Mongabay.co.id

Jenis Kucing Kecil dan Peran Pentingya di Alam yang Kurang Dapat Apresiasi

 

Spesies kucing kecil liar hidup di berbagai belahan dunia. Kelompok felid penyendiri ini beradaptasi menghuni berbagai habitat, mulai dari padang pasir, padang rumput savana hingga hutan tropis dan hutan boreal. Ia hidup dari ketinggian alpin, lahan basah dataran rendah hingga lansekap pertanian yang dihuni manusia.

Mereka biasanya dibedakan dengan dengan jenis kucing besar, seperti singa, harimau, dan jaguar. Ukurannya tubuhnya pun beragam. Dari kucing totol kecil (Prionailurus rubiginosus) yang beratnya 0,8-1,6 kg jenis felid liar terkecil yang hidup di Asia Selatan, hingga dua spesies macan dahan seperti Neofelis diardi dan N. nebulosa yang beratnya mencapai 23 kg.

“Masing-masing spesies kucing kecil secara unik beradaptasi bertahan hidup dalam beragam tipe habitat. Mereka menjalankan peran ekologis yang penting, tetapi,-karena ukuran tubuhnya kecil dan perilakunya tidak mencolok, mereka sering terabaikan oleh inisiatif konservasi dan rencana pengelolaan satwa liar,” ungkap Priya Singh, seorang peneliti satwa liar di India.

 

Macan dahan memangsa berbagai spesies termasuk babi hutan, ia membantu mengendalikan populasi hutan. Foto: Charlie Marshall melalui Flickr (CC BY 2.0).

 

Konservasionis menyadari bahwa jenisi-jenis kucing ini penting dalam kesehatan ekosistem. Sebagai predator kecil dan menengah, mereka memainkan peran dalam mengendalikan mangsa dan penyakit. Seperti sepupu kucing besarnya, mereka pun menghadapi ancaman, seperti kehilangan dan fragmentasi habitat, konflik dengan manusia, perubahan iklim, hingga beragam penyakit satwa.

Dari lebih kurang 30 spesies kucing kecil, selusin saat ini dianggap terancam atau terancam punah oleh IUCN, termasuk diantaranya kucing emas afrika (Caracal aurata), kucing andean (Leopardus jacobita), kucing merah kalimantan (Catopuma badia), dan kucing kaki hitam (Felis negripes),

Juga termasuk, kucing gunung china (F. bieti), kucing bakau (P. viverrinus), kucing kepala datar (P. planiceps), kucing guiña (L. guigna), kucing macan utara dan selatan (L. tigrinus dan L. guttulus) hingga kedua spesies macan dahan. Baru-baru ini, para peneliti menyerukan agar kucing marmer (Pardofelis marmorata) ditambahkan ke dalam daftar ini.

 

Kucing emas afrika pernah dianggap sebagai felid yang paling tidak dikenal di benua itu. Sebagai salah satu predator utama di hutan tropis, perannya meningkat saat karnivora besar lainnya seperti macan tutul punah. Dok: Embaka.

 

Kucing Kecil dan Peran Ekologisnya

Kucing andes, -felid liar Amerika Latin yang paling terancam punah, memiliki daya adaptasi untuk berkembang di lingkungan yang keras.

“Ekornya yang besar membantu mengejar vizcacha (hewan pengerat yang menyerupai kelinci-red). Mantel [rambutnya] yang tebal dan halus, membantunya dalam bertahan dari hawa dingin. Ia mampu bertahan dengan baik dengan air yang sangat sedikit,” jelas Anthony Gerardo Charaja, ahli biologi dan koordinator komunikasi pada Andean Cat Alliance.

“Saya tidak bisa membayangkan, jika kucing andean ini punah, apa yang bakal terjadi pada eksosistem.”

Saat suatu spesies predator hilang, maka akan ada perubahan signifikan, khususnya ledakan jumlah mamalia kecil dan hewat pengerat.

“[Spesies] predator memainkan peran penting dalam menjaga dinamika jaring makanan dalam ekosistem,” jelas Tiasa Adhya, pendiri Fishing Cat Project yang berbasis di India. Kelompok Adhya berfokus pada kucing bakau, spesialis lahan basah yang ditemukan di Asia yang tidak hanya memakan ikan tetapi juga burung, mamalia kecil, dan reptil. Kucing bakau pun kemungkinan membantu mendaur ulang nutrisi di lahan basah.

“Namun kurangnya penelitian spesifik, menyebabkan dampak kehilangannya, hanya dapat dalam bentuk hipotetik,” lanjut Adhya.

 

Kucing liar Amerika Utara, bobcat mengendalikan populasi berang-berang gunung di negara bagian Washington, AS mengacu kepada sebuah penelitian dari Panthera. Foto: Mark Elbroch/Panthera.

 

Peran karnivora yang lebih kecil dapat semakin meningkat saat predator yang lebih besar punah. Kucing emas afrika, menunjukkan indikasi itu di hutan tropis benua tersebut.

Sebagai contoh, macan tutul dan kucing emas afrika pernah berkeliaran dalam hutan yang sama di Afrika. Namun saat jumlah macan tutul berkurang, kucing emas kini menjadi predator utama di beberapa tempat, termasuk Taman Nasional Bwindi Impenetrable di Uganda, jelas Badru Mugerwa, peneliti dari lembaga Konservasi Embaka.

Di beberapa daerah dimana macan tutul tidak ada, kucing emas sering mencari mangsa yang lebih besar, seperti antelop, namun pada area dimana macan tutul masih ada, kucing emas kebanyakan mencari hewan pengerat kecil.

Dalam perannya sebagai karnivora kecil, spesies kucing ini turut menjaga kesehatan ekosistem khusus.

“Beberapa jenis kucing kecil memiliki ceruk habitat yang khusus. Ia memiliki kepekaan terhadap perubahan. Penurunan populasi mereka bisa membuat indikator kesehatan ekosistem terganggu,” ungkap Wai-Ming Wong, Direktur Program Kucing Kecil Panthera.

 

Kucing hutan tidak hanya berkeliaran di hutan tetapi juga di savana dan lanskap pertanian. Kurangnya studi, membuat spesies ini berisiko terancam karena konflik dengan manusia. Foto: Tanmoy Ghosh.

 

Kucing Kecil dan Perannya buat Manusia

Peran ekologis kucing kecil di habitat alaminya dapat amat bermanfaat bagi manusia. Mereka membantu petani di perdesaan.

Santanu Mahato, seorang peneliti biologi dari India yang dibesarkan di area perdesaan, sering melihat kucing hutan dan serigala emas berkeliaran di sekitar lahan pertanian. Dia menyebut mereka mengkonsumsi setidaknya 3-5 hewan pengerat per hari, atau sekitar 1.000 ekor per tahun.

Mahato juga tidak menafikan jika kucing hutan turut berkonflik dengan manusia, saat memangsa ayam miliki petani. Namun dengan menganalisis sampel kotoran, Mahato menemukan kucing hitam umumnya memangsa tikus, alih-alih unggas ternak manusia.

Dia menyimpulkan bahwa keberadaan kucing hutan dan karnivora kecil lainnya, akan jauh lebih menguntungkan bagi manusia, ketimbang menimbulkan kerusakan, khususnya dalam kontribusinya menjaga tanaman penting pertanian dari hama pengerat.

“Penelitian kami terhadap kucing macan menjumpai mereka menjadi pengontrol hama efektif. Kita perlu menjaga mereka di dalam habitatnya,” jelas Carl Traeholt, Direktur Program Asia Tenggara di Copenhagen Zoo.

Di Amerika Serikat, sebuah lembaga konservasi Kucing Liar Panthera melakukan penelitian bagaimana peran kucing bobcat dalam mengendalikan populasi berang-berang gunung, yang merugikan jutaan dolar industri kayu di negara bagian Washington.

 

Kucing pallas yang hidup di padang stepa Asia Tengah,  mereka mengendalikan populasi mangsa di habitatnya. Mereka juga bisa menjadi indikator ideal kesehatan ekosistem, menurut penelitian. Foto: Garrett Ziegler via Flickr (CC BY-NC-ND 2.0).

 

Payung bagi Konservasi

Meskipun banyak ancaman terhadap kucing liar, -khususnya saat mereka berkonflik dengan manusia, peneliti menyebut hal ini dapat lebih mudah diselesaikan dibandingkan konflik yang terjadi dengan kucing yang lebih besar. Fakta itu menawarkan harapan bagi spesies kucing liar yang lebih kecil.

Mereka memiliki pengaruh positif pada rantai makanan ekosistem, yang sejauh ini belum banyak diketahui karena kurangnya data. Dengan demikian, mempertahankan populasi spesies kucing kecil menjadi sangat penting.

“Kucing besar menawarkan payung yang sangat bagus untuk konservasi. Tapi ada sesuatu yang harus dihargai pada kucing kecil, yang seringkali belum diketahui dan diakui. Yaitu, mereka memiliki arti penting dalam konservasi sekunder,” sebut Luke Hunter, Direktur Eksekutif Program Kucing Besar di Wildlife Conservation Society,

Sebagai contoh kucing pallas yang berkeliaran di stepa Asia Tengah, yang turut membantu menjaga kesehatan habitat padang rumput yang memangsa pika dan hewan pengerat kecil lainnya.

“Konservasi kucing pallas tidak hanya membantu kita melindungi spesies kucing kecil ikonik di Asia Tengah, tetapi juga memiliki peran tidak langsung dalam melindungi padang rumput stepa,” jelas Emma Nygren, kepala program konservasi di Pallas’s Cat International Conservation Alliance.

 

Dianggap para ahli sebagai spesies kucing kecil yang paling terancam punah di dunia, kucing merah kalimantan adalah spesies yang penuh teka-teki dan jarang menunjukkan dirinya. Amat sedikit yang diketahui tentang peran ekologisnya. Dok: SFD, IZW, Panthera.

 

Para peneliti menyebut spesies kucing kecil yang paling terancam punah dan paling misterius di dunia, adalah kucing merah kalimantan.

“Kita tidak tahu apa-apa tentang spesies ini, di sisi lain ia adalah kucing liar yang paling terancam keberadaannya,” jelas Wong.  Menghadapi keterbatasan pengetahuan tersebut, merumuskan strategi konservasi untuk melindunginya, terbukti amat menantang.

Hal sama adalah untuk spesies subspesies kucing hutan (Felis chaus fulvidina) yang hidup di hutan dipterocarpaceae di Asia Tenggara.

Di sisi lain, kucing kecil berpotensi berfungsi sebagai ‘flagship‘ dalam mempromosikan konservasi di daerah yang tidak memiliki spesies karismatik besar. Sebagai contoh kucing bakau atau kucing kepala datar untuk di wilayah lahan basah, ocelot atau margay di hutan, dan kucing serval untuk padang rumput Afrika.

“Saya pikir beberapa kucing kecil dapat menjadi kandidat yang sangat bagus untuk peran itu,” jelas Wong.

Dengan memahami peran ekologis kucing kecil, akan mendidik orang tentang manfaat mereka bagi manusia. Itu bisa menjadi pintu gerbang untuk mengubah hati dan pikiran tentang spesies yang sering difitnah, dianggap sebagai hama dan dikejar untuk dibunuh, imbuhnya.

“Akan bijaksana untuk melestarikan [mereka] selagi kita masih memiliki kesempatan,” pungkas Adhya.

Tulisan asli bahasa Inggris: Small cats face big threats: Reasons to save these elusive endangered species. Artikel ini diterjemahkan oleh Ridzki R Sigit

 

Referensi

Breitenmoser, U., Lanz, T., & Breitenmoser-Würsten, C. (2019). Conservation of the wildcat (Felis silvestris) in Scotland: Review of the conservation status and assessment of conservation activities. Retrieved from IUCN SSC Cat Specialist Group, Scottish Wildcat Conservation Action Plan Steering Group website: https://www.nature.scot/sites/default/files/2019-02/Wildcat%20in%20Scotland%20-%20Review%20of%20conservation%20status%20and%20activities_1.pdf

Zhao, D., Yang, C., Ma, J., Zhang, X., & Ran, J. (2020). Vertebrate prey composition analysis of the Pallas’s cat (Otocolobus manul) in the Gongga Mountain Nature Reserve, based on fecal DNA. Mammalia. Retrieved from https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/mammalia-2018-0144/html

Bahaa-el-din, L., Henschel, P., Butynski, T. M., Macdonald, D. W., Mills, D., Slotow, R., & Hunter, L. (2014). The African golden catC<i>aracal aurata</i>: Africa’s least-known felid. Mammal Review45(1), 63-77. doi:10.1111/mam.12033

Marneweck, C. J., Allen, B. L., Butler, A. R., Do Linh San, E., Harris, S. N., Jensen, A. J., … Jachowski, D. S. (2022). Middle-out Ecology: small carnivores as sentinels of global change. Mammal Review52(4), 471-479. doi:10.1111/mam.12300

Mahato, S., Ghosh, T., Sinha, S. K., Yardi, K., & Bharucha, E. (2022). Jungle cat (Felis chaus) in farmlands: Potential benefits of coexistence and human-wildlife conflicts in West Bengal, India. Ethology Ecology & Evolution, 1-16. doi:10.1080/03949370.2022.2152102

Mukherjee, S., Goyal, S. P., Johnsingh, A. J., & Pitman, M. R. (2004). The importance of rodents in the diet of jungle cat ( Felis chaus ), caracal (Caracal caracal) and golden jackal ( <i>Canis aureus</i> ) in Sariska tiger reserve, Rajasthan, India. Journal of Zoology262(4), 405-411. doi:10.1017/s0952836903004783

Silmi, M., Mislan, M., Anggara, S., & Dahlen, B. (2013). Using leopard cats (Prionailurus bengalensis) as biological pest control of rats in a palm oil plantation. Journal of Indonesian Natural History. Retrieved from http://jinh.fmipa.unand.ac.id/index.php/jinh/article/view/9

Silmi, M., Putra, K., Amran, A., Huda, M., Fanani, A. F., Galdikas, B. M., … Traeholt, C. (2021). Activity and ranging behavior of Leopard cats (Prionailurus bengalensis) in an oil palm landscape. Frontiers in Environmental Science9. doi:10.3389/fenvs.2021.651939

Rasphone, A., Bousa, A., Vongkhamheng, C., Kamler, J. F., Johnson, A., & Macdonald, D. W. (2022). Diet and prey selection of clouded leopards and tigers in Laos. Ecology and Evolution12(7). doi:10.1002/ece3.9067

Elbroch, L. M., Robertson, L., Combs, K., & Fitzgerald, J. (2017). Contrasting bobcat values. Biodiversity and Conservation26(12), 2987-2992. doi:10.1007/s10531-017-1397-6

 

***

Foto Utama: Spesies kucing kecil berperan dalam menjaga kesehatan ekosistem dengan mengendalikan populasi mamalia dan hewan pengerat di alam liar. Foto: Camilo Botero.

 

 

 

 

Exit mobile version