Mongabay.co.id

Kucing Emas Terlihat di Solok Selatan, Ancaman Perburuan?

 

 

Seekor kucing emas [Catopuma temminckii] terlihat di ladang warga di Batuang Bajawek, Nagari Pakan Rabaa utara, Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Rabu [07/06/2023].

Qurata Aini [24], warga yang melihat kucing tersebut mengatakan, pagi itu dia dan kerabatnya pergi ke ladang seperti biasa. Saat di pondok, mereka melihat seekor kucing dekat semak.

“Awalnya kami menyangka itu harimau sumatera [Panthera tigris sumatrae], tapi setelah diperhatikan bentuknya beda dengan yang biasa kami lihat di televisi. Harimau itu loreng, sedangkan ini satu warna,” terangnya kepada Mongabay, Jumat [09/07/2023].

Aini sempat merekam satwa itu lalu mengunggahnya ke media sosial. Tujuannya, memberi tahu masyarakat sekitar agar tidak ke ladang untuk sementara waktu.

“Video itu saya tag ke akun BKSDA Sumbar juga agar segera ditangkap,” sebutnya.

Aini menjelaskan, ladang kapulaga keluarganya berada di pinggiran hutan.

“Ibu saya sudah dua kali melihat satwa ini, tapi jarak waktunya cukup lama,” ujarnya.

Baca: Kucing Emas, Satwa Misterius di Lebatnya Hutan Sumatera

 

Di Indonesia, kehidupan kucing emas dilindungi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018. Foto: Shutterstock

 

Pihak BKSDA Sumbar yang datang ke lokasi, tidak menemukan jejak maupun kotoran yang ditinggalkan satwa liar tersebut.

Dalam rilisnya kepada media, Balai Konservasi Sumber Daya Alam [BKSDA], memaparkan berdasarkan analisis video yang beredar, berdasarkan warna, ukuran, dan cara melangkah dapat disimpulkan bahwa satwa tersebut adalah kucing emas.

Menurut informasi dari akun instagram @pengangguran_bermartabat, satwa dilindungi ini sudah beberapa kali muncul di ladang kapulaga milik orang tuanya.

“Kucing emas cukup sering dijumpai hampir di seluruh kawasan hutan Sumatera Barat. Dalam catatan kami, sudah beberapa ekor kucing emas diserahkan masyarakat dalam keadaan sakit maupun sehat di Agam, Solok, Payakumbuh dan Tanah datar. Tim WRU Seksi 3 sudah melakukan identifikasi [jejak dan kamera jebak] serta melakukan upaya pencegahan perburuan dan penyadaran ke masyarakat,” jelas Kepala BKSDA, Ardi Andono, Rabu [07/06/2023],

Baca: Sedih, Kucing Emas yang Kena Jerat Babi Itu Mati

 

Kucing emas yang terpantau di ladang warga di Batuang Bajawek, Nagari Pakan Rabaa utara, Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan, Rabu [07/06/2023]. Foto: Istimewa/Screenshoot @pengangguran_bermartabat

 

Tidak membahayakan manusia

Erwin Willianto, pemerhati kucing liar dan anggota IUCN SSC Cat Specialist Group, mengatakan kucing liar pada umumnya menggunakan area tepian hutan yang berbatasan dengan kebun karena beberapa hal. Ada yang mencari pakan, atau melintas untuk menuju petak hutan lain yang terpotong oleh kebun, jalan, atau permukiman warga.

Dikarenakan bersifat elusif, sering kita tidak sadar kalau mereka sebenarnya ada di sekitar kita, tanpa bermaksud membahayakan manusia.

“Namun, justru kita berupaya mengusir bahkan memasang jerat atau racun yang bisa membuat kucing liar terluka atau mati,” jelasnya, Jumat [09/07/2023].

Kucing liar memiliki peran bagi masyarakat yang hidup di tepi hutan, seperti mengontrol populasi mangsanya yang cenderung menjadi hama kebun.

“Pada kenyataannya, kucing liar lebih sering menjumpai manusia, ketimbang kita yang melihat mereka secara langsung. Penuturan ibunya Aini menegaskan itu. Satu hal lagi, akan lebih baik untuk tidak mengunggah video kucing tersebut ke media sosial, karena bisa dimanfaatkan pemburu untuk mendapatkannya,” imbuhnya.

Terkait populasi kucing emas, jelas Erwin, belum ada secara pasti. Pendugaan populasi dan distribusinya masih tergantung data bycatch dari penelitian satwa lain.

“Minimnya informasi merupakan ancaman juga bagi kucing emas. Tanpa data, kita tidak bisa membuat perencanaan intervensi yang tepat untuk memastikan kucing emas tidak punah di kemudian hari,” ungkapnya.

Baca juga: Riset Kucing Liar di Sumatera Barat Sedikit, Waspadai Perburuan

 

Kucing emas yang terpantau di hutan Sumatera Barat. Foto: Dok. camera trap PhD Project Erlinda Kartika Tiger Team Wageningen University

 

Kemungkinan ada peningkatan populasi

Peneliti satwa dan akademisi dari Universitas Andalas, Ardinis Arbain, mengatakan kucing emas merupakan satwa langka dilindungi. Kemunculannya di Solok Selatan merupakan kabar baik dan menggembirakan buat kita semua.

Menurut catatannya, beberapa tahun terakhir kemunculan kucing emas di Sumatera barat terpantau di sejumlah tempat, seperti Kabupaten Agam, Payakumbuh, Tanah datar, Solok, dan Solok Selatan. Tahun 2010, kucing emas pernah terpantau di kabupaten Sijunjung.

Khusus di Solok selatan, sebelumnya pernah terpantau melalui kamera trap yang dipasang Wilson Novarino, rekan sejawatnya di jurusan Biologi Universitas Andalas.

“Gambarnya pernah dikirim ke saya,” ungkapnya, Jumat [09/07/2023].

Kemunculan kucing emas di Solok Selatan, menurut Ardinis, mengindikasikan dua kemungkinan. Pertama, meningkatnya populasi. Kedua, kucing emas yang pernah ditemukan di Sijunjung berpindah ke arah Solok lalu Solok Selatan.

“Jika satwa sering muncul ada kemungkinan populasinya meningkat, namun begitu jika jarak bertemunya terlalu lama berarti peningkatannya cukup kecil,” jelasnya.

 

Exit mobile version