Mongabay.co.id

KBS Buka Surabaya Night Zoo, Kesejahteraan Satwa Diperhatikan?

Celepuk reban. Foto: Asep Ayat

 

 

Perusahaan Daerah Taman Satwa-Kebun Binatang Surabaya [PDTS-KBS] meluncurkan Surabaya Night Zoo, Minggu [25/6/2023]. Program ini dibuka untuk pengunjung setiap Sabtu dan Minggu, mulai pukul 18.00-22.00 WIB.

Sejumlah satwa yang dapat dilihat adalah ikan air tawar, ikan air asin, burung hantu, binturong, trenggiling, landak jawa, landak susu, mongose, puma, berang-berang cakar kecil, beruang, kalong, buaya, ular, serta satwa yang aktif malam hari.

Menurut Sekretaris PDTS-KBS, Wanto, segala sarana dan prasarana telah dipersiapkan cukup lama oleh managemen KBS. Persiapan tersebut adalah memastikan jalur pengunjung menuju wahana Surabaya Night Zoo ada pembatas. Tujuannya, tidak mengganggu istirahat satwa diurnal atau yang beraktivitas siang hari.

“Sudah kami persiapkan sebaik mungkin, khususnya di lokasi satwa nokturnal, sekitar area aquarium.”

Dari 15 hektar luas KBS, sekitar 1 hektar digunakan sebagai kawasan Surabaya Night Zoo.

“Semuanya spesies yang aktif malam hari,” ujarnya.

Baca: Kesehatan dan Perluasan Kandang, Prioritas Gajah Sumatera di Kebun Binatang Surabaya

 

Celepuk reban, jenis burung hantu yang aktif malam hari. Foto: Asep Ayat

 

Wanto memastikan tidak ada pencahayaan lampu terlalu terang sehingga dapat mengganggu satwa lain. Selain itu, pengunjung wajib menaati peraturan seperti tidak bersuara ramai, serta tidak memotret menggunakan flash.

“Ini aturan wajib,” tuturnya.

Pengunjung maksimal 100 orang, dengan berkelompok 20 hingga 25 orang, yang dipandu petugas KBS.

“Kami tetap mengedepankan animal welfare,” imbuhnya.

Pengunjung Surabaya Night Zoo dikenakan tiket Rp100.000 per orang. Khusus ber-KTP Surabaya, mendapatkan potongan 25 persen. Sementara, harga tiket pagi atau siang hanya 15 Rupiah per orang.

Baca: 74 Telur Menetas, Total Komodo di Kebun Binatang Surabaya Sebanyak 142 Ekor

 

Kawasan Surabaya Night Zoo, menampilkan satwa-satwa nokturnal koleksi KBS. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Perhatikan kesejahteraan satwa

Pendiri dan Ketua PROFAUNA Indonesia, Rosek Nursahid, mengingatkan setiap aktivitas lembaga konservasi harus mengutamakan kesejahteraan satwa. Perbaikan dan kelengkapan fasilitas di kandang satwa harus lebih diperhatikan, khususnya untuk menjaga perilaku serta ekspresi satwa tetap alami.

“Kesejahteraan satwa beraktivitas malam hari dan satwa diurnal atau yang beraktivitas siang hari, harus diprioritaskan.”

Aktivitas kunjungan jangan mengganggu satwa yang dipamerkan. Sebut saja, tidak boleh menyentuh, maupun menyalakan senter atau alat penerang.

“Itu kaidah yang tidak boleh dilakukan pada satwa malam. Prinsipnya tentang kesejahteraan satwa, meminimalkan stres dan penderitaan,” paparnya.

 

Binturong terlihat tidur di kandang show Dioprama Nocturna. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Lokasi atau zona yang benar-benar terpisah, menurut Rosek, akan sangat baik untuk memastikan satwa diurnal yang seharusnya beristirahat tidak terganggu suara pengunjung di zona nokturnal.

“Atau, dibuat area yang berbeda. Kalau masih berdekatan, karena dikhawatirkan akan mengganggu satwa diurnal. Secara umum, mereka punya jam biologis berbeda,” tandasnya.

 

Exit mobile version