan, disebut GMH karena saat bulan menghalangi cahaya matahari, dari tempat tertentu piringan bulan tampak lebih kecil dari matahari. Dengan begitu,  katanya, membentuk gerhana matahari cincin (GMC), sedangkan dari tempat lain piringan bulan tampak sama besar dengan matahari hingga membentuk gerhana matahari total.

“Gerhana matahari cincin di Papua dapat teramati di Biak. Di Jayapura terjadi gerhana matahari total.”

Di Papua, Biak jadi satu-satunya kota pusat lintasan GMH ini dengan durasi total satu jam  1,9 detik dan magnitudo sederhana 1,004. Di kota-kota lain,  teramati gerhana matahari sebagian (GMS) dengan magnitudo 0,992 di Sorendiweri, Supiori hingga 0,771 di Merauke.

 

Penampakan matahari menggunakan kamera jarak jauh di Bukit Hele’yo Sentani. Foto: Asrida Elisabeth/ Mongabay Indonesia

 

Masyarakat antusias

Meski sebagian waktu gerhana terhalang cuaca mendung dan hujan, di Kabupaten dan Kota Jayapura, warga cukup antusias menikmati waktu gerhana. Dengan peralatan yang ada, mereka mencoba menangkap gambar matahari dan memposting di media sosial.

Berdasarkan info BMKG, gerhana pada 2023 akan berlangsung sebanyak empat kali: GMH pada 20 April, gerhana bulan penumbra (GBP) pada  5 dan 6 Mei, gerhana matahari cincin (GMC) pada 14 Oktober, dan gerhana bulan sebagian (GBS) 29 Oktober. Hanya GMC pada 14 Oktober 2023 yang tak dapat diamati dari Indonesia.

Di Pulau Kisar, Maluku, masyarakat pun tak ingin ketinggalan dengan momen bersejarah ini. Warga Kisar beramai-ramai mendatangi sejumlah lokasi untuk menyaksikan fenomena alam gerhana matahari total atau gerhana matahari hibrid, Kamis siang itu.

Pantauan Mongabay, warga terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa ini, sejak Kamis pagi mulai mendatangi lapangan Maka Wonreli. Lokasi ini dianggap yang strategis untuk mengamati langsung fenomena langka ini.

 

Gerhana matahari tampak dari Pulau Kisar, Maluku. Foto: Christ Belseran/ Mongabay Indonesia

 

Tak hanya warga Kisar yang ingin menyaksikan fenomena langka ini, namun warga di beberapa pulau sekitar turut berdatangan.

Lapangan Maka Wonreli dipilih selain luas, juga jadi pusat pengamatan para peneliti dari Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung, (ITB) Jawa Barat.

Ribuan warga datang mengamati gerhana matahari ini lewat teleskop yang disediakan Observatorium Bosscha ITB.

Untuk bisa mengamati langsung dengan teleskop, warga harus mengantri.

Kala itu, warga tiba-tiba heboh dengan tiba-tiba gelap. Ini fenomena sangat langka terjadi  sekitar pukul 13.22 WIT.

Mereka mengabadikan gambar melalui mata maupun alat bantu pengamatan teleskop.

Terlihat gerhana matahari terpantau terdiri dari dua fase, yaitu, fase cincin dan fase total. Peristiwa ini terjadi beberapa menit.

 

Gerhana matahari total terlihat dari Pulau Kisar, Maluku. Foto: Christ Belseran/ Mongabay Indonesia

 

Sejumlah warga mengungkap kegembiraan mereka dengan cara merayakan di Lapangan Maka Wonreli.

“Senang karena kejadian ini ratusan tahun lagi di pulau kami. Ini fenomena sangat langka,” kata Deky Mailopu, warga Wonreli, Pulau Kisar.

Dwi Yuna,  peneliti Observatorium Bosscha dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Jawa Barat mengatakan,  selain mengamati langsung dengan teleskop maupun kacamata matahari, warga Kisar juga menyaksikan gerhana matahari secara daring melalui siaran langsung kanal Youtube Bosccha Observatory.

Gerhana matahari hybrid ini adalah gerhana matahari yang dalam jalurnya mengalami dua fase sekaligus, yaitu, fase cincin dan fase total.

“Gerhana matahari ini peristiwa sangat langka. Seharusnya dinikmati bersama-sama dan tak perlu ditakuti. Kita mensyukuri ciptaan Tuhan.”

Gerhana matahari kali ini juga melintasi beberapa wilayah Maluku yang lain seperti Pulau Maupora, Pulau Damar, Romang, Watubela di Maluku Barat Daya. Lalu, bergeser ke Papua, antara lain, Kampung Antalisa Fak-Fak, Randepandai, Roswar, Pulau Num, Wooi, Serui, dan Biak Kota.

 

Gerhana matahari total dari Pulau Kisar, Maluku, 20 April 2023. Foto: Christ Belseran/ Mongabay Indonesia

 

Untuk Kota Ambon, meski hanya gerhana matahari sebagian namun warga bisa lihat langsung. Pengamatan petugas Stasiun Geofisika Ambon, di area monumen pahlawan nasional Martha Christina Tiahahu, Karang Panjang, Ambon.

Puncak gerhana matahari sebagian di Kota Ambon, dari hasil pengamatan stasiun Geofisika Ambon terjadi pada pukul 13.37 WIT.

“Gerhana Matahari di Ambon berawal pukul 11.00, puncaknya pukul 13.37 WIT. Di Ambon hanya sebagian dan ketutup hanya sedikit,” kata  Djati Cipto Kuncoro, Kepala Stasiun Geofisika Ambon.

Warga Ambon antusias menyaksikan fenomena alam ini dan berbondong-bondong datang mengamati dengan alat teleskop maupun kacamata matahari milik petugas stasiun Geofisika Ambon.

 

Warga mengamati gerhana matahari dari Lapangan Maka Wonreli, Pulau Kisar. Foto: Christ Belseran/ Mongabay Indonesia
Suasana Warga mengamati Gerhana Matahari Total di lapangan Maka Wonreli Pulau Kisar. Foto: Christ Belseran/ Mongabay Indonesia

 

*******

Exit mobile version