Mongabay.co.id

Dari Manakah Asal Nenek Moyang Sapi?

 

 

Sapi merupakan hewan domestik yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Harganya cukup mahal dan tergolong mudah diternakkan. Keberadaannya pun dekat dengan kehidupan kita.

Tahukah Anda, dari mana asal nenek moyang sapi?

Sapi memiliki nama ilmiah Bos taurus dari Famili Bovidae atau Bovini. Hewan ini bisa ditemukan di hampir semua negara.

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa domestikasi atau menjadikan sapi sebagai hewan ternak sudah dilakukan sejak 8.000 sampai 10.000 tahun lalu, pada sebuah wilayah yang masih bagian dari India.

Baca: Kisah Knickers, Sapi Raksasa yang Menarik Perhatian Masyarakat Dunia

 

Sapi yang banyak ditemukan hampir di semua negara. Foto: Pixabay/fietzfotos/Public Domain

 

Sebuah buku yang menceritakan asal usul sapi ditulis oleh Mario Melletti dan James Burton dengan judul “Ecology, Evolution and Behaviour of Wild Cattle: Implications for Conservation”. Dalam buku itu dijelaskan, terdapat 13 spesies yang menjadi anggota Suku Bovini atau Bovidae, termasuk di dalamnya adalah sapi dan banteng, yang sudah banyak diketahui orang.

Namun, ada juga spesies yang sangat terkenal dan karismatik, seperti bison amerika [Bison bison], dan juga spesies yang sangat sedikit diketahui manusia yang hidup di kawasan hutan terpencil, seperti saola [Pseudoryx nghetinhensis] di Vietnam dan Laos. Juga, spesies anoa [Bubalus depressicornis dan Bubalus quarlesi] yang merupakan endemik Pulau Sulawesi.

“Setidaknya, terdapat lima spesies ternak liar dari Suku Bovini yang sudah terdomestikasi dan memiliki hubungan dengan manusia sejak ribuan tahun lampau. Domestikasi spesies ini menyediakan manfaat sangat besar pada manusia, yakni untuk kebutuhan daging dan susu, serta sebagai hewan penggerak,” ungkap penulis.

Baca: Minimnya Pengetahuan Kita Tentang Kerbau

 

Bison amerika. Foto: Wikimedia Commons/Jack Dykinga/United States Department of Agriculture/Public Domain

 

Evolusi

Peneliti dan juga pengajar pada Departemen Konservasi dan Sumber Daya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Abdul Haris Mustari mengatakan, pada dasarnya semua kelompok sapi memiliki genus yang sama dengan banteng. Namun sebelum itu, sapi dan juga anoa, hewan endemik Sulawesi yang dijuluki sebagai sapi kerdil, memiliki suku yang sama yakni Bovini atau Bovidae.

Namun, evolusi lebih lanjut yang menyebabkan terjadinya perbedaan pada tingkat genus atau marga. Pada mulanya, memiliki suku atau tribe yang sama, tapi setelah terjadi evolusi genusnya menjadi berbeda: kalau sapi genusnya adalah Bos, maka anoa genusnya Bubalus.

“Jadi kesimpulannya sapi, anoa, ataupun kerbau itu memiliki leluhur atau nenek moyang yang sama, berasal dari Asia Selatan: kini India, Pakistan dan sekitarnya yang merupakan bagian dari benua raksasa Gondwana,” kata Haris Mustari kepada Mongabay Indonesia, awal Juli 2023.

Baca juga: Kenapa Anoa Dijuluki Kerbau Kerdil?

 

Kerbau yang dimanfaatkan tenaganya untuk membajak sawah. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Dijelaskannya lagi, dalam proses evolusi tersebut, sapi dan kerbau air pada akhirnya lebih adaptif pada habitat terbuka dan padang rumput. Hal ini menyebabkan badannya menjadi lebih besar dan perilakunya berkelompok.

Sedangkan anoa, hidup di hutan-hutan serta pegunungan dan juga topografi yang berat serta terjal. Tak sampai di situ, anoa juga hidup di hutan tropis yang memiliki vegetasi rapat, sehingga memaksa mereka beradaptasi dengan membentuk kelompok kecil. Bahkan, banyak yang berperilaku soliter dan tubuhnya menjadi lebih kecil.

“Dengan pertimbangan mudah memelihara serta badannya besar, yang berarti lebih ekonomis dengan bobot daging lebih banyak, maka manusia secara naluriah menjadikan sapi dan kerbau sebagai pilihan domestikasi,” ungkap Haris.

 

Anoa gunung. Foto: Dok. Abdul Haris Mustari

 

Exit mobile version